Chapter 01 - Butterfly

19.4K 1.1K 245
                                    

Hari itu tak seperti biasanya, sedikit mendung, padahal sepertinya belum waktunya musim penghujan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari itu tak seperti biasanya, sedikit mendung, padahal sepertinya belum waktunya musim penghujan. Mentari pun sepertinya enggan bersinar, dia memilih bersembunyi di balik awan. Mungkin untuk sebagian orang akan merasa malas keluar saat cuaca seperti ini, apalagi langit tampak tak bersahabat. Tak cerah, bahkan cenderung gelap. Semilir angin pun terasa dingin dan sedikit basah, pasalnya kini langit telah menurunkan titik air yang akan membasahi bumi. Tak deras, namun sangat bisa membuat pakaian yang mereka kenakan basah.

Seseorang tampak keluar dari sebuah flat tak jauh dari sebuah bangunan tinggi dan besar, rumah sakit. Flat itu memang disediakan untuk pegawai yang memang ingin tinggal atau jika tempat tinggal mereka jauh dari tempat mereka bekerja. Karena sewaktu-waktu mereka bisa saja akan mendapatkan sebuah panggilan darurat soal pasien yang sedang mereka rawat ataupun panggilan darurat lainnya; operasi misalnya.

Seseorang tampak berdiri di sebuah lobby, dia bahkan telah mengenakan lengkap seragamnya berikut nametag yang terpasang. Sebuah jas berwarna putih selalu membalut tubuhnya setiap dia akan menuju sebuah gedung tak jauh dari flatnya. Sebenarnya dia pun jarang tinggal di flat itu, hanya sesekali dan jika dia malas kembali ke apartment karena terlalu lelah dengan pekerjaannya.

Lelaki itu masih berdiri, mengamati langit yang sedikit grlap dari kejauhan. Untung saja, tak ada panggilan darurat ataupun jadwal operasi hari ini, jadi dia pun sedikit lebih santai sembari menunggu hujan reda. Hingga seseorang berdiri di sampingnya, seorang wanita mengenakan seragam bertuliskan nama rumah sakit yang sama; SGH Hospital.

"Selamat pagi, Dokter," sapa wanita itu ramah, dia pun tampak tersenyum manis.

"Selamat pagi, Hana ssi!" balasnya tak kalah ramah, dia pun menyunggingkan senyuman. "Apa menunggu kekasihmu? Apa dia terlambat lagi?" imbuhnya saat netranya mencari sosok orang lain.

"Dokter mengetahuinya?" ucap wanita itu sedikit malu. "Mungkin karena sedang hujan makanya dia terlambat. Uhm, apa dokter juga sedang menunggu seseorang?" Wanita itu menatap sang dokter, tatapannya menyidik, dia hanya ingin membuktikan rumor yang belakangan ini beredar di rumah sakit tempat mereka bekerja.

"Aku hanya menunggu hujan berhenti, Hana ssi. Aku sangat malas mengeluarkan mobilku saat hujan seperti ini, lagipula jarak dari sini ke rumah sakit tidak terlalu jauh. Aku lebih suka menggunakan sepeda ataupun berjalan kaki, lebih sehat," jelasnya.

"A~ah, saya mengerti. Saya pikir anda menunggu seseorang. Dokterㅡ" ucapan wanita itu terjeda kala lelaki di sampingnya yang mengenakan jas dokter itu melambaik ke arah seseorang.

"Kekasihmu sudah datang!" potongnya.

Sang wanita pun menoleh, mengikuti tatapan lelaki yang dia panggil dokter itu. Kemudian tersenyum setelahnya. Kekasih dari wanita itu tampak sedikit berlari menghindari hujan, namun percuma sebagian bajunya kini basah.

LOVE VIRUSWhere stories live. Discover now