Home Grow

1.1K 162 0
                                    

Habis semalaman Crana di marahi El. Perilakunya saat menghentikan Haru sangat lancang. Dia beruntung Doyoung sempat mengikutinya, jadi lelaki itu bisa mengambil alih kemarahan Haru. Saat itu, dia fikir dia yang akan di tembak, tapi ternyata Doyoung datang dan membawa Haru pergi.

Sekarang di kelas, anak perempuan itu sangat mengantuk. Tidak ada ucapan guru yang masuk di telinganya. Maile yang merupakan teman sebangku Crana, selalu melirik Crana. Meskipun Maile menganggap Crana menakutkan, tetap saja anak itu selalu mengambil alih fokusnya.

Tiba-tiba Crana mengangkat kepalanya, kemudian mengunjuk jari. "Bu, aku merasa pusing, boleh pergi ke UKS?"

Crana memang di izinkan, tapi Maile ikut imbasnya. Bu Guru takut Crana pingsan, jadi Maile di minta untuk mengantar Crana dan menunggu disana jika-jika Guru Kesehatan tidak ada.

Sampai di UKS, Crana naik ke atas kasur dan langsung menidurkan dirinya. Matanya terpejam, tidak kuat dengan cahaya yang masuk lewat jendela dengan tirai terbuka. Tapi dia merasakan cahaya itu perlahan menghilang, di iringi dengan suara tirai tertutup.

"Kau tidak sakit kan?" Maile menebak, berdiri di depan tirai.

"Kau mau bilang pada Ibu Guru kalau aku bohong?" Crana balas menebak, keningnya mengernyit tipis. "Kalau iya, kau pengaduan."

"Dan kau pembohong." Maile tidak mau kalah, "Lagipula aku tidak akan mengatakan apapun pada Guru."

"Baguslah." Crana tersenyum lega. "Kalau gitu kau kembali ke kelas saja. Bilang pada Ibu Guru kalau Guru kesehatan sudah datang." Kata Crana membuat Maile menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak ingin berbohong." Balas Maile, membuat Crana meliriknya dari balik lengannya yang menutupi kedua matanya. "Orang tuaku yang berpesan, jangan berbohong."

Ketika ingin berbicara lagi, Guru kesehatan masuk ke dalam ruangan dengan botol minum di tangannya. "Ada pasien kecil ternyata. Kau sakit apa?" Tanya Guru kesehatan ramah, mengecek suhu badan Crana.

"Hanya butuh tidur saja, kumohon, Ibu jangan bilang pada wali kelasku ya?" Pinta Crana memilih mengatakan sejujurnya. Ucapan Maile yang membuatnya mau mengatakan jujur.

Guru kesehatan itu hanya menunjukan senyumannya. "Baiklah. Tapi jangan tertidur lebih dari jam istirahat ya." Pesan Guru kesehatan di angguki Crana. Guru itu kemudian menatap Maile, "Kamu kembali ke kelas saja."

Anak laki-laki berkacamata itu menganggukan kepalanya. Dia berdiri, membungkuk rendah lalu pergi dari ruang kesehatan.

***

Pagi ini, Doyoung di ajak Haru pergi ke suatu tempat. Haru bilang tempat yang akan mereka kunjungi adalah tempat dia tumbuh. Pasti rumahnya. Doyoung merasa tidak sabar, seperti apa bentuk rumah seorang Pria kelahiran darah biru di sebelahnya.

Tapi saat sampai, Doyoung tidak bisa berkata apapun― rumah di depannya terlalu di luar ekspektasi. Design rumah sederhana yang berlapiskan kayu jati kokoh. Lokasinya berada di pinggir kota, bahkan hampir masuk ke dalam wilayah hutan.

"Kau benar-benar tinggal disini?" Doyoung bertanya, Haru mengangguk-inya dengan enteng.

Pria itu menggenggam tangan submissivenya dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. Tidak ada yang masuk ke rumah itu selain mereka berdua. Ketika di dalam, Doyoung melihat rumah ini dalam kondisi rapi dan bersih. Tidak ada debu yang menempel di benda-benda disini, semuanya tampak terurus.

"Siapa yang merawat rumah ini?"

"Lucire." Haru menjawab, nadanya terdengar rendah. "Padahal rumah ini tidak ada kenangannya sama sekali, dia sangat membuang waktu." Gumamnya mencemooh, tapi dengan ekspresi yang lain.

THE DEVIL FAMILY (DE' ILARIO SEASON 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang