08

1.3K 191 12
                                    

Kibutsuji Sister
~Happy reading~
•───────•°•❀•°•───────•

"Anak laki-laki itu... Sialan! Kukira kau sudah membunuhnya," Ucap Rei pada Muzan yang sedang berada di ruang lab. Muzan sendiri masih sedikit terkejut karena anting Hanafuda yang di kenakan Tanjiro.

"Rei, aku mempunyai tugas baru untukmu. Pergi dan bunuh anak beranting Hanafuda itu. Dia akan menjadi ancaman besar untuk kita kedepannya." Perintah Muzan dengan aura yang menggelap. Dirinya teringat saat hampir saja ia terbunuh jika Rei tidak menyelamatkan dulu.

"Segera dilaksanakan."

Rei pergi dan mulai mencari Tanjiro. Sebenarnya Rei tidak mempunyai masalah dengan para pemburu iblis maupun Oyakata-sama sendiri. Namun, karena kesalahpahaman yang terjadi dulu antara para Hashira terdahulu yang menuduhnya membunuh salah satu dari mereka membuat Rei sangat kecewa dan membenci mereka.

"Hm? Hana? Ah, aku hampir melupakannya."

Rei sebenarnya sangat malas berurusan dengan manusia apalagi menjalin hubungan. Tapi berbeda dengan Hana. Rei ingin bermain-main dengannya.

Setelah melunis surat, Rei mengikatnya para burung elang dan menerbangkannya. "Jangan mengangguku setelah ini, Hana."

"Kediaman Tsumuzi? Mungkin berkunjung sebentar tidak masalah."
Dengan bantuan Nakime, Rei dengan cepat langsung berada di kediaman Tsumuzi.

"Aku mencium darah langka? Itu sangat banyak. Sayang sekali, seberapa manusia yang kau makan, kau akan tetap menjadi sampah tidak berguna." Ucap Rei di depan kediaman Tsumuzi dengan jubah panjang yang ia kenakan.

Tap!

Tap!

Tap!

Tap!

"Are? Seseorang kemari? Sulit dipercaya." Rei dengan cepat bersembunyi.

Datanglah Tanjiro dan Zenitsu membuat Rei yang sedang bersembunyi tersenyum menyeringai.

"Sepertinya anak beranting Hanafuda itu mengantarkan dirinya sendiri ke kematian."

Mereka berdua akhirnya masuk ke dalam kediaman Tsumuzi dan meninggalkan kotak Nezuko bersama dua orang anak kecil.

Rei sedikit menakut-nakuti kedua anak tersebut dan membuat mereka berlari ketakutan masuk ke dalam kediaman Tsumuzi mencari Tanjiro dan Zenitsu. Merasa sudah aman, Rei segera turun dari pohon dan membuka kotak Nezuko.

Brak!

Nezuko keluar dari kotak dan menatap sekeliling. Dirinya tak sengaja melihat Rei yang tersenyum.

"Wah~ kau mengenalku? Aku merasa tersanjung." Tutur Rei membuat urat-urat muncul di dahi Nezuko. Satu kata, kesal.

"Kau marah?" Ucap Rei mencoba memprovokasi Nezuko dan berhasil. Nezuko dengan cepat menyerang Rei secara acak namun berhasil dihindari dengan mudah.

"Terlalu lemah." Nezuko mengarahkan cakarannya tepat didepan Rei untuk mencakar wajahnya. Namun dengan cepat Rei menahan lengan Nezuko dan membanting tubuhnya.

Nezuko merintih kesakitan.

Rei yang melihat kesempatan langsung bergegas ke arah Nezuko untuk mengambilnya. Namun, tiba-tiba saja Sambaran petir muncul dari samping dan melukai lengannya.

"Cih pengganggu."

Zenitsu kembali melayangkan sambaran petir untuk menyerang Rei membuatnya kesal.

"Hama sialan."

"Menjauh dari iblis itu!"

Kekkijutsu
Cakar angin

Pernafasan petir
Teknik pertama
Kilatan halilintar

Blar!!

Suara besar tersebut membuat Tanjiro menatap sumber suara tersebut. Matanya membulat saat melihat Zenitsu yang sedang bertarung dengan seseorang yang ingin mengambil Nezuko.

"Huahhahaha serangan babi!"

Pernafasan binatang buas
Teknik pertama
Tusuk dan cabut

Srek!

Inosuke membantu Zenitsu menyerang Rei. Tanjiro yang melihat itu berteriak panik melihat kedua temannya itu bertarung.

"Zenitsu!"

"Kamado Tanjiro, hisashiburi."

"Kibutsuji?!"

"Hei, jangan panggil margaku."

"Kenapa dia tidak terbakar oleh matahari?! Apa karena jubahnya?"

"Aku hanya ingin mengambil Nezuko. Jangan mengangguku." Ucap Rei dengan nada dingin yang membuat mereka bertiga terdiam membeku.

Tanjiro yang mendengar itu kesal. Dengan cepat ia menyembunyikan anak yang ia selamatkan dan berusaha untuk mengambil Nezuko.

"Kibutsuji!"

Pernafasan air
Teknik kedua
Roda air

Mereka bertiga menyerang Rei secara bersamaan dengan pernafasan mereka masing-masing. Namun kekuatan mereka tidak setara dengan Rei yang kekuatannya hampir sama dengan sang kakak.

"Sepertinya kalian ingin mati dengan cepat, ya? Baiklah."

Kekkijutsu
Rantai darah

Brak!

Boom!

Rantai yang terbuat dari darah muncul dan mulai menyerang mereka bertiga tanpa ampun. Luka mereka semakin bertambah membuat Tanjiro kesulitan untuk mengayunkan Nichirin.

"Sial! Lukaku bertambah! Aku tidak bisa bertarung!"

"Menyerah saja. Perlawanan kalian sia-sia."

"Tidak!" Pekik Tanjiro yang berdiri menghunuskan Nichirin miliknya.

Rei semakin tersenyum. Saat ingin melancarkan serangannya, Rei terdiam sebentar dan meregenerasi dirinya.

"Kalian beruntung hari ini." Ucap Rei dan menghilang dari hadapan mereka bertiga.

Tanjiro bernafas lega dan segera menuju ke tempat sang adik berada. Melihat Nezuko yang baik-baik saja membuatnya tersenyum.

"Syukurlah kau baik-baik saja, Nezuko."

Tanjiro, Zenitsu dan Inosuke akhirnya turun gunung dengan luka-luka yang sangat parah. Gagak Tanjiro yang melihat mereka yang terluka parah langsung mengantar mereka ke kediaman wisteria terdekat.

•───────•°•❀•°•───────•
TO BE CONTINUED

【𝐄𝐍𝐃】 𝐊𝐢𝐛𝐮𝐭𝐬𝐮𝐣𝐢 𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫 | 𝐊𝐢𝐦𝐞𝐭𝐬𝐮 𝐍𝐨 𝐘𝐚𝐢𝐛𝐚 Onde as histórias ganham vida. Descobre agora