#TaeHyung, 29 Maret Tahun 22

2 1 0
                                    

Pemilik POM bensin meludah ke lantai dan kemudian pergi. Aku berbaring meringkuk diatas lantai. Saat aku mencoret tembok belakang POM bensin, aku ketahuan oleh pemiliknya. Dia memukulku sembari bertanya apa yang aku lakukan pada tembok orang lain. Aku berguling dilantai. Mendapatkan pukulan adalah hal yang biasa bagiku, tetapi juga sesuatu yang tidak bisa aku gunakan untuk melawan.

Aku sudah lama mulai memcoret. Aku mencoba menyemprot tembok dengan semprotan yang biasa dibuang orang. Aku pikir warnanya kuning. Aku hanya menyemprotkannya tanpa perduli kemudian menatapnya. Saat melihat cat kuning yang berbeda pada tembok abu, aku mengambil cat lain. Untuk beberapa saat, aku menggambar perasaan yang tidak aku kenali di tembok itu. Aku menghabiskan semua isi kaleng semprotan dan menghentikan tanganku. Aku mengambil kaleng itu, melemparkannya, dan melangkah mundur. Nafasku terasa sesak, seolah aku baru saja telah berlari.

Aku tidak tahu apa makna dari warna-warna yang ada di tembok itu. Aku tidak tahu apa yang sudah aku lakukan atau mengapa aku melakukannya. Tapi satu hal yang pasti, aku bisa menebak bahwa coretan berwarna itu mewakili perasaanku. Aku sudah mencurahkan seluruh perasaanku pada tembok itu. Pertama, aku pikir coretan itu tidak enak dipandang, juga terlihat kotor. Terlihat bodoh, tidak berguna, dan terasa pedih. Aku tidak menyukainya. Aku mengusap cat yang sudah sedikit kering dengan telapak tanganku. Aku ingin menghapus semuanya. Alih-alih menghapusnya, aku menghancurkannya dengan warna yang berbeda dan mengubahnya ke bentuk yang berbeda. Aku bersandar di tembok itu. Tidak masalah bagiku untuk tidak menyukainya, juga tidak masalah jika hasil coretan itu tidak indah. Karena coretan itu adalah diriku.
Aku tertangkap ketika sedang berdiri. Bagian dalam mulutku pecah dan darah bercipratan di tanganku. Lalu, aku melihat tangan seseorang memungut kaleng itu. Aku mengikuti tangan itu dan melihat wajah orang itu. Ternyata dia adalah Namjoon Hyung. Aku tersenyum. Aku kira aku melihat penampakan. Hyung mengulurkan tangannya. Aku hanya menatapnya. Hyung menarikku dengan tangannya. Tangannya terasa begitu hangat.

화양연화 | The Most Beautiful Moment in Life | The Notes 1Där berättelser lever. Upptäck nu