Lust

1.4K 124 8
                                    

⚠️18+

Setelah keluarnya Aldo dari ruang bawah tanah, anak itu dipindahkan ke kamar tamu— tentunya jauh dengan kamar yang lain. Saat ini, Doyoung berada sendiri di kamar. Elijah pergi menjemput Crana pulang sekolah, sedangkan Haru belum kembali.

Doyoung berkeliling guna untuk menghentikan rasa bosannya. Setelah mandi, energinya kembali penuh dan sangat segar sehingga sayang hanya untuk berada di kamar.

Lelaki itu berhenti di depan kamar Crana. Dia masuk ke dalam, kemudian melihat ruangan yang tidak seperti khas anak perempuan. Crana memang memiliki kelainan dari anak-anak seumurannya. Terkadang Doyoung berfikir keras hanya untuk memikirkan kenapa Crana bisa tumbuh seperti ini?

Melihat-lihat sekitar, Doyoung berhenti di depan meja belajar Crana. Sangat rapi, tidak ada buku sama sekali. Alat tulis bahkan tidak ada.

guk! guk!

Doyoung mengalihkan atensi ke arah Dobby yang mengusel di kakinya. Doyoung tersenyum, lalu berjongkok di sebelah anak anjing itu. Tangannya mengusap-usap bulu lembut dan lebat Dobby.

Tidak sengaja, pandangannya terarah ke kertas yang tergeletak di lantai— terselip antara meja dan tembok. Doyoung mengerutkan alisnya, dan bergerak ke bawah meja untuk mengambil kertas yang terselip.

Itu sebuah foto cetak.

Melihat Crana dengan seorang wanita di dalam foto membuat Doyoung terkejut. Wanita yang dia bunuh dengan tangannya sendiri, memang Ibu Crana. Dan tepat di depan mata Crana, dia membunuh Ibunya.

"Kenapa aku baru merasa tidak enak seperti ini?" Batinnya bertanya. Sebelum ini, dia tidak pernah memikirkan masa kelam itu. Crana juga terlihat tidak apa-apa. Dia selalu baik-baik saja bersamanya dan orang-orang di rumah ini.

tin! tin!

Doyoung terbangun dari renungannya. Lelaki itu berdiri mengetahui suara mobil itu miliki Haru. Dia menatap sebentar foto itu, lalu memasukkan ke saku belakang dan memilih keluar dari kamar Crana.

Setelah keluar dari kamar Crana, Doyoung menuruni tangga dan menghampiri Ilario yang sedang berbicara serius dengan Lucire. Karna tidak mau mengganggu, Doyoung memilih pergi ke dapur untuk membuat kopi.

Setelah selesai membuatnya, Haru tiba-tiba memeluk pinggangnya sehingga dia tidak bisa berbalik badan. Bau darah langsung tercium di hidung Doyoung. Pantas saja Haru terlihat serius berbincang dengan Lucire. "Pasti tentang keuntungan penjualan gelap." Batinnya menghela nafas.

"Kenapa kau menghela nafas dengan berat begitu? Ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Haru semakin memeluk pinggang Doyoung erat. "katakan padaku, akan aku bereskan."

"Kalau begitu, bereskan dirimu sendiri." Ketus Doyoung, berusaha lepas dari pelukan Haru. Pria Ilario itu semakin mengeratkan pelukannya, membuat Doyoung mendecak pelan, "Lepas. Haru—"

Belum selesai Doyoung berbicara, Haru sudah membalik tubuhnya hingga tubuhnya berhadapan dengan Haru juga dihimpit oleh meja dapur. Wajah pria itu semakin dekat, membuat bau darah semakin tercium.

"M-menjauh."

"Ada apa ini? Kenapa kau memintaku menjauh?" Tanya Haru, tidak mengerti. Kerutan di dahinya, membuat Doyoung menelan salivanya. "Kau.. sudah tidak mencintaiku?"

"Tidak. Bukan itu." Doyoung membantah sambil menggeleng. Kepalanya merunduk, "Aku mencium bau darah darimu.." ucapnya memberi tau, dengan ragu-ragu.

Haru membaui dirinya sendiri, kemudian terkekeh kecil. Dia menjauh dari Doyoung, kemudian melepas jas hitam yang dia gunakan hingga jatuh ke lantai. Kemudian tubuhnya kembali mendekat ke Doyoung, mengukung laki-laki itu di antara dua tangannya.

THE DEVIL FAMILY (DE' ILARIO SEASON 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang