13

1.1K 186 3
                                    

"Rei!!" Pekik Hana memeluk erat Rei yang berkunjung ke rumahnya.

"Kau sepertinya merindukanku." Ujar Rei sambil membalas pelukan Hana yang semakin mengerat.

"Tentu saja! Kau jarang membalas pesanku, sesibuk itukah?"

"Ha'i. Gomenasai nee.."

"Daijōbu. Tapi kenapa kepalamu dililit perban?"

Rei terkekeh kecil. "Ada kecelakaan kecil. Ibuku tak sengaja mendorongku hingga terjatuh mengenai ujung meja." Bohongnya.

Hana tersenyum sedih dan menarik Rei masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan kedua adiknya. Rei sedikit tersentak dengan kedua adik Hana, mereka berdua memiliki darah langka yang diincar oleh para iblis.

"Arigatō nee Hana, sudah membawa dua makanan ini padaku." Batin Rei seraya tersenyum kecil menatap kedua adik Hana.

"Nah Rei, perkenalan kedua adik kembarku, Akeno dan Akira." Ucap Hana sambil memanggil kedua adiknya.

Rei tersenyum kecil dan berlutut menatap mereka berdua. "Kon'nichiwa Akeno-kun Akira-chan." Sapanya sambil mengelus kepala mereka berdua.

Akeno dan Akira yang awalnya malu-malu akhirnya mulai sedikit terbuka dengan Rei. Hana tersenyum senang melihat kedekatan kedua adiknya dengan Rei.

"Ara~ mereka termasuk anak pemalu, sepertinya mereka berdua menyukaimu, Rei."

"Hontōdesuka?"

Hana mengangguk. "Mereka tidak terlalu suka dengan orang baru."

Rei kembali tersenyum dan mengajak kedua anak kembar tersebut bermain di halaman sedangkan Hana menyiapkan makan siang.

"Rei Nee-san, bisa kau bacakan sebuah cerita untuk kami?" Tanya Akira sambil tersenyum polos, Akeno juga mengangguk semangat.

"Hemm... Boleh. Kalian ingin mendengar cerita apa?"

"Aku ingin cerita dongeng!" Pekik kedua anak kembar itu bersamaan.

Rei terkekeh dan akhirnya mengangguk. "Baiklah. "

"Dahulu kala, hiduplah sepasang saudara yang saling menyayangi satu sama lain. Tapi sayangnya, mereka berdua mengidap penyakit aneh sejak kecil. Kedua orangtua mereka berusaha untuk menyembuhkan mereka bagaimanapun caranya. Kedua orangtua mereka berhasil menemukan seorang dokter--"

"Penyakit apa itu?" Potong Akeno membuat Akira kesal dan memukul kepalanya.

"Baka! Rei Nee-san sedang bercerita!"

"Ittai!"

Rei tersenyum dan kembali bercerita. "Dokter tersebut berhasil membuat obat dan mulai menyuntikkan obat tersebut kepada kedua bersaudara itu. Mereka berdua berhasil sembuh, tapi mereka tidak akan bisa berjalan pada siang hari. Kedua bersaudara itu membawa mimpi buruk bagi semua manusia. Para warga menyebut mereka dengan 'Sang Malapetaka malam hari'." Akhir Rei membuat kedua anak itu bertepuk tangan.

"Cerita yang bagus! Mirip dengan cerita Hana Nee-san tentang iblis yang suka memburu manusia." Ucap Akira.

Akeno mengangguk. "Tapi apa benar mereka itu nyata?"

Rei tersenyum tipis- tidak. Itu seringai. "Entahlah. Tapi aku percaya."

Akeno dan Akira akhirnya bermain dengan Rei hingga malam hari.

•───────•°•❀•°•───────•

Booomm!

Bunyi ledakan besar dengan banyak darah bercucuran dimana-mana. Rei sekali lagi menghancurkan sebuah desa yang dekat dengan Distrik Hiburan, tempat Daki dan Gyutaro berada.

Rei menyeringai senang, rasanya menyenangkan membunuh para manusia lemah dan bodoh.

"Selanjutnya kau, Uzui Tengen."

•───────•°•❀•°•───────•
TO BE CONTINUED

【𝐄𝐍𝐃】 𝐊𝐢𝐛𝐮𝐭𝐬𝐮𝐣𝐢 𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫 | 𝐊𝐢𝐦𝐞𝐭𝐬𝐮 𝐍𝐨 𝐘𝐚𝐢𝐛𝐚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang