29. Bahagia dan Sedih

2.9K 415 31
                                    

Roseanne membuka matanya saat mendengar alarm ponselnya berbunyi.

Ia terduduk dari posisi tidurnya, menahan selimut yang menutupi tubuhnya untuk meraih ponselnya yang kini berada di meja sebelah tempat tidur.

Pukul 4 pagi.

"Roseanne, sini," panggil Jeffian seraya meraih pinggang sang istri di balik selimut itu.

"Sudah pagi Jeff, kita harus siap-siap kerja," balas Roseanne saat Jeffian sukses menarik wanita itu ke dalam pelukannya, ponsel masih di tangan Roseanne.

Jeffian membuka matanya, melirik ponsel milik istrinya untuk melihat jam, "masih jam 4,"

Pria itu memejamkan matanya lagi seraya mengeratkan pelukan itu seraya bergumam dengan nada yang dibuat imut, "dingin, dingin."

"Jeff, lepas gak, aku mau olahraga dulu sebentar," ucap Roseanne.

"Kan udah tadi," ucap Jeffian.

"Jogging, aku mau jogging," koreksi Roseanne segera.

Jeffian menghela nafasnya, dengan mata yang masih tertutup ia bertanya, "mau aku temanin gak?"

"Gak usah aku bisa sendiri-"

Dan tepat pada saat itu terdengar suara petir menggelegar dan segera disusul dengan suara hujan yang begitu deras.

"Loh ...." Roseanne langsung merasa kecewa sementara sebuah senyum bahagia muncul di wajah Jeffian.

"Nah, hujan, kita cuddling aja sampai jam 5," bisik Jeffian.

"Gak mau ah, lengket," tolak wanita itu.

Jeffian akhirnya membuka kedua matanya lebar-lebar, "mau mandi gak?"

"Nah, mending mandi terus kita buat sarapan sambil bersih-bersih kamar," jawab Roseanne.

Jeffian pun lalu duduk, melepas Roseanne dari pelukannya, masih dengan senyuman di wajahnya itu, "aku nyalakan heater nya dulu."

Jeffian yang hanya sempat memakai boxer nya itu pun hendak beranjak turun dari ranjang tetapi wanita itu sgera berucap, "sekalian kamu mandi duluan."

Pria itu sontak menoleh pada Roseanne kemudian meraih pergelangan tangan istrinya, "bareng dong, to save times."

Tetapi Roseanne menggelengkan kepalanya.

Walau begitu Jeffian tidak kalah akal, "loh ini buat meningkatkan probabilitas kita tahu."

Dan Roseanne segera paham bahwa Jeffian sungguh-sungguh punya maksud lain dari sekedar mandi bersama.

"Aku bisa scrubbing punggung kamu, hitung-hitung latihan waktu kamu hamil nanti, pasti tangan kamu kesusahan buat scrubbing punggung kan?"

"Sok tahu."

"Gak sok tahu ini, aku dikasih tahu sama papa aku."

Roseanne hanya menatap Jeffian sebelum ia memejamkan matanya dan memunggungi sang suami yang sudah bersemangat itu.

"Kok malah tidur lagi? Ayo," ajak Jeffian.

"Duluan aja."

Jeffian pun menarik selimut yang menutupi tubuh Roseanne dan wanita itu dengan segera menahan selimutnya, ekspresi wajahnya tampak kesal, "Jeff, jangan ditarik! Aku gak pakai apa-apa!"

"Nah, itu artinya siap mandi, ayo!"

"Kamu sendiri aja."

"Ayo, sayang."

Dan pagi buta yang indah diiringi hujan yang turun dengan deras itu berakhir sesuai kemauan Jeffian karena Roseanne tidak bisa berkutik saat Jeffian menarik kakinya ke tepi ranjang sebelum akhirnya menggendong, paksa tentu saja, membawanya menuju kamar mandi.

Self Forced MarriageWhere stories live. Discover now