39 ** Ketulusan Cinta **

814 83 13
                                    

Malam belum lama memasuki waktunya, namun langit sudah terlihat begitu gelap karena awan mendung menutupi rembulan yang seharusnya menampakkan wajahnya, rintik hujan kecil yang turun membasahi bumi mengeluarkan irama yang menenangkan dikesunyian malam yang mulai menyebarkan hawa dingin, membuat siapapun tak ingin beranjak dari Balik selimutnya.

Begitu juga dengan sepasang kekasih yang masih terlihat enggan melepas pelukan mereka diatas sofa, Victory membiarkan wanitanya nyaman dalam dekapannya, sesekali dia menciumi pucuk kepala Lily dengan penuh rasa sayang yang terlihat kelelahan setelah menangis.

"Kak.. "

"Hmm.."

"Saat ulang tahun Lily, Kakak bilang mau mengajak Lily kesuatu tempat."

"Kemana kak?"

Victory tersenyum, pria itu kembali menciumi pucuk kepala Lily, lalu dia memapah tubuh Lily agar bangun, menghadapkan wajah wanita itu agar melihat kearahnya.

"Aku tak perlu membawamu lagi " jawabnya tenang, Lily tentu saja bingung dibuatnya, alisnya mengernyit. Victor tersenyum lalu dia meraih tangan Lily lalu mengecupnya.

"Kamu lihat ruangan ini?" Lily makin bingung namun tak urung dia mengikuti titah Victory, irisnya menyusuri seluruh isi ruangan itu, namun tak ada yang aneh menurutnya, hingga ia kini menatap Victory dengan wajah keheranannya.
Pria itu kembali terkekeh.

"Aku ingin mengajak kamu kesini " ujar Victory. Lily masih tak faham apa maksud perkataan kekasihnya itu.

"Aku membeli apartemen ini beberapa minggu yang lalu, dengan dibantu Irene aku menata apartemen ini sedemikian rupa, aku ingin memperlihatkan ini padamu sebagai suprise, dan juga dinner bareng berdua hanya bersamamu ditempat ini "

Lily hanya diam menyimak apa yang Victory katakan, hatinya menjadi sedih mengingat hari itu dia batal pergi dengan Victory, perasaan bersalahnya pun muncul kembali.

"Apartemen ini untuk kita tempati setelah kita menikah nanti Ly.. aku hanya baru bisa membeli ini, tapi aku janji akan bekerja keras untuk bisa mewujudkan impian kita. Aku tak bisa menggunakan harta yang Daddy Irene berikan padaku, aku ingin mandiri dengan hasil keringat dan usahaku sendiri "

Ucapan Victory mampu membuat Lily berkaca kaca. Dia pikir dirinya sungguh jahat, karena saat itu dia sama sekali tak berusaha untuk menahan Victory agar tidak pulang. Hatinya begitu sesak karena penyesalan dan perasaan bersalah yang dalam.

Victory membuka laci meja yang ada di samping sofa, dia mengambil sesuatu, pandangan Lily mengikuti pergerakan pria itu, dan tangisannya pun pecah saat melihat benda apa yang Victory ambil dari laci meja itu, wanita itu menutup mulutnya dengan kedua tangan.

Victory menatap dirinya dengan tatapan teduh, lalu membuka kotak beludru kecil berwarna hitam berisi sebuah cincin berlian indah yang hari itu dia bawa.

"Aku ingin melamarmu Ly .. ditempat ini .. tempat yang akan menjadi saksi perjalanan cinta kita bersama keluarga kecil kita hingga maut memisahkan " ujar Victory seraya menyematkan cincin itu ke jari manis tangan kiri Lily.

 tempat yang akan menjadi saksi perjalanan cinta kita bersama keluarga kecil kita hingga maut memisahkan " ujar Victory seraya menyematkan cincin itu ke jari manis tangan kiri Lily

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
🌷My Lily🌷 || Taelice || ENDWhere stories live. Discover now