Prolog : New Life II

3.2K 245 15
                                    

Tok. Tok. Tok.

Cklek.

"Tuan besar Zacky, s-selamat datang." Wanita itu mempersilahkan Zacky masuk ke dalam rumahnya dengan keringat juga nafas yang pendek. Rasa takut seakan mencengkeram jantungnya.

"Hania," Zacky memanggil wanita itu, tidak berbalik badan ke arah belakang. "Untuk apa kau membawa Aldo kepadaku? Kau ingin menghancurkan semua yang ku rancang?"

"Tentu tidak." Hania menjawab cepat, nadanya gugup ketakutan. "Tuan besar, aku― aku hanya berfikir, jika Aldo ku berikan padamu, kau mau menemuiku dan membantuku untuk―"

"Untuk bertemu dengan Ilario?" Zacky menyela, menoleh ke belakang dengan tatapan datar dan mematikannya. "Kau memperalatku, Hania?"

Wanita itu jatuh berlutut dan menghampiri kaki Zacky dan menangis. "Ampun Tuan Besar, aku― aku tidak bermaksud memperalat Tuan besar, aku hanya ingin membalaskan dendam ku padanya, Tuan!" Hania memberikan pernyataan yang jujur, dengan tatapan matanya yang berubah tajam dan penuh dendam. "Aku ingin bertemu dengannya, dan―"

"Membunuhnya?" Zacky tertawa sambil menggelengkan kepalanya. Dia menarik rambut Hania agar berdiri dan memberikan tatapan meremehkan. "Kau fikir membunuh seorang Mafia dengan asisten sepintar Lucire bisa kau bunuh? Bahkan menjatuhkannya saja kau tidak mampu, Hania." Kata Zacky menyadarkan dengan kekehan kecil.

Zacky melepaskan jambakannya, dan membelakangi Hania. Sedangkan wanita itu diam― tidak bergerak dengan pandangan kosong. Zacky menatap bingkai kecil di atas etalase, kemudian tersenyum. "Karena itu, kau membutuhkanku Hania. Kau membutuhkanku untuk menjatuhkannya sampai titik terendah. Tidak akan menyenangkan membunuhnya setelah apa yang dia perbuat padamu bukan Hania? Dia harus merasakan bergelandang tanpa siapapun di sisinya," Zacky menoleh ke belakang, menatap Hania dengan senyum lebar. "Itu setimpal bukan?"

Hania mengangguk, "A-anda benar.. karena dia, aku tidak bisa kembali ke rumah, aku tidak bisa bersama keluargaku dan tidak bisa memeluk putraku dan suamiku.." Hania mengepalkan tangannya erat, dengan tatapan kosong penuh dendam. "Dia harus merasakan apa yang aku rasakan dulu."

"Benar." Zacky mengangguk. Menghampiri Hania, dan memegang sebelah pipi wanita itu. "Untuk itu, kau harus bersabar dan ikuti rencanaku. Menjatuhkan Ilario tidak semudah menulis di atas kertas, Ilario itu Gurita, harus lebih pintar untuk menjatuhkannya. Karena meskipun dia mati, tentakelnya masih hidup. Kau mengerti?"

Hania menegak salivanya dan mengangguk.

Zacky kemudian keluar dari rumah Hania, meninggalkan wanita itu yang masih termenung di tempatnya. Perlahan Hania berjalan ke arah pintu dan menutupnya. Punggung Hania merosot di pintu, dan tatapannya masih kosong.

"Ak-ku pastikan.. Ilario akan merasakan apa yang aku rasakan belasan tahun lalu.."

***

Pukul 6.34, Crana sudah di siapkan El untuk pergi ke sekolah. Di hari pertama, Crana sudah semangat bahkan meminta El untuk menata rambutnya supaya terikat rapi. Kesan pertama harus baik, seterusnya Crana sudah pikirkan.

"Eli, Papa dan Kak Doyoung di mana?"

"Mereka menyiapkan sekolahmu." Jawab El menyelesaikan ikatan rambut Crana. "Jangan melakukan hal yang mencurigakan atau mengungkap identitas. Kalau melakukannya, kau mati." Peringat El membuat Crana tersenyum tipis.

"Tenang saja." Crana menunjukan gerakan mengunci mulut dan membentuk tanda oke, lalu tertawa. "Kau tau Eli? Meskipun aku tidak takut kematian atau Papa, tapi aku masih ingin hidup dan menghabiskan usia panjangku!"

"Kau yakin kau berumur panjang?" El bertanya jahat. Crana cemberut, lalu menggerutu. "Sudah, sekarang kita turun." Ajak El mengambil tangan Crana dan mengajak anak perempuan itu keluar dari kamarnya.

THE DEVIL FAMILY (DE' ILARIO SEASON 2)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora