16

1K 168 15
                                    

"Onii-chan?" Panggil Rei yang menggema di seluruh tempat Dimensional Infinity Fortress. Rei berdecak kesal bahwa tau kakaknya itu sedang keluar. "Membuang-buang waktuku saja."

Nakime memetik biwanya membawa Rei menuju tempat sang kakak berada. "Yang benar saja.. Douma?"

Rei menatap kuil tersebut jijik dan memutuskan untuk masuk. Langkah kakinya terhenti melihat pemandangan di depannya.

 Langkah kakinya terhenti melihat pemandangan di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakakku Gay.." Batin Rei menangis imajiner.

"Oh Rei? Mencari ku?" Tanya Muzan yang sadar dengan keberadaan adiknya. Raut wajahnya berubah aneh melihat Rei yang menatapnya jijik.

"Onii-chan, aku tau kau kejam dan tidak pernah merasa cinta. Tapi kenapa harus iblis gila itu?" Ucap Rei sambil menghapus air mata imajinernya.

"Hah?" Beo Muzan. Tak lama ia sadar dengan posisinya dan juga Douma.

"Ini tidak yang seperti yang kau lihat, Rei." Bantah Muzan dan menjauhi Douma yang terbengong.

"Are? Rei-sama~ aku tidak melihatmu~" Sapa Douma yang sadar dengan kehadiran atasannya yang satu lagi. "Muzan-sama, cobalah dulu~" Bujuk Douma dengan suara yang dilembut-lembutkan membuat Kibutsuji bersaudara itu berusaha untuk tidak membunuhnya.

"Sialan! Menjauh dariku." Bentak Muzan dan mendekati sang adik yang menonton mereka.

"Hiks hidoi.."

💢

Perempatan imajiner muncul di dahi Muzan. Sudah cukup, dia harus membunuh Douma sekarang.

"Sabar Onii-chan. Aku tidak mau kehilangan iblis bulan lagi." Ujar Rei berusaha menenangkan sang kakak yang siap mengamuk kapan saja.

Muzan menggertakkan giginya kesal dan menghela nafas panjang. Douma hanya cengar-cengir tanpa dosa dan kembali memakan para pengikut wanita di kuilnya.

"Kenapa mencari ku?" Tanya Muzan.

"Aku tau dimana blue spider lily berada. Tapi aku tidak tau letak dimana itu tumbuh."

Muzan yang mendengarnya terkejut dan memegang bahu Rei dan menatapnya penuh kebahagiaan. "Itu bagus! Aku hanya tinggal menyuruh iblis-iblis yang berbeda di sana untuk mencarinya." Muzan menepuk pundak Rei beberapa kali. "Kerja bagus, Imouto."

Rei tersenyum sebagai balasan dan pamit dari kuil Douma. Ia tidak ingin mengganggu 'Kegiatan' kakaknya.

Di tengah malam yang hanya disinari oleh sinar bulan, Rei berjalan santai dengan tangan dimasukkan ke dalam saku celananya. Kadang, ia bersenandung kecil di setiap langkahnya.

Sring!

"Hmm~" Rei membuka satu matanya dan terlihatlah seseorang pendek, berambut mint yang sedang menodongkan katana ke arahnya. "Halo?"

"Kau iblis aneh.." Ucap orang itu dan semakin berjalan mendekat menodongkan katana pada Rei.

"Kau Kisatsutai? Sepertinya benar. Ah, aku bukan iblis. Aku hanya sedang berjalan-jalan di sini." Elak Rei dan dengan pelan menurunkan katana tersebut dari hadapan lehernya.

【𝐄𝐍𝐃】 𝐊𝐢𝐛𝐮𝐭𝐬𝐮𝐣𝐢 𝐒𝐢𝐬𝐭𝐞𝐫 | 𝐊𝐢𝐦𝐞𝐭𝐬𝐮 𝐍𝐨 𝐘𝐚𝐢𝐛𝐚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang