21

988 149 4
                                    

Hari mulai menjelang pagi. Seluruh iblis bulan sudah dikalahkan oleh para pemburu iblis walaupun beberapa dari para Hashira harus gugur dalam pertempuran tersebut.

"Ini sangat mengecewakan." Ucap Rei dengan tenang. "Kini tinggal Nakime."

Rei menatap Dimensional Infinity Fortress dengan tatapan datar. "Ck, bawahan bodoh itu tidak tau seberapa lama aku harus membangun tempat ini." Kesalnya.

"Ya, semua sudah terjadi bukan? Lagipula, semua sesuai rencana." Ucapnya dan mengikat rambut hitamnya yang sudah berubah warna akibat perubahan wujud sang kakak.

Kekkijutsu
Kesunyian kosong

Kini suara pertarungan yang berada di Dimensional Infinity Fortress terasa sangat hening. Tanjiro kaget, dia tidak bisa mendengar apapun.

"Tanjiro?" Panggil Giyuu namun tidak di jawab olehnya.

Wajah Tanjiro berubah panik. Ia menjadi sangat linglung dengan sekitarnya. Giyuu secara cepat memukul pundaknya membuat Tanjiro tersadar dan menatap Giyuu pucat.

"Ada apa?"

"T-tomioka-san.. aku tidak bisa mendengar."

Giyuu mengerutkan dahinya. " Apa katamu?" Walaupun tidak bisa mendengar, Tanjiro tau apa yang diucapkan Giyuu melalui gerakan bibirnya.

Tanjiro menggerakkan bibirnya berusaha memberi tahu Giyuu apa yang sebenarnya terjadi. Tak lama, matanya membulat sempurna. Giyuu berusaha berbicara tapi tidak ada suara yang keluar dari dalam mulutnya.

"Jangan panik." Ucap Giyuu tenang. "Tetap lanjutkan perjalanan kita menuju tempat Muzan berada." Giyuu berucap tanpa suara. Tanjiro mengangguk dan berlari mengikuti Giyuu dari belakang.

Ternyata semua orang yang berada di Dimensional Infinity Fortress tidak bisa mendengar atau berbicara sama sekali. Mereka seakan tuli membuat pertempuran semakin terhambat dari pihak pemburu iblis.

Muzan yang masih di dalam kepompongnya hanya bisa diam. "Apa yang direncanakan olehmu, Rei?"

"Nah, aku menyukai kesunyian." Ucap Rei dan berjalan santai menuju tempat sang kakak. "Karena, aku bisa membunuh orang tanpa adanya suara berisik." Tambahnya dan mulai menjentikkan jarinya.

Kekkijutsu
Ledakan darah

Beberapa pemburu iblis mulai berteriak tanpa suara dan meledak secara tiba-tiba. Dimensional Infinity Fortress yang tadinya bersih sekarang kotor dan penuh dengan darah yang berceceran di setiap sudut.

Para Hashira yang tersisa terkejut dengan itu. Kiriya, Oyakata-sama yang sekarang menjabat menggantikan sang ayah berusaha menghubungi para pemburu iblis yang berada di dalam Dimensional Infinity Fortress.

"Giyyu-san, kau mendengarku?"

Suara Kiriya terdengar, namun Giyuu tidak bisa membalasnya sama sekali. Ia memanggil gagak milik Tanjiro untuk menyerahkan surat kepada Oyakata-sama.

"Kalian mendapatkan jawaban?" Tanya Kiriya pada kedua adik kembarnya.

"Tidak ada jawaban sama sekali, Oyakata-sama." Jawab Kuina.

"Kami hanya melihat beberapa anggota Kisatsutai yang meledak dan tewas di tempat." Sahut Kanata

"Meledak?" Beo Kiriya. Tiba-tiba saja, pintu diketuk dari luar oleh Uzui Tengen. "Ada surat dari burung gagak Kamado Tanjiro, Oyakata-sama."

Uzui menyerahkan surat tersebut dan berjalan keluar. Kiriya membuka surat tersebut dan mulai membacanya.

Kami tidak bisa mendengar maupun berbicara karena tidak ada suara yang keluar sama sekali.

"Pantas saja." Kiriya terkejut tapi dia berusaha untuk tetap tenang.

"Tetap bergerak menuju tempat Kibutsuji Muzan. Jika kalian melihat Kibutsuji Rei, berusahalah untuk membunuhnya terlebih dulu." Perintah Kiriya pada para pemburu iblis yang tersisa.

Rei yang mendengar itu tersenyum sumringah. "Wah, akhirnya ada yang sadar dengan keberadaan ku."

"Oh, bunga Lily laba-laba biru." Rei menghilang dan menuju kediaman kupu-kupu.

Shinjuro yang sedang bertugas untuk menjaga kediaman kupu-kupu merasa aura iblis yang sangat kuat dari dalam sana. Ia berlari dan bertemu dengan Aoi dan trio loli. "Kalian, keluar dari sini!" Perintah Shinjuro.

"Rengoku-dono?"

"Cepat!" Aoi dan trio loli segera keluar dari kediaman kupu-kupu dan menuju ke tempat persembunyian Kiriya.

Shinjuro berjalan pelan mencari keberadaan iblis itu. Aura iblis itu semakin kuat ketika mendekati kantor Shinobu. "Terimakasih atas bantuan kalian, Shinobu, Tamayo."

Pernafasan api
Teknik pertama
Lautan api!

Kekkijutsu
Gelombang pasang!

"Shinjuro, ya? Hisashiburi da na." Sapa Rei sopan.

"Kibutsuji Rei. Sayangnya aku tidak senang melihatmu." Jawab Shinjuro dengan ekspresi kesal.

"Ah, aku sedikit sedih. Bagaimana keadaan putramu, Kyoujuro? Pendekar yang hebat, ya."

Shinjuro menggertakkan giginya kesal. "Sialan! Karena kau putraku tewas!"

"Bukan salahku." Balas Rei tanpa dosa. "Salahkan Akaza. Dia yang membunuhnya."

Tanpa berlama-lama, Shinjuro segera menyerang Rei sekuat tenaga yang dimilikinya. Rei sedari tadi terus menghindar dan tidak melawan balik Shinjuro. "Kau takut heh?"

"Kau membuang-buang waktuku saja. Aku ingin mengambil Lily milikku jadi-"

Kekkijutsu
Tombak besi

"Kau jangan mencegah ku." Shinjuro kini terkurung di dalam penjara tombak besi dengan tubuhnya yang ditahan oleh tombak tersebut. Jika dia bergerak sedikit saja, tubuhnya bisa saja sudah terluka. "Jangan terlalu banyak bergerak. Darahmu bisa habis loh."

Rei mengambil botol kecil berisi cairan blue spider lily yang sudah dibuat oleh Shinobu. "Waktunya pergi. Tenang saja, kau akan bertemu dengan putramu. Dalam keadaan yang sangat berbeda tentunya." Rei tersenyum menyeringai dan kembali ke Dimensional Infinity Fortress.


•───────•°•❀•°•───────•
TO BE CONTINUED

【𝐄𝐍𝐃】 𝐊𝐢𝐛𝐮𝐭𝐬𝐮𝐣𝐢 𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫 | 𝐊𝐢𝐦𝐞𝐭𝐬𝐮 𝐍𝐨 𝐘𝐚𝐢𝐛𝐚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang