#JungKook, 2 Mei Tahun 22

4 0 0
                                    

Seperti yang aku lihat, aku sedang didepan kontainer NamJoon Hyung. Aku membuka pintu dan masuk. Aku mengumpulkan pakaian-pakaian yang tergeletak dan meringkuk untuk berbaring. Hawa dingin menyelimutiku. Aku merasa seakan ingin menangis saat seluruh tubuhku mulai gemetar. Tapi air mataku tidak bisa keluar.

Saat aku membuka pintu dan masuk, YoonGi Hyung sedang berbaring di tempat tidur. Api menyembur disekitar ujung seprai. Saat itu, kemarahan dan ketakutan yang tidak tertahankan menyelimuti seluruh tubuhku. Aku bukanlah seseorang yang bagus dalam berkata-kata. Aku tidak terampil dalam menunjukkan emosi dan membujuk seseorang. Aku penuh dengan air mata dan batuk, kata-kata tidak akan keluar lebih dari itu. Dalam keputus-asaan aku memasuki api, kalimat yang bisa aku keluarkan hanya,

"Kita semua sudah memutuskan untuk pergi ke pantai bersama-sama!"

"Kita semua sudah memutuskan untuk pergi ke pantai bersama-sama!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ada apa? Apakah kau mimpi buruk?"

Seseorang mengguncang pundakku dan aku membuka mata. Ternyata NamJoon Hyung. Aku merasa lega. Dia menyentuh dahiku dan mengatakan aku sedang demam. Itu memang benar-benar seperti itu. Bibirku terasa seperti mendidih tapi aku sangat kedinginan dan tidak bisa menahannya. Kepalaku terasa akan pecah dan tenggorokanku sakit. Aku dengan cepat meminum obat yang dia belikan untukku. 

"Tidurlah lagi, mari berbicara nanti." Aku mengangguk seraya berkata...

"Akankah aku bisa menjadi orang dewasa seperti dirimu?" NamJoon Hyung hanya berbalik.


화양연화 | The Most Beautiful Moment in Life | The Notes 1Where stories live. Discover now