#JeongKook, 25 Juni Tahun 20

1 1 0
                                    

Saat aku mengusap tut piano itu dengan tanganku, piano itu ditutupi oleh debu. Ketika aku menaruh kekuatan di ujung jariku saat menekannya, suara yang dihasilkan sedikit berbeda dari yang dimainkan Hyung. Ini sudah lebih dari 10 hari semenjak Hyung datang ke sekolah. Rumor yang beredar hari ini adalah Hyung telah dikeluarkan dari sekolah. Namjoon Hyung dan HeoSeok Hyung tidak akan menceritakan apa-apa padaku dan aku tidak bisa bertanya, seperti aku takut akan sesuatu. Hari itu, dua minggu yang lalu, ketika guru membuka pintu dan masuk ke ruang kelas tempat persembunyian kami, disana hanya ada aku dan Hyung. Hari itu adalah hari orang tua untuk berkunjung. Aku tidak ingin berada di ruang kelas, jadi aku tanpa berpikir pergi ke tempat persembunyian. Hyung tidak menoleh dan tetap memainkan piano. Aku meletakkan dua buah meja bersamaan, aku berbaring dan menutup mataku berpura-pura tidur. Hyung dan piano tampaknya memiliki sifat yang berbeda pada awalnya, tetapi mereka adalah satu hal yang bahkan tidak terpikir untuk bisa dipisahkan. Ketika mendengar permainan piano dari Hyung, untuk beberapa alasan aku seperti ingin menangis.

Aku berbalik saat aku merasa aku hampir menangis. Pintu terbuka seolah-olah itu rusak dan suara piano terhenti. Aku ditampar di pipiku, aku melangkah mundur dan akhirnya terjatuh. Sambil berjongkok dan menahan makian, suara itu tiba-tiba terhenti. Aku mengangkat kepalaku, Hyung mendorong bahu Guru dan berdiri di depanku, menghalangiku. Dari balik bahu Hyung, aku bisa melihat ekspresi tercengang dari Guru.

Aku mencoba menekan tut piano. Aku meniru permainan piano Hyung. Apakah Hyung benar-benar dikeluarkan? Akankah dia tidak akan kembali lagi? Pukulan demi pukulan adalah hal yang sudah biasa baginya. Jika bukan karena aku, apakah Hyung tidak harus melawan guru? Jika bukan karena aku, akankah Hyung masih disini bermain piano?

화양연화 | The Most Beautiful Moment in Life | The Notes 1Where stories live. Discover now