SUDAH DITERBITKAN ✔️ TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU ONLINE INDONESIA ✔️
PART MASIH LENGKAP | HAPPY READING!
⚠️WARNING ADEGAN BUCIN DI LUAR NALAR YANG MEMBUAT ANDA BERTERIAK DAN TERSENYUM ⚠️
Dosen itu emang dominan sama tegas, dan galak tapi gimana k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kamu bicarain istri saya? Yang saya pertahanin itu permata, ada apa dengan kamu yang batu bata?"
-Rangga Raditya-
<3
Setelah dari rumah sakit Ai dan Rangga berkeliling di sebuah pasar, itu seperti tempat menjual, baju, makanan, boneka, pita, bahkan banyak hal lagi.
Ai menepis tangan Rangga tiba-tiba membuat Rangga menoleh.
"Kenapa?"
"Tau ah bete, pen beli truck! Masa mas suami dari tadi diliatin orang, ini kan punya Ai, kenapa diliatin terus?!" Pesona Rangga yang tampan nya luar biasa, bagaimana mungkin orang-orang tidak terpesona? Benar orang-orang di sekitar sejak tadi membicarakan Rangga, Rangga tersenyum.
"Cemburu?"
"Enggak!"
"Oke!" Rangga langsung berjalan meninggalkan Ai membuat Ai ternganga dan mengejar nya lalu memeluk nya.
"MAS SUAMI!"
Rangga berhenti saat merasakan tubuhnya di peluk oleh tubuh mungil Ai.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hangat!" Lirih Rangga pelan.
Rangga menoleh ke kanan untuk menatap Ai.
"Ini punya Ai!" Rangga tersenyum. "Dan yang ini juga punya saya," balas Rangga mencolek hidung Ai, Rangga menarik tangan istrinya agar berdiri di samping nya.
"Hm, gak usah cemburu, kita saling memiliki, peduli setan dengan tatapan orang ke saya, saya itu gak ada yang menarik selain muka kalau kamu beda lagi, bagian tubuh kamu semua nya menarik oleh sebab itu gak ada yang boleh natap kamu dengan serius." Ai mencolek hidung nya dan menggoda nya, "cie cemburu." Ai menjulurkan lidahnya bangga, Rangga meletakkan tangan nya ke puncak kepala Ai.
"Iya cemburu, makanya jaga perasaan saya ya?" Ai tersenyum dan mengangguk kan kepalanya. . . . . . . . . .
Rangga meminta Ai untuk menunggu di sebuah toko butik berteduh karena hujan, Ai sendiri di sana.
