02. Basic Life Question

4.4K 725 21
                                    

Jeffian sedang menikmati makan malam bersama kedua orang tuanya.

Kehidupan Jeffian sebagai anak tunggal sungguh membuat banyak orang iri, alasan pertama karena tentu seluruh kekayaan orang tua akan hanya jatuh kepadanya nanti dan hal lainnya yang membuat banyak orang iri adalah keharmonisan keluarga Jeffian.

Ayah dari Jeffian adalah seorang pemilik bisnis real estate, sementara ibunya memiliki butik di salah satu mall besar di Jakarta. Jeffian sendiri merupakan lulusan universitas luar negeri di mana ia berhasil masuk karena kecerdasannya, bukan jalur lainnya.

Ayah dari Jeffian begitu taat beribadah dan selalu mengajarkan banyak hal-hal baik pada Jeffian, ibu dari Jeffian juga merupakan orang yang ramah dan pribadi yang perhatian pada orang-orang yang dikenalnya. Jeffian sendiri merupakan anak penurut, ya walau kadang sedikit keras kepala, tapi lebih banyak hal positif yang ia miliki. Keluarga mereka benar-benar di-idamkan banyak orang.

"Pa, hari Sabtu depan anaknya Pak Sadjiwo nikah, kita diundang," ucap mama Yuna, ibu dari Jeffian yang tubuhnya ramping dan tinggi itu.

"Oh, ya sudah, kita datang berdua Ma, Papa juga lagi kosong Sabtu depan," jawab papa Sion, ayah dari Jeffian yang suka memakai jam tangan mahal itu.

"Oke, kita mau bawa kado gak?" tanya mama Yuna lagi.

"Uang saja cukup mungkin ya? Nanti kita malah salah beli kado lagi," jawab papa Sion.

Jeffian masih terdiam saja, fokus dengan makanannya. Sementara di sisi lain mama Yuna sudah melirik anak semata wayangnya itu.

"Anak-anak dari teman-teman kita sudah banyak yang nikah ya, Pa?" tanya mama Yuna sambil melirik Jeffian, iya pertanyaan itu sengaja disampaikan untuk menyindir seorang jomblo di meja makan itu.

Papa Sion langsung saja paham kode dari mama Yuna, ia pun segera menjawab, "iya juga, hahaha, kita kapan ya, Ma?"

Tentu telinga Jeffian mendengar setiap kata yang keluar dari mulut kedua orang tuanya itu, tapi untuk saat ini ia masih memutuskan untuk diam saja, pura-pura tidak mendengar walau sebenarnya sih, tampak mustahil.

"Hahaha, gak tahu juga nih, Pa, kemarin anaknya Tiffany sudah melahirkan, lucu loh cucunya, Mama jadi mau punya juga nih," ucap Yuna, masih melirik Jeffian yang cuek.

"Haha, Papa juga jadi gak sabar buat gendong cucu," respon papa Sion.

Namun pihak yang disindir masih asyik dengan dunianya sendiri, memotong daging rendang dan lalu melahapnya. Mama Yuna pun menghela nafasnya dan memutuskan untuk langsung bertanya pada anaknya itu.

"Jeff, kamu sudah ada pacar atau belum?" tanya mama Yuna.

Akhirnya Jeffian mengangkat pandangannya dan bertemu tatap dengan mama Yuna, "belum."

Kedua orang tuanya menghela nafas berbarengan.

"Cari pacar buruan, calon istri kalau bisa," suruh mama Yuna lagi.

"Hm, oke, kalau Jeffian sudah punya cukup uang buat beli rumah," jawab Jeffian.

"Loh, kan rumah Pondok Indah sudah Papa kasih buat kamu? Buat apa beli rumah lagi?" tanya papa Sion, menatap anaknya dengan serius.

"Pa, Jeffian mau menikmati hasil kerja keras Jeffian sendiri."

"Ya silahkan, tapi kamu juga sambil cari kenalan, Papa sama Mama sedih lihat kamu sendirian terus, temannya cowok semua, haduh," keluh papa Sion.

Jeffian hanya terdiam saja.

"Atau mau Mama carikan kenalan-"

"Gak Ma, Jeffian gak mau dijodohkan kayak begitu," ucap Jeffian segera.

Self Forced MarriageWhere stories live. Discover now