3

195K 22.5K 1.1K
                                    

Hola👋

Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊

Setelah itu?

Selamat membaca😍

¤¤¤

Lioner tak melepaskan tatapannya sedikitpun pada punggung gadis yang memakai topi newsboy sejak memasuki kelas. Dia penasaran. Apa yang membuat Azura begitu berbeda sekarang. Mengapa dia seolah tak mengenal dirinya? Mengabaikan dan menjauhi Lioner? Yang benar saja. Dia tahu sendiri bagaimana gadis itu terobsesi padanya hingga gila.

Azura duduk tenang sejak tadi. Mendengarkan guru yang sedang mengajar, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dan sekarang? Bel istirahat berbunyi, dia tidak lantas menuju kursi Lioner dan kawanannya seperti biasa. Anehnya, Azura hanya diam menatap pintu seperti menunggu semua murid keluar dari kelas. Tersisa teman-teman dekat Lioner saja, Azura memilih untuk segera bangkit sebelum salah satu dari mereka mendekat. Namun,

"Zura, kemana aja selama ini? Gak ada kabar. Lio nanyain lo mulu tuh hehehe.." Sayang sekali. Jalan keluar di blocking oleh Jendar yang dengan tidak tahu dirinya malah duduk di kursi sebelah Azura.

Azura menatapnya datar. "Pergi!" Dengan suara datar juga dingin, Azura mengusir Jendar.

Bukan hanya Jendar yang terkejut melihat reaksi tak mengenakan milik Azura, Lio dan teman-temannya pun sama. Mereka semakin yakin bahwa gadis satu-satunya yang kini berada di kelas itu bukan Azura. Mana mungkin gadis itu bicara dengan nada dan raut wajah seperti itu pada teman pujaan hatinya. Azura yang mereka kenal dingin memang tidak pernah secara terang-terangan menunjukan ketidaksukaannya pada teman-teman Lioner.

"Wess, galak bener. Udah lama gak ketemu, kok menurut gue lo agak beda yaa?" Jendar menaruh jari telunjuknya di dagu seperti orang berpikir.

"Pergi!" Sekarang Azura menatap tajam Jendar disertai bentakan keras yang belum pernah dia lakukan kecuali ketika sedang membully Jiana.

Jendar pun bangkit. Tak mau mencari masalah dengan gadis yang dijuluki antagonis itu. Tetapi, Kean yang sedari tadi memperhatikan malah menghampiri Azura dan menghalangi jalannya.

"Minggir!" Sekarang Kean yang mendapat bentakan dan tatapan tajam milik Azura. Lelaki itu tak mengerti. Meskipun dulu Azura dan dirinya saling membenci, tetapi Azura tidak pernah memperlihatkan secara gamblang dirinya tak suka saat dekat dengan Kean. Saat ini, gadis itu seperti ingin pamer bahwa Kean adalah orang yang paling dia benci karena memperlihatkan dengan jelas tatapan ketidaksukaan.

"Biasa aja kali. Caper ya lo? Segala sok-sokan ngejauh, gak peduli, biar dilirik Lio. Iya?" Kean tersenyum miring. Menatap remeh Azura yang rencananya sudah bisa dia tebak.

"MINGGIR!" Azura semakin keras membentak Kean. Hal itu membuat Kean emosi. Ada apa dengan gadis itu? Sepertinya dia ingin sekali memancing kemarahan dirinya.

"Biasa aja kali! Lio juga gak akan sudi merhatiin lo kalaupun lo ngerubah sikap kayak gini!" Kean yang sudah terlanjur emosi juga balas membentak Azura.

Jendar hendak menghentikan Kean, namun dia urungkan karena tak mau mendapat bogeman kuat dari Kean. Tenaga laki-laki itu saat sedang emosi tidak pernah main-main. Lebih baik Jendar jadi pengamat saja seperti teman-temannya.

"Gue cuma minta lo untuk minggir, dari tadi lo ngehalangin jalan gue dan ngomong gak jelas tentang cerita fantasi lo." Azura menggertakkan giginya untuk menahan diri, "Minggir!" Desisnya.

Aziel melihat perilaku Azura yang seperti itu merasa dejavu. Ekspresinya persis seperti saat dirinya datang ke kamar Azura karena mengikuti ibunya. Kebencian, muak dan marah. Itulah yang Azura perlihatkan. Dia pun mengambil langkah untuk menarik Kean agar menyingkir dari hadapan Azura. Tapi, sebelum itu terjadi, Azura sudah lebih dulu mundur dan mengambil jalan lain.

Anagapesis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang