43

119K 13.7K 1.2K
                                    

Hola👋

Sebelum membaca, alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊

Setelah itu?

Silahkan membaca😍

¤¤¤

Seminggu sudah berlalu sejak Azura mencoba mengakhiri hidupnya lagi. Belum ada perubahan yang terlihat positif dalam perilaku Azura. Dia justru terlihat semakin buruk. Menghabiskan sepanjang hari dengan melamun di atas ranjangnya, nafsu makannya kian menurun, setiap kali diajak berinteraksi dia hanya tersenyum kecil dan enggan berbicara.

Orang tua Azura kembali harus memutar otak mereka untuk memikirkan cara agar anak perempuannya bisa kembali seperti sediakala. Dokter mengajukan beberapa pilihan untuk mengatasi trauma Azura. Ada beberapa cara yang sudah pernah dicoba sebelumnya, dan tidak berhasil. Beberapa bulan lalu, berbagai macam upaya sudah dilakukan, namun kondisi Azura malah semakin parah. Dokter pun ragu mencoba cara yang sama seperti sebelumnya.

"Memory suppression. Mematikan memori buruk dan menggantinya dengan memori indah. Kita bisa coba cara itu lagi, dok!" Rosa mencoba menahan tangisannya ketika dokter menjelaskan kondisi Azura dan pengalaman terapi yang pernah dilakukan tidak berakhir dengan baik.

"Kami sudah pernah mencobanya, bu. Sekarang pun jika dicoba lagi, saya tidak bisa menjamin hasilnya akan baik. Azura tidak bersikap kooperatif saat ini. Sulit."

"Lalu kami harus bagaimana? Mustahil tidak ada cara!" Aeron membentak dokter tersebut karena gagal menahan emosinya. "Maaf, saya tidak bermaksud membentak anda." Aeron memijat dahinya frustasi.

Dokter Shanaz tersenyum memaklumi. Sebenarnya dia prihatin dengan keadaan Azura juga orangtuanya. Rosa dan Aeron sudah mengusahakan yang terbaik untuk membantu Azura pulih. Namun, memang hasilnya tidak memuaskan. Beberapa ahli terapis di luar negeri sudah pernah datang untuk melihat Azura beberapa bulan lalu. Ada juga yang mencoba merawat Azura, namun tidak ada perubahan. Orang tua Azura tidak tahu lagi harus bagaimana.

"Mungkin ada satu cara." Mendengar ucapan dokter Shanaz, orang tua Azura kompak mengangkat wajah dan menatapnya dengan mata berbinar, menunggu dokter Shanaz menjelaskan secara rinci. "Operasi otak untuk menghilangkan sebagian memori dengan menstimulasi saraf otak sinapsis. Namun, akan ada dampak negatif. Dan menghilangnya sebagian memori buruk itu hanya bersifat sementara. Sewaktu-waktu, Azura bisa saja ingat kembali dengan sendirinya."

"Apakah itu mungkin? Azura sungguh akan melupakan peristiwa buruk yang terjadi pada malam itu? Jika benar, saya setuju untuk melakukannya. Saya akan membayar berapapun harganya." Aeron tidak fokus pada dampak yang disebutkan dokter tadi, dia hanya menangkap kata-kata yang mengandung harapan kecil untuk anaknya bisa sembuh dari trauma.

"Ada dampak yang akan ditimbulkan, pak. Dan menggunakan metode ini sebenarnya tidak dianjurkan karena tidak baik untuk kesehatan otak." Dokter Shanaz kembali mengingatkan. "Jika memori tentang hari itu dihilangkan, maka orang-orang yang terkait dengan peristiwa itu pun akan ikut dilupakan oleh Azura."

"Olivia, Kaysen, Orion, Biru dan teman-teman Azura yang sering datang menjenguk, mereka semua akan dilupakan?" Tanya Rosa memastikan pikirannya. Dan dia mendapat respon anggukan kepala dari dokter Shanaz.

"Orang-orang yang Azura kenal setelah peristiwa itu akan dia lupakan seolah-olah Azura tidak pernah mengenal. Ingatannya akan terhenti tepat sebelum peristiwa yang membawa trauma itu terjadi."

Aziel yang sejak tadi diam, membuka mulutnya untuk pertama kali. "Mah, pah, jangan." Otomatis pandangan orang tuanya beralih padanya. "Jangan lakuin itu ke Azura. Operasi itu pasti sakit, jangan buat Azura kesakitan lagi."

Anagapesis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang