4

190K 21.6K 895
                                    

Hola👋

Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊

Setelah itu?

Selamat membaca😍

¤¤¤


Kaysen sangat terkejut dengan kedatangan Azura yang sangat tiba-tiba. Ini pertama kalinya mereka berdua berinteraksi dalam lingkungan sekolah. Kaysen tadi sedang duduk di kursinya yang berada di ruang osis memeriksa proposal osis untuk acara pekan olahraga, kemudian pintu terbuka dan menampilkan Azura.

Kaysen langsung berdiri dan menghampiri Azura dengan cepat. Mata gadis itu terlihat memerah karena menahan tangis dan salah satu tangannya sibuk menggosok kulit di daerah pergelangan tangan kiri. Kaysen hampir membentaknya saat melihat kemerahan serta kulit yang terkelupas karena gosokan Azura.

"Kenapa?" Pelan-pelan Kaysen menyentuh tangan Azura, mencoba menghentikannya agar tidak menggosok kulitnya lagi.

"Aku mau pulang." Ucap Azura dengan nada bergetar. Bisa Kaysen tebak, sebentar lagi air mata di pelupuk itu akan jatuh karena Azura tak kuat lagi menahannya.

"Kenapa pulang?" Masih dengan nada lembut dan tenang. Jari-jemari Kaysen diam-diam menggenggam kedua tangan Azura untuk menghentikan kegiatan yang Azura lakukan sejak memasuki ruangan itu.

"Mau mandi..." Ucapan Azura semakin parau. Kaysen ikut sakit hati melihat Azura menahan air matanya.

"Pulang sekolah kan bisa."

"Harus sekarang..." Azura terlihat gelisah, tubuhnya bergerak tak nyaman. Tangan Kaysen masih setia menggenggam, dia tidak tahu apa yang terjadi pada Azura, namun bisa dia pastikan itu bukanlah hal baik.

"Anterin pulang..." Suara lirih Azura terdengar. Kaysen langsung memeluk erat Azura. Dibelakang sana, air mata Azura sudah jatuh tanpa Kaysen ketahui. Gadis itu segera menghapusnya dalam sekejap.

Lioner melihat mereka berpelukan, entah kenapa hatinya merasa tidak suka, ingin bergerak memisahkan mereka dengan segera. Kemudian, Lioner berbalik dan meninggalkan Kaysen serta Azura yang masih berpelukan.

"Azura, kalo mau nangis jangan ditahan." Kaysen menepuk-nepuk pelan punggung Azura. Sesaat kemudian tangisan Azura pecah. Dia menangis meraung-raung, merengek ingin pulang, ingin mandi. Kaysen hanya diam dan tetap memeluknya dengan erat. Dia bersumpah, akan mencari tahu apa yang terjadi pada Azura hingga membuat gadis itu menangis sebegitu sedihnya.

Sementara itu, Lioner tidak jadi menjemput Jiana di kelasnya. Dia langsung melangkah menuju kantin untuk berkumpul bersama teman-temannya.

"Jiana mana?" Tanya Kean sesaat setelah Lioner duduk di depannya.

Lioner tersadar bahwa tujuannya tadi berpisah dengan teman-temannya itu karena ingin menjemput Jiana. Namun, karena asik mengikuti Azura, Lioner sampai melupakan tujuan awalnya.

"Gak ke kantin katanya." Jawab Lioner berbohong. Lioner menyerongkan tubuhnya menghadap Aziel di sebelah Kean.

"El, lo kenal Kaysen?" Tanya Lioner tiba-tiba.

"Ketos?" Lioner mengangguk.

"Gue tau. Ketos, kan?"

"Maksud gue, lo kenal dia secara pribadi gak? Semacam temen kecil, atau temen les, temen apa gitu?"

Aziel mengerutkan dahinya karena merasa aneh dengan pertanyaan Lioner. "Enggak tuh. Gue kan dari kecil mainnya sama lo doang."

"Di sekolah pun jarang ketemu si ketos, apalagi diluar sekolah." Lanjut Aziel.

Anagapesis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang