20

923 143 6
                                    

Rei kembali ke markas besar setelah reuni singkat dengan kakaknya. Terlihat Amane dan kedua anak kembarnya yang sedang duduk bersama dengan Kagaya di ruang tengah. "Semakin memburuk."

"Waktuku tidak lama lagi, sepertinya.." Kagaya menatap dengan tatapan teduh walaupun matanya sudah tidak bisa melihat.

Terlihat mulutnya bergerak tanpa suara namun dimengerti oleh Rei yang berada disana. Rei tersentak kaget, namun ia tersenyum menyeringai. "Kekuatanmu itu memang merepotkan, Ubayashiki. Dan itu sangat menyebalkan."

Angin perlahan berhembus kencang seperti siap membawa mimpi buruk.

"Peta milikmu memang sangat detail, Rei." Terlihat Muzan yang datang berjalan mendekati sang adik dan menepuk pundaknya.

Sembari menunggu, Rei memutuskan untuk duduk di atap kediaman dan mendengarkan pembicaraan sang kakak dengan pemimpin pemburu iblis tersebut.

"Untuk pertama kalinya aku salah dalam mengambil keputusan..." Lirih Kagaya mengingat nasib anak-anak yang akan berperang.

"Padahal ajal segera menjemput, kau masih memikirkan para Hashira lemah itu? Kau sangat menyedihkan,  Ubayashiki." Ujar Muzan sambil tersenyum merendahkan.

Muzan berbalik. Ia menatap kedua anak Kagaya yang sedang bermain bola sambil menyanyikan lagu. "Teringat masa lalu?" Celetuk Kagaya.

"Untuk apa mengingat masa lalu? Menambah beban saja." Jawab Rei yang sudah mengetahui posisi para Hashira.

Walaupun demikian, Muzan dan Rei merasakan perasaan nolstagia yang membuat mereka jijik. "Cih, aku benci dengan perasaan memuakkan ini."

"Aku memahami jiwa kalian. Kalian menginginkan keabadian dan menjadi makhluk hidup yang tak dapat dihancurkan."

"... Tepat sekali. Dan tidak lama lagi itu akan segera terwujud, setelah aku mendapatkan Nezuko." Jawab Muzan.

"Itu tidak akan terjadi."

"Lucu sekali." Celetuk Rei. "Jangan terlalu percaya diri karena bisa menyembunyikan Nezuko. Tanpa dibilang pun, aku tahu dimana kalian menyembunyikannya. Hanya tinggal menunggu waktu kemunculannya dan, boom, kalian kalah." Rei tersenyum menyeringai melihat para gagak yang bersiap memberitahu kabar kepada para Hashira.

Muzan melirik ke atas melihat adiknya. Ia kembali menatap Kagaya yang sudah selesai berbicara panjang lebar tentang pikiran manusia. "Sudah selesai?"

"Ya, sebenarnya aku sama sekali tidak berharap kau mendengarku. Tapi, terima kasih Muzan, Rei."

BOOM!

"KWAK! PANGGILAN DARURAT! SERANGAN DI KEDIAMAN UBAYASHIKI!!"

•───────•°•❀•°•───────•

Pupil mata Rei berubah tajam. Ia tidak terpikirkan tentang bom bunuh diri Kagaya.

"UBAYASHIKI!!!"

"ARGH SIALAN!!"

Muzan dan Rei terkena ledakan bom tersebut hingga membuat mereka terbakar. Rei menggertakan giginya kesal dengan Kagaya.

Tak lama, muncul bola daging dan meledak menjadi duri-duri besi yang menahan tubuh mereka berdua. "Pengkhianat sialan!"

Muncul Tamayo dan memasukkan racun ke dalam tubuh Muzan dengan cara memukulnya. "TAMAYO!"

KEKKIJUTSU
JARUM BESI!

Rei dengan mudah melepaskan diri dan kembali menyerang Tamayo dan juga Pilar batu, Himejima Gyomei. "DASAR MENJIJIKKAN! HANYA DENGAN INI KALIAN BERDUA BISA MENGHENTIKAN KAMI, HAH?" Pekik Muzan dan menjambak rambut Tamayo. Ia dengan cepat meremas kepalanya agar hancur.

Gyomei dengan cepat menyerang Muzan untuk menyelamatkan Tamayo. Namun di cegah oleh Rei. "Serangga pengganggu! Aku benci serangga!"

Kekkijutsu!
Rantai darah!

Seni darah hitam
Rantai duri!

Muzan membantu Rei melawan Gyomei dengan masih mengjambak rambut Tamayo. Gyomei sangat kesulitan melawan kedua Kibutsuji bersaudara tersebut.

"KURANG AJAR!! APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADA OYAKATA-SAMA!??!" Pekik Sanemi yang datang dan melihat Rei yang sedang menyerang Gyomei.

"SIALAN! SUDAH KUDUGA KAU TIDAK BISA DIPERCAYA IBLIS KEJI!!"

Rei memandang Sanemi terkejut. Tak lama ia tersenyum menyeringai sekaligus mengejek. "Kagaya yang terlalu bodoh, naif, karena mau percaya dengan iblis sepertiku!"

"MUZAN!!" Pekik Tanjiro dengan urat-urat menonjol di lehernya. Para Hashira mulai mengeluarkan jurus mereka satu persatu namun seketika, tempat pijakan mereka berubah dan perlahan jatuh ke Dimensional Infinity Fortress.

"HA! KALIAN PIKIR SUDAH MENANG HEH?! INI BARU PERMULAAN UNTUK KALIAN SEMUA!" Pekik Rei meremehkan mereka semua.

"APA KALIAN PIKIR BISA MENYUDUTKAN KU? KALIAN SEMUA AKAN MENUJU NERAKA SEKARANG? DASAR PEMBURU IBLIS BODOH! KAMI AKAN MENGHABISI KALIAN SEMUA MALAM INI!! Sahut Muzan tersenyum kemenangan.

"KAULAH YANG AKAN MENUJU KE NERAKA! TAK AKAN KUBIARKAN KAU LOLOS. AKU PASTI AKAN MEMBUNUHMU, MUZAN!!" Ucap Tanjiro yang mulai terjatuh kebawah dengan para Hashira.

"COBA SAJA KALAU KAU BISA, KAMADO TANJIRO!" Balas Muzan dan Rei bersamaan dan menghilang ditelan pintu-pintu fusuma.

~

Mau tamatin! Supaya ga ada beban pikiran! Mungkin beberapa hari kedepannya author bakalan rajin up!

•───────•°•❀•°•───────•
TO BE CONTINUED

【𝐄𝐍𝐃】 𝐊𝐢𝐛𝐮𝐭𝐬𝐮𝐣𝐢 𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫 | 𝐊𝐢𝐦𝐞𝐭𝐬𝐮 𝐍𝐨 𝐘𝐚𝐢𝐛𝐚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang