SUDAH DITERBITKAN ✔️ TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU ONLINE INDONESIA ✔️
PART MASIH LENGKAP | HAPPY READING!
⚠️WARNING ADEGAN BUCIN DI LUAR NALAR YANG MEMBUAT ANDA BERTERIAK DAN TERSENYUM ⚠️
Dosen itu emang dominan sama tegas, dan galak tapi gimana k...
ADA YANG MAU JEMPUT PAK RANGGA SAMA AI? HIHI ... THR NYA JANGAN DIHABISKAN YA, SISAIN BUAT JEMPUT AI SAMA PAK RANGGA 🤧
TENANG KOK MASIH LAMA MAKANYA TABUNGAN JANGAN DIHABISIN!!!
OKE?! SEKIAN BUAT YANG NANYA VERSI CETAK 🙈
40. BERTAHAN TERLUKA
_____________________________
H A P P Y R E A D I N G _____________________________
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"AKU TIDAK AKAN PERGI SEKALIPUN KAMU MENGUSIR KU!" -Dimas Rivaldiano-
***
"AIIIII HIKS GAK MAU!" Rangga menangis karena ditarik Ai untuk masuk ke toko penjual katak, Rangga begitu jijik dan takut pada kodok ataupun katak karena merasa binatang itu kotor.
Ibu hamil satu itu dengan sumringah menarik Rangga untuk masuk ke toko itu meskipun Rangga sudah berusaha keluar.
Habis nasib Rangga di buat oleh Ai akibat ngidam nya. . . . . . . . . . .
"Ih lucu kataknya!" Ai meletakkan katak itu ke atas telapak tangan nya dan mendekatkan itu ke Rangga membuat Rangga bergidik geli dan lari namun bukan Ai kalau menyerah.
Dia segera mengejar Rangga.
"Ayok mas cium katak nya!" Rangga menutup matanya dan menaikkan bahunya lantas menggeleng kan kepalanya jijik.
"Bagusan sekarang kamu nyuruh saya makan sate bumbu rujak satu gerobak daripada saya cipokan sama katak, huek ...." Perut Rangga mual dan berlari ke luar untuk muntah.
"Yha tunggu ya pangeran katak, Ai susul dulu mas bayi!" Ai meninggalkan katak itu untuk kembali ke sarang nya.
Padahal katak itu tampak menggemaskan dan lucu. . . . . . . . . .
"Huekkk ..." Rangga benar-benar muntah dan mual sampai lemes.
"Ah mas lemah!"
"Kamu aja yang cium dia!" Ai memanyunkan bibirnya.
"Ya udah kalau dedek bayi nya ileran mas tanggung jawab, ayok pulang!"
"Lho? Kok ngambek sih?" Ai meninggalkan nya namun Rangga segera mengejar nya dan menghela nafasnya.
