40 ** Tuzyu **

832 78 5
                                    

🌺🌺🌺

Tzuyu tengah bersiap siap ke rumah sakit, hari ini jadwal dia memeriksakan kehamilannya. Dia berjalan perlahan dari dalam kamarnya menuju ruang tamu, sesekali wajahnya meringis karena perutnya sudah sangat berat, secara kehamilannya memang sudah berusia 8 bulan, dia mulai agak kesulitan jika harus berjalan tanpa dibantu,  untuk bangun dari kursi saja kadang dia harus bersusah payah, belum lagi pergerakan sang bayi yang mulai aktif dan sering menimbulkan ras sakit.

Kalau sudah seperti itu Tzuyu sering membutuhkan kehadiran Jeon disisinya untuk membantunya memapah atau menemaninya ke dokter kandungan, dikehamilannya yang sudah sebesar itu Tuzyu sering mengalami sulit tidur, karena sakit yang sudah mulai sering dirasakan dipinggang maupun punggungnya, jika ibu ibu hamil lain akan mendapatkan usapan dari suaminya untuk mengurangi rasa sakit, atau bermanja manja meminta ini itu pada sang suami, namun tidak demikian dengan Tzuyu.

Saat dia ngidam pada kehamilan mudanya, wanita itu harus menangis sendirian ketika mual melanda atau saat dia ingin makan sesuatu di tengah malam, semua dijalaninya sendiri tanpa Jeon disisinya, miris bukan?

tapi apa daya jangankan menemaninya, laki laki itu  sudah jarang pulang kerumah, bahkan tak memperdulikan dirinya lagi tanpa menanyakan kondisinya sama sekali, meski Tzuyu tinggal serumah, namun dia tak pernah merasakan kehadiran Jeon.

Jeon akan pulang jika sudah hampir dini hari saat dia ingin mengambil keperluannya itupun jika Tuzyu sudah terlelap, kemudian akan pergi lagi pagi pagi sekali tanpa mau sarapan bareng dengan nya, mereka pun tak tidur dikamar yang sama, Jeon tak mengizinkan Tzuyu tidur dikamar yang pernah ditempati Lily dan Jeon ketika mereka masih bersama, Tzuyu tidur di kamar tamu yang berada dilantai satu.

Meski dirumah itu ada mba Nur dan suaminya , namun keduanya akan pulang setelah jam kerjanya selesai seperti biasa saat Lily masih ada, awalnya Tzuyu meminta mereka untuk tinggal disitu, namun Jeon tak  mengizinkan dengan alasan tidak ada yang harus berubah di rumah itu apapun itu, kecuali kehadiran dirinya , ya kehadiran dirinya yang tak pernah diharapkan oleh Jeon.

Hari hari Tzuyu hanya tentang kesedihan, kesengsaraan dan kesepian, bagaimana sedihnya perasaan seorang perempuan yang tidak pernah di anggap oleh suami sendiri, meski semua keperluannya di cukupi namun tetap saja hidup seperti orang yang diasingkan adalah hukuman yang paling berat.

Ini mungkin hukuman atas kesalahan yang sudah dia perbuat, namun apakah dia tak punya kesempatan kedua untuk memperbaikinya? ..
Berkeluh kesah kepada kedua orangtuanya tentu tak akan pernah ingin ia lakukan, ia tak mau keluarganya syok dan berakibat fatal pada kesehatan mereka yang memang tak pernah mengetahui kenyataan kondisi rumah tangganya,  untuk itulah Tzuyu memilih untuk memendam semuanya sendiri.

"Nyonya sudah siap?"

Suara mba Nur menyadarkan lamunannya.

"Iya mba .. "

Mba Nur mendekati Tzuyu yang sudah menjadi nyonya barunya  dan membantu memapahnya berjalan, dia akan menemani Tzuyu kerumah sakit seperti biasa.

Tiba tiba keduanya dikejutkan oleh kehadiran Jeon yang masuk dengan langkah gontai, tanpa menghiraukan presensi Tzuyu dan Mba Nur dia berjalan melewati keduanya dan langsung duduk di sofa.

"Sore tuan, maaf saya tak melihat tuan datang." Ujar Mba Nur.

Jeon hanya mengangguk tanpa menoleh kearahnya.

"Buatkan saya minum mba .." titah Jeon.

Mba Nur terlihat ragu, namun Tzuyu mengusap lengannya menyuruhnya menuruti perintah Jeon.

"Sebentar tuan."

Lalu mba Nur melangkah menuju dapur. Sementara Tzuyu dia hanya diam berdiri, sambil memegangi perut besarnya, sesekali dia meringis mengeluarkan suara kesakitan akibat pergerakan sang bayi yang  sangat aktif. Jeon bukan tak mendengar namun ia tak peduli, pria itu hanya merebahkan tubuhnya ke sandaran sofa dengan memejamkan matanya.

🌷My Lily🌷 || Taelice || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang