1.

60.4K 3.9K 76
                                    

•Selamat Membaca•
~part 1~




Hari ini adalah tepat lima tahun kematian ayah dan ibuku. Tepat hari ini dimana kecelakaan itu merenggut seluruh kebahagiaan ku.

Selama ini aku tinggal bersama bibiku, dia sama sekali tidak menganggapku keponakannya, entah kenapa dia begitu membenciku. Dia selalu memperlakukan aku layaknya seorang pembantu dirumahku sendiri.

Dia bahkan tidak mengizinkan aku untuk mengambil beasiswa kuliahku disalah satu Universitas ternama di Irlandia.

Dia selalu menyuruhku bekerja untuk menghasilkan uang untuknya. Hari ini bibi pasti sudah menungguku diruang tamu, seperti biasa setiap tanggal turunnya salery bibi selalu merampas uang hasil kerjaku. Beruntung pemilik cafe tempatku bekerja mau mengerti, ia tidak menyelipkan slip salery didalam amplop, melainkan langsung memperlihatkan padaku dan dia simpan, jadi aku bisa mengambil beberapa uang untuk peganganku.

Aku memasuki rumah, benar. Bibi sedang diruang tamu sambil memakan kacang almond kesukaannya.
Tanpa mengeluarkan satu katapun, ia langsung menyodorkan tangannya sebagai isyarat meminta gajiku. Aku memberikan amplop gajiku padanya, ia menghitung uang tersebut didepanku.

"Apa kau menguntit uang ini?"

"Tidak bi...aku terkena potongan atas keterlambatanku." Jawabku.

Padahal memang aku mengambil sedikit lebih banyak, aku memerlukan uang tambahan untuk pergi dari rumah ini. Aku dan Anna sahabatku berniat melarikan diri ke Dublin.

Plak

"Kau pikir aku bodoh hah?! Mana ada potongan telat sebanyak ini" makinya.

Aku hanya terdiam sambil memegangi pipiku yang terasa sakit akibat tamparan bibi. Bibi mendorongku, aku langsung pergi kekamarku tanpa menoleh lagi padanya.

Malam ini adalah malam yang sangat berat, sudah dua hari aku membereskan rumah dan pergi bekerja tanpa sedikitpun makanan yang masuk kedalam perutku. Wajahku pun sudah terlihat pucat pasi, aku hanya meminum air untuk mendapatkan energiku kembali.

Dua hari lalu, bibi menghukumku hanya karena aku memakan Muffin cupcake miliknya, dia tidak mengizinkan aku untuk menyentuh makanan dirumah walau hanya sesuap. Aku tidak bisa memakai uang tabungan untuk membeli makanan, uang itu masih sedikit, semakin aku pakai maka semakin lama pula aku pergi dari rumah ini. Aku juga bukan tipe orang yang sering menceritakan keluh kesahku kepada orang lain guna mendapat perhatian, aku tidak suka seperti itu.

Aku terduduk lemas disisi ranjang tidurku dengan memegangi perut yang terus saja berbunyi.

"Pakai ini,"ucap bibi sambil melemparkan baju kearah ku dan ternyata itu lingerie.

"Untuk apa aku memakai baju seperti ini bi?!"

"Mulai sekarang, hasilkan uang lebih untuk ku dengan itu. Setiap pulang kerja, kau harus memuaskan teman-temanku yang datang kesini! Mengerti!!!" bentaknya sambil membanting pintu.

Aku syok dengan perkataan bibi, sampai-sampai aku tidak bisa mengatakan sepatah katapun untuknya.

Aku memegangi baju itu dengan kesal dan air mata yang sudah tidak bisa aku tahan.

Tega sekali bibi melakukan ini padaku,batinku.
Aku menggunting baju itu sampai rusak dan melemparnya keluar jendela.

Saat aku sedang melihat keluar jendela, aku mendengar suara pintu kamarku yang terbuka kembali. Aku menoleh kearah belakang, namun aku mendapati seorang pria yang sudah cukup berumur masuk ke kamarku.

Mysterious MateWhere stories live. Discover now