17

151K 17.6K 1.2K
                                    

Hola👋

Sebelum membaca alangkah baiknya tekan tombol vote terlebih dahulu😊

Setelah itu?

Selamat membaca😍

¤¤¤

Jiana telah selesai memilih buku untuk tugas yang diberikan gurunya. Setelah membayar di kasir, Lioner,  Aziel dan Jiana keluar dari toko menuju parkiran. Mobil milik Lioner yang dipakai oleh mereka kali ini. Jiana duduk di kursi belakang dan kursi depan di isi oleh Lioner serta Aziel. Ketika Lioner hendak masuk ke dalam mobilnya, secara tak sengaja dia melihat Orion dan Azura di sebrang jalan. Mata Lioner sontak menajam, apalagi ketika mata Orion bertemu pandang dengannya. Hanya saja sepertinya Azura tidak menyadari kehadirannya, dia masuk ke dalam mobil tanpa menoleh. Sedangkan Orion menatap Lioner dengan pandangan meremehkan yang sangat ketara. Dia menyeringai menyebalkan.

"Lio?" Kepala Jiana keluar dari jendela. Kedua tangan Lioner yang tadinya mengepal langsung mengendur saat mendengar teguran Jiana. "Kenapa? Kok gak masuk?"

"Enggak." Lioner hanya menggeleng lemah. Saat matanya melihat ke arah depan lagi, mobil Orion sudah tidak disana.

Lioner masuk ke dalam mobil dengan mood yang buruk. Suasana menjadi lebih dingin di dalam mobil dan Aziel menyadari hal itu.

Aziel melirik Lioner. Sedikit mengerutkan dahinya. "Lo kenapa sih? Kayak badmood gitu."

Hening beberapa saat sebelum suara datar dan serak Lioner terdengar. "Sejak kapan Zura kenal Orion?"

***

Azura belum pernah mengikuti ekstrakurikuler di SMA. Waktu nya dihabiskan dengan mengancam para siswi yang terlihat berdekatan dengan Lioner, membully Jiana dan mengejar Lioner serta kakak kembarnya.

Azura adalah tunangan Lio dulunya. Tapi, Lio memiliki pacar yaitu Jiana. Setiap hari Lio selalu di ganggu Azura yang menerornya dengan rentetan chat dan panggilan telpon. Di sekolah, Azura selalu menempelinya. Jika ada gadis lain yang mendekati Lio, Azura tak segan membully hingga tak ada nyali untuk gadis itu berangkat ke sekolah. Sangat posesif, obsesif dan menyebalkan menurut Lioner. Padahal yang Azura lakukan hanya untuk menahan Lioner agar setia padanya.

Namun, itu semua sudah berlalu. Masa-masa Azura si bodoh yang hanya mengharapkan cinta dari Lioner sudah habis. Kini Azura akan membuka lembaran kehidupan yang baru. Azura yang sekarang ingin hidup lebih produktif. Setidaknya dia ingin melakukan hal-hal yang dia sukai dan inginkan.

Azura memasuki ruang latihan panahan di sekolahnya. Dapat dia lihat beberapa orang atau mungkin hampir semuanya yang ada di ruangan itu menatap syok ke arahnya. Namun Azura tetap memasang wajah datarnya. Dia pergi menghampiri Teresa.

Satu tepukan di bahu menyadarkan Teresa. Dia berbalik badan dan melotot sebentar sebelum dia sadar. "Azura? Wah Azura latihan ya sekarang? Bagus bagus hehehe"

Wajahnya tampak konyol. Matanya tidak berhenti melirik Vigo dan Meisa berharap mereka berdua bisa membantu suasana tidak biasa ini. Namun keduanya memilih diam. Akhirnya Teresa menghelakan napasnya lelah dan berkata. "Pertama, karena pelatih kita belum dateng jadi gue yang bakal ngajarin lo lebih dulu. Cuma dasar aja kok."

Azura hanya mengangguk sekilas. Teresa pun menggiringnya ke tempat dia akan mengangkat busurnya. Ternyata di sebelah lintasan Azura sudah ada yang menempati. Seorang laki-laki bertubuh tinggi memakai pelindung tubuh untuk memanah. Azura tidak tahu bahwa Biru juga mengikuti ekskul panahan di sekolahnya. Dia melihat Biru sedang mencabuti busur di papan target.

Anagapesis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang