14

157K 17.5K 763
                                    

Hola👋

Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊

Setelah itu?

Silahkan membaca😍

¤¤¤

Kaysen sudah mewanti-wanti kepada Rakha untuk tidak membocorkan kejadian ini pada siapapun. Bahkan dia sampai mengancam Rakha jika dia memberitahu satu orang selain mereka bertiga, maka Rakha tidak akan pernah lepas dari Kaysen hingga hari kelulusan. Karena itu Rakha diam-diam saja, seolah kejadian itu tidak pernah dia lihat. Toilet sudah terlihat seperti semula dalam waktu kurang dari dua jam berkat cleaning service yang Kaysen datangkan ke sekolah. Dan tentu saja itu tanpa sepengetahuan orang-orang di lingkungan sekolah. Setelah kondisi Azura mulai tenang, barulah Kaysen mengantarkannya pulang.

Yang terjadi saat Azura pulang ke rumahnya adalah tangisan sang ibu. Meskipun Azura hanya diam tak banyak bereaksi, tetapi Kaysen dan sang ibu tahu jauh dalam hatinya bahwa Azura sangat terluka.

"Ini sama sekali gak sakit, mah," Ucap Azura ketika sang ibu menangis sambil memeluknya.

"Kalo kamu ngerasa kesal, pukul aja mamah! Pukul! Nangis! Marah sama mamah yang gak becus jagain kamu! Tapi tolong jangan sakiti diri kamu...." Rosa sudah berkali-kali menyalahkan dirinya sendiri. Azura jadi tidak tega. Mau bagaimanapun ini bukanlah kesalahan ibunya, tapi Azura tidak bisa berhenti menyakiti. Dia gatal. Azura punya banyak kekhawatiran. Dan sikap impulsifnya datang begitu saja ketika Azura ketakutan.

Kaysen yang melihat ibu dan anak itu berpelukan di depan matanya juga harus menahan rasa sedih. Pikirannya banyak merencanakan hiburan apa yang harus dia berikan pada Azura agar Azura merasa lebih baik.

Rosa menuntun Azura ke kamarnya kemudian memanggil dokter keluarga. Azura terlihat biasa-biasa saja di luar, tapi, manusia normal mana yang tetap tenang saat pergelangan tangannya penuh dengan goresan dalam dan darah yang mengering? Azura hanya diam, tidak menangis juga tidak mengeluh. Justru itu yang membuat Rosa semakin cemas.

"Tarimakasih, Kaysen. Mamah gatau lagi harus balas kebaikan kamu dengan cara apa. Berkali-kali kamu menolong Azura, mamah sangat berterimakasih." Rosa mengambil kedua tangan Kaysen untuk dia genggam.

"Udah jadi tugas Kaysen untuk jagain Azura di sekolah. Tapi tadi Kaysen kecolongan lagi, maaf." Ini bukanlah hal kecil bagi Kaysen. Azura kembali melukai dirinya sendiri seperti beberapa bulan lalu. Bahkan dia masih merasa bersalah atas pingsannya Azura beberapa hari lalu dan sekarang dia kembali bertindak tidak berguna karena tidak berhasil mencengah Azura menyakiti dirinya sendiri.

Rosa tersenyum sedih. "Kamu anak baik. Mamah bisa merasakan ketulusan kamu dalam merawat Azura. Hal yang bahkan tidak dilakukan oleh kakaknya sendiri. Mamah bersyukur Azura bertemu kamu, jadi jangan minta maaf."

Kaysen menunduk. "Kalau begitu tante, saya pamit untuk kembali ke sekolah." Kaysen mencoba memaksakan senyumnya. Dia menyalimi ibu Azura dan pergi.

Ketika Kaysen sampai di halaman depan rumah Azura, dia mendapatkan chat dari Rakha yang memberitahunya bahwa hari ini para murid dipulangkan lebih awal karena para guru harus menghadiri rapat dengan para petinggi yayasan sekolah mereka. Tas Kaysen dibawa pulang oleh Rakha jadi dia tidak perlu kembali ke sekolah.

Kaysen menghelakan nafasnya. Dia ragu, ingin tetap di sini atau pulang saja. Kaysen masih mengkhawatirkan Azura. Baru saja hendak membalikkan badannya kembali masuk ke dalam rumah Azura, Kaysen mendengar suara motor-motor yang mendekat.

Anagapesis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang