02

2.5K 278 0
                                    

Kibutsuji Sister
~Happy reading~

•───────•°•❀•°•───────•

Rei dan Muzan menuju suatu rumah di tengah hutan salju. Rei bingung dengan gerak gerik kakaknya itu.

"Apa yang ingin kau lakukan Onii-chan?" Tanya Rei sambil melipat kedua tangannya.

"Kau bisa mengubah manusia menjadi iblis bukan?" Tanya Muzan dijawab anggukan kepala oleh Rei.

"Aku ingin kau mencoba menciptakan iblis yang kebal dengan matahari. Cobalah juga untuk mengendalikannya." Rei terdiam sejenak kemudian mengangguk.

Muzan dengan cepat membantai seluruh keluarga yang berada di rumah itu. Mata Rei tak sengaja melihat seperti anting yang menjadi mimpi buruknya dan juga sang kakak.
Rei hanya diam tanpa memberitahu sang kakak.

"Lagipula Onii-chan juga pasti akan tau dan menyuruh iblis lain membunuhnya." Batin Rei sambil menatap dingin mayat-mayat tersebut.

"Masukan darahmu pada gadis ini." Rei mulai memasukkan darahnya pada gadis yang terbaring dengan banyak darah sambil melindungi salah satu adiknya.

Tapi sayang sekali gadis tersebut tewas karena tidak bisa mengendalikan darah yang diberikan oleh Rei. Muzan dan Rei hanya menatap datar gadis itu.

"Ck, mereka sangatlah lemah."

"Aku tau itu Onii-chan."

Matahari mulai terbit membuat Muzan dan Rei harus kembali tapi Rei memutuskan untuk tinggal sebentar.

"Wakatta, Jaga dirimu. Nakime!"

Teng!

Muzan akhirnya meninggalkan Rei sendiri di rumah tersebut. Rei memakai jubah hitamnya dan mulai bersembunyi karena merasakan aura seseorang yang mendekat.

Rei segera menghilang dan bersembunyi di atas pepohonan sembari melihat apa yang terjadi di bawah.

Anak lelaki yang membawa arang dibelakangnya langsung berlari dan meneriaki nama orang-orang yang dibunuh oleh sang kakak.

"Sepertinya dia salah satu anggota keluarga yang selamat. Miris sekali." Batin Rei tanpa adanya belas kasih.

"Nezuko!!" Teriak anak laki-laki itu sambil mendekati tubuh gadis yang bernama Nezuko tersebut. Anak tadi langsung menggendong Nezuko membuat Rei bingung.

"Bukannya gadis itu sudah tewas?" Rei memutuskan untuk mengikuti mereka berdua dengan menghilangkan aura dan bau miliknya.

Saat sedang berlari, gadis di gendongan anak laki-laki itu bergerak. Namun fisiknya berubah, matanya yang seperti kucing dan jangan lupakan taring dan kukunya yang memanjang.

"Hm?~ kukira gadis itu sudah mati ternyata masih hidup rupanya... Saa, aku ingin mencoba mengendalikannya." Rei mencoba mengendalikan Nezuko namun tidak berhasil sama sekali.

"Ck! Gadis itu tidak bisa ku kendalikan, sialan!" Maki Rei dengan urat-urat di dahinya. Rei menghela nafas dan kembali menatap kedua saudara tersebut.

"Aura ini..? Seorang Hashira?"

Datang pilar air, Tomioka Giyuu sambil menodongkan Nichirin pada anak laki-laki itu sedangkan gadis itu ia tahan.

Dan terjadilah percakapan yang membuat Rei mengantuk dan menahan kantuknya.

"Sebenarnya apa yan mereka bicarakan sih? Membuat mengantuk saja." Ucap Rei. Beberapa saat kemudian, mereka selesai dengan percakapan mereka berdua.

Pilar air tersebut menyuruh anak lelaki itu untuk pergi dan berlatih dengan salah satu mantan Hashira, Urokodaki Sakonji yang membuat Rei nolstagia.

"Urokodaki.. ah aku mengingatnya! Dia bersama pilar api? Entahlah itu sudah lumayan lama."

Akhirnya anak lelaki tadi dan juga adiknya yang diubah menjadi iblis oleh Rei pergi ke tempat Urokodaki berada. Sebelum benar-benar menghilang dari pandangannya, Rei melihat anting-anting yang di kenakan oleh anak laki-laki itu.

"Anting-anting itu... Yoriichi sialan! Jika mati, mati saja. Tidak usah kau turunkan anting-anting dan teknik pernafasanmu yang menjengkelkan itu." Batin Rei yang tak sengaja mengeluarkan auranya membuat Giyuu yang belum pergi dari sana terkejut.

"Siapa disana?! Keluar atau aku yang melakukannya sendiri." Ancam Giyuu yang dianggap remeh oleh Rei.

"Mengancam ku?" Ucap Rei dingin membuat Giyuu terkejut dan mendongak ke atas pohon.

Rei mengibaskan tangannya dan muncul angin yang membuat Giyuu terdorong hingga menabrak pohon.

"Nakime." Ucap Rei pelan. Muncul rubah hitam yang siap membawanya kembali. Sebelum benar-benar pergi Rei mengatakan hal yang membuat Giyuu terkejut.

"Katakan pada Kagaya untuk tidak menjadi pengecut. Rasakan Kutukannya yang perlahan-lahan mulai menyebar." Ucap Rei yang langsung masuk ke dalam Dimensional infinity fortress.

Giyuu terdiam mendengar perkataan Rei dan akhirnya beranjak pergi kembali ke markas besar pemburu iblis dan melaporkan hal tersebut pada Oyakata-sama.

***

Di dalam markas Dimensional infinity fortress, terlihat Muzan yang sedang meracik obat yang membuat Rei selalu menghela nafas lelah.

"Bagaimana?" Tanya Muzan tanpa menatap adiknya.

"Gadis itu belum mati. Dia berubah menjadi iblis, tapi tidak bisa ku kendalikan."

Prangg!

"Bagaimana bisa?!" Bentak Muzan sambil mencekram baju sang adik.

"Aku tidak tau." Jawab Rei dingin dan datar seperti biasanya. Muzan melepaskan cengkramannya dan kembali fokus meracik obat.

Rei hanya mendengus dan berjalan keluar dari lab milik Muzan.

•───────•°•❀•°•───────•
TO BE CONTINUED

【𝐄𝐍𝐃】 𝐊𝐢𝐛𝐮𝐭𝐬𝐮𝐣𝐢 𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫 | 𝐊𝐢𝐦𝐞𝐭𝐬𝐮 𝐍𝐨 𝐘𝐚𝐢𝐛𝐚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang