Agreement

623 86 7
                                    

"Selamat tinggal, Maile!" Crana melambaikan tangannya pada seseorang yang sudah lebih dulu masuk mobil. Crana menggelengkan kepalanya kemudian masuk ke dalan mobil yang di sebelah joknya, Elijah sudah duduk. "Lelah."

"Siapa yang kau lambaikan tangan?" tanya Elijah sembari memberikan botol minum berkeringat pada Crana. Crana tidak langsung menjawab, sibuk meneguk isi botol.

"Hanya teman," jawab Crana, memberikan lagi botolnya pada Elijah. "Kan aku sudah bilang, aku bersekolah karena ingin berteman." ingat Crana membuat Elijah diam saja.

Mobil bergerak, dan hanya ada keheningan. Crana memejamkan matanya, menyamankan dirinya. Tapi tidak lama, Crana tertawa kecil membuat Elijah menolehkan kepala ke arahnya.

"Lucu." cicit Crana, membuka matanya. Dia menoleh, menatap Elijah, "Ya, kan, Eli?"

"Apa maksudmu?"

Crana menegakkan punggungnya, lalu menatap Elijah dalam-dalam. "Temanku," ucapnya dengan senyum kecil, sementara Elijah menaikkan satu alisnya. Crana terkekeh, Elijah pasti tidak mengerti. "Aku akan menceritakannya pada papa."

Elijah menghela nafasnya berat, "Jangan ceritakan sesuatu yang tidak penting pada Il-"

"Tidak, Eli." potong Crana, "Papa akan suka." lanjutnya dengan senyum terbaiknya.

Perjalanan berakhir ketika mobil masuk ke dalam kediaman Ilario. Crana turun cepat dari mobil, dan berlari masuk ke dalam rumah. Ketika dia masuk, pemandangan yang tidak dia pikir akan ada, terpampang nyata di hadapannya.

"Papa, Kak Doyoung, Aldo!" sebut Crana tersenyum lebar pada tiga orang yang duduk di meja makan. Kakinya berlari mendekat hingga dia sampai ke dekat Doyoung yang menyambutnya dengan senyuman.

"Aku pikir kau akan pulang siang." kata Doyoung, mengusap rambut Crana.

Crana tersenyum saja, lalu menghampiri Haru dan menarik dasi pria itu yang tidak memberikannya atensi. Haru mengerutkan keningnya, memutar bola matanya sebelum menurunkan wajahnya yang langsung disambut bisikan oleh Crana.

Mendengar bisikan itu, Haru menatap Elijah yang baru masuk. Kemudian dia kembali menegakkan tubuhnya, melirik Crana sebentar sebelum berdekhem. "Aku akan bicara sebentar dengannya." kata Haru menatap Doyoung, "Kau sarapan duluan." lanjutnya.

Kemudian tatapannya beralih ke Aldo yang makan dengan tenang, sebelum akhirnya berdiri dan pergi bersama Crana.

Di ruangannya, Crana duduk di sofa dan Haru duduk di kursinya. Matanya memperhatikan Crana, kemudian mengetuk meja. Crana mengerti kode itu, tapi dia tetap diam sambil tersenyum lebar.

"Hhh, katakan cepat."

Crana terkikik, sebelum dia menatap Haru jenaka. "Temanku, Maile." ucapnya, kemudian menggigit bibirnya agar tidak tertawa lagi. "Dia dikelabui oleh pengasuhnya yang mengatakan kedua orang tuanya dibunuh oleh mafia." lanjutnya membuat Haru menaikkan satu alisnya.

"Kau tau sekarang kau di Italia kan? Itu bukan hal-"

"Padahal aku dengar sendiri saat itu, saat pertama kali aku melihat pengasuh Maile, wanita itu bertelfonan dengan seseorang. Ayah tau apa yang dikatakannya?"

Haru diam.

"Si babi berkacama itu sudah percaya denganku. Tidak perlu khawatir. Itu yang dia katakan." Crana tersenyum, kemudian melesehkan punggungnya di sofa, "Tapi kalau aku mengatakan itu padanya, dan dia marah, dia bisa apa?"

"Bagaimana kalau Maile mati dibunuh juga?"

Kemudian Crana tertawa, "Terkadang, menjadi tidak tau itu lebih baik, kan." ucapnya.

THE DEVIL FAMILY (DE' ILARIO SEASON 2)Where stories live. Discover now