48. LIAM DAN CEKER!

46.4K 3.8K 3.3K
                                    

Selamat malam semuanya.

Penuhi target untuk mendapatkan part selanjutnya 2,4k vote + 2k komentar.

Selamat membaca 🧡

“Begini, ada getaran yang terus berdetak di jantung Ai setiap hari ketika bangun pagi dan melihat wajah tampan ini tertidur seperti bayi!”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Begini, ada getaran yang terus berdetak di jantung Ai setiap hari ketika bangun pagi dan melihat wajah tampan ini tertidur seperti bayi!”

💗💗💗

*PRANGG

"Mas Rangga?"

Ai dan Rangga terkejut menoleh ke arah jendela Ai yang tiba-tiba pecah karena lemparan batu yang dibungkus dengan kertas.

"M-mas?"

Rangga langsung bangkit dan menghampiri Ai.

"Gpp, jangan kesana, kamu ke kasur dulu." Rangga menggenggam tangan Ai ke ranjang dan memakai sandal rumahnya, Rangga meraih sweeter nya untuk dipakai lagi.

"Ke ranjang aja pakai pegangan tangan." Goda Ai tersenyum.

Rangga menatapnya dan mengacak rambut nya.

"Iya, gak mau saya biarin kamu sendiri!"

"Aaaa ... mas Rangga, rambut kriwil Ai, acak? Hiks!" Ai tidak menangis tapi dia berpura-pura dengan mengucapkan 'hiks'.

"Biarin, tunggu bentar." Ai juga kepo jadi dia memperhatikan Rangga dengan serius.

Rangga memgambil batu itu dan melihat isi kertas itu, pria itu sedikit terdiam.

"Itu apa mas?" Rangga terdiam sejenak.

"Ai, saya gak tau mau berapa lama nyembunyiin ini, tapi teror ini selalu bikin saya mikir, cepat atau lambat kamu akan tau semuanya."

"Bukan apa-apa, kayaknya orang iseng deh."

*Tok tok tok

Rangga spontan meremas kertas itu ketika mendengar suara ketukan pintu.

Pria itu menyimpan kertas itu di dalam kantong celananya dan segera bangkit.

"Ada apa? Kok ada yang pecah?" Mama Susan dan mama Yuni masuk.

"Kayaknya orang iseng kata mas Rangga." Ai menjawab pertanyaan mereka.

"Kamu gak kena pecahannya kan Ai?" Tanya Susan, Ai segera menggelengkan kepalanya.

"Rangga kena?" Tanya mama Susan ke menantunya.

"Enggak kok, Mama tidur aja biar Rangga yang bersihin."

"Bisa Sendiri?" Tanya Yuni meremehkan Rangga.

"Please deh ma, Rangga itu serba bisa!"

"Ya udah bye." Ai tersenyum kecil melihat perdebatan kedua orang itu, Rangga meraih pungki dan sapu untuk menyapu pecahan kaca di kamar Ai.

My Posesif Dosen | SUDAH DITERBITKAN ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang