#HeoSeok, 23 Juli Tahun 10

28 1 0
                                    

Ketika aku sudah menghitung sampai 4, aku mendengar suara tertawa seperti sedang mengalami halusinasi pendengaran. Selanjutnya, terlihat aku dari masa kecilku yang lalu sedang memegang tangan seseorang. Aku dengan cepat menoleh ke belakang, tetapi hanya ada teman kelasku yang yang tengah melihat ke arahku.

"Hai HeoSeok" Guru memanggil namaku.

Kemudian aku sadar aku sedang berada dimana, aku sedang berada di kelas Matematika. Aku tengah menghitung gambar buah yang ada di buku pelajaran. 5, 6, aku mulai menghitung kembali. Tetapi semakin aku terus menghitung, suaraku bergetar dan tanganku mulai berkeringat. Ingatan dari masa itu berulang-ulang kali muncul.

Aku tidak ingat dengan baik bagaimana wajah Ibuku hari itu. Aku hanya ingat Ibu memberikanku cokelat batang setelah aku pergi berkeliling di taman hiburan.

"HeoSeok, hitung sampai 10 dan kemudian buka matamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"HeoSeok, hitung sampai 10 dan kemudian buka matamu."

Ketika aku selesai menghitung dan membuka mataku, Ibuku tidak ada disana. Aku menunggu dan menunggu, tapi dia tidak juga kembali. Hitungan terakhirku hanya sampai 9. Aku hanya harus menghitung satu lagi, tapi suaraku tidak bisa keluar. Telingaku berdengung dan sekelilingku menjadi berkabut. Guruku memberi isyarat agar aku terus menghitung, teman-temanku menatap tajam padaku. Aku tidak bisa mengingat wajah Ibuku. Rasanya seperti Ibuku tidak akan pernah datang menemuiku jika aku menghitung satu angka lagi.

Karena itu, aku pingsan kemudian jatuh ke lantai.

화양연화 | The Most Beautiful Moment in Life | The Notes 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang