40

131K 14.7K 1.4K
                                    

Hola👋

Sebelum membaca, alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊

Setelah itu?

Selamat membaca😍

¤¤¤

Plak

Satu tamparan diberikan Reno kepada anak semata wayangnya. Sangat keras hingga membuat tubuh Lioner jatuh ke lantai cukup dengan sekali dilayangkan.

Plak

Saat Lioner hendak bangkit, satu lagi tamparan diberikan oleh ayahnya. Kemudian berlanjut hingga beberapa kali.

Plak plak plak

"PAPAH MALU!" Reno membentak Lioner. Ini pertama kalinya Lioner melihat ayahnya begitu marah. Reno adalah tipe ayah yang biasanya hanya menegur jika anaknya salah dan wajah emosinya pun tidak terlalu ketara terlihat. Jika sekarang Reno terlihat murka, maka bisa dipastikan kesalahan Lioner amatlah besar.

"MAU DITARUH DIMANA MUKA PAPAH?" Sofa ruang tamu menjadi sasaran tendangan Reno. "Apa lagi yang kamu lakukan kepada Azura, nak?!"

"Keluarga ini harus merasa bersalah sebesar apa lagi karena kamu?!" Amelia hanya duduk diam. Biasanya sang ibu selalu memperlakukan anaknya dengan lembut, jika Reno sudah berlebihan, Amelia akan menghentikannya. Namun sekarang, hanya ada tatapan datar yang di arahkan kepada Lioner.

"Papah sudah berkali-kali bilang kepadamu untuk menjauhi Azura! Apa sesulit itu mematuhi ucapan papah?" Anaknya hanya diam. Tatapannya kosong dan mungkin Lioner tidak benar-benar memperhatikan ayahnya berbicara.

"Papah harus bagaimana lagi? Sudah tidak sanggup bertemu dengan keluarga Azura. Semuanya karena kamu, anak bodoh!" Sekarang bantal sofa dilempar mengenai guci di pojok ruangan. Reno tidak tahu lagi harus meminta maaf dengan cara apa kepada keluarga Azura. "Sekarang kamu sudah tau kesalahanmu? Sudah sadar?"

"Mamahmu rela merendahkan dirinya untuk berlutut di hadapan Azura agar dia memaafkanmu! Tapi, sekarang itu semua sia-sia!" Reno tidak mengerti mengapa Lioner bisa sebodoh ini dan mengapa si bodoh ini menjadi anaknya. Reno bukan hanya kehilangan rekan kerja tetapi juga sahabatnya karena ulah Lioner.

"Sekarang, jika Aeron datang untuk membunuhmu, papah tidak akan bisa berbuat apa-apa lagi. Papah akan pasrah menyerahkanmu padanya."

***

Lioner hanya bisa merenung di dalam kamarnya. Luka lebam yang dia dapatkan dari ayahnya tidak sedikitpun dia obati. Rasa sakitnya tidak begitu terasa dibanding dengan penyesalan yang bersarang di dadanya. "Haaa.." Helaan napas frustasi sudah berkali-kali keluar dari mulut Lioner.

Beribu-ribu kata-kata maaf akan terdengar percuma jika dikatakan kepada Azura. Di atas itu, sebenarnya Lioner merasa tidak pantas untuk meminta permohonan maaf kepada mantan tunangannya tersebut. Kesalahan yang dia perbuat amat besar. Lioner sadar dia sudah membuat hidup Azura sengsara. Cinta tulus yang diberikan Azura malah dibalas pengkhianatan olehnya. "Gue bener-bener gak pantes untuk sekedar minta maaf, kan?" Lioner bermonolog sambil membayangkan wajah Azura di hadapannya.

Hatinya yang terlalu kotor hanya bisa merasakan iri dengki saat tumbuh bersama Azura. Berubah dewasa, sikapnya malah semakin buruk. Berselingkuh, memperlakukan Azura dengan kasar, menolak dan mendorongnya menjauh. Lioner ingin kembali ke masa lalu. "Andai gue bisa perbaiki semua ini.."

Anagapesis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang