Chapter 03 - Rivals

8.1K 788 120
                                    

Setelah menutup panggilan teleponnya dari sang eomma, Taehyung segera memasuki lobby rumah sakit, menuju ke basement untuk memarkir mobilnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah menutup panggilan teleponnya dari sang eomma, Taehyung segera memasuki lobby rumah sakit, menuju ke basement untuk memarkir mobilnya. Karena tak mungkin berada di dalam rumah sakit, maka Taehyung pun menuju sebuah cafe tak jauh dari area rumah sakit. Di samping cafe itu terdapat taman dengan rumput yang menghijau. Beberapa tumbuhan tampak berbunga, Taehyung tersenyum tipis.

"Tak secantik dokter Jeon," monolognya pelan. Dia pun memasuki cafe, setelah memesan minuman dingin, dia pun memilih duduk di sebuah kursi yang terletak di sudut ruang itu. Di samping dinding kaca, hingga sangat mudah baginya menatap keadaan di luar. Iced chocolate adalah pilihan Taehyung untuk menemaninya menghabiskan waktu sembari menunggu Jungkook selesai dengan tugasnya.

Satu jam berlalu, beberapa orang tampak masuk dalam cafe itu. Beberapa di antaranya memakai jas dan bertuliskan nama rumah sakit yang sama dengan Jungkook. Dan orang lainnya adalah dua orang perawat. Setelah mereka memesan minuman dan makanan kecil, mereka duduk di kursi dan dekat dengan posisi Taehyung. Dan mereka pun mulai berbincang dan bergosip.

"Apa kau lihat tadi? Dokter Jeon berjalan berdampingan dengan dokter Lee. Mereka serasi sekali," ucap salah seorang perawat. "Ternyata rumor itu benar adanya. Dokter Lee Jaehyun tertarik dengan dokter Jeon Jungkook. Wah, aku sangat tidak sabar mendengar berita mereka resmi berpacaran," lanjutnya.

"Dokter Lee pun tak pernah menanggapi jika ada seseorang yang menyukainya. Sepertinya dia benar-benar menyukai dokter Jeon. Mereka sangat cocok, manis dan tampan," sahut yang lainnya.

"Bermimpi!" ucap Taehyung pelan.

Salah seorang perawat yang mendengar ucapan Taehyung pun menoleh ke arahnya. Sejenak terpesona dengan ketampanan Taehyung, perawat itu berdehem lalu menyenggol siku salah satu rekannya. Dengan gerakan matanya yang memberi isyarat, maka mereka pun menoleh. Dan reaksi pun sama, mereka terpesona. "Aku tidak tertarik pada kalian jadi berhenti menatapku!" ucapnya pelan namun masih terdengar jelas oleh mereka. Mereka pun memalingkan wajahnya, meskipun masih tampak dari mereka mencuri pandang. Taehyung kembali menyedot minumannya. Dia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Sudah waktunya makan siang. Apa dia sudah makan? Dimana dia biasa menghabiskan waktu makan siangnya? Apa makanan yang dia sukai?

Taehyung berdehem sejenak, "Nona, apa kau tahu dimana dokter-dokter itu makan? Cafe ini sangat dekat dengan rumah sakit, tapi tak banyak yang datang," tanyanya.

"Ada beberapa di kantin rumah sakit, pesan antar, atau keluar ke restoran mahal. Kalau cafe ini akan ramai pada sore hari, banyak dokter yang akan singgah," balas salah seorang perawat ramah lalu tersenyum setelahnya. Taehyung mengangguk tanda paham. "Apa kau mencari seseorang?"

"Dokter Jeon! Dimana dia saat makan siang seperti ini?" sidiknya.

"Ah, dokter Jeon. Dia jarang sekali keluar untuk makan siang. Karena memang tidak perlu, apa kau tahu, sebelum makan siang saja sudah banyak yang mengiriminya makanan. Bahkan tidak habis untuk kami makan sampai makan malam. Banyak yang menyukai dokter Jeon, dia dokter yang sangat ramah, dan baik," jelas perawat itu. "Tapi, jika tak salah, dokter Jeon sering menghabiskan waktu makan siangnya di rooftop. Disana adalah tempat favoritnya untuk melepas penat dan lelah, apalagi kalau dia banyak menangani pasien."

LOVE VIRUSWhere stories live. Discover now