18.

20.5K 2K 6
                                    

•Selamat Membaca•
~Part 18~






POV Eric, Aaron dan Felix

"Ini sudah lebih dari waktu yang ditentukan, kenapa mereka belum menemuiku disini" gumam Eric ditengah hutan.

Eric melesat cepat hendak mencari anak buahnya yang ia suruh untuk menculik Nayra, tiba-tiba jalannya terhenti saat ia melihat abu yang ia yakini adalah milik anak buahnya.

"Sial!! begini saja mereka gagal!!"

Eric melesat kembali ke tebing laut mati untuk bertemu Aaron.

•••••

Bugh



Aaron menghempaskan sayapnya kearah Eric dan membuat tubuh Eric terpental kearah rumah tak berpenghuni itu, tembok rumah itu seketika hancur.

"Sudah ku bilang kau saja yang membawanya vampir sialan!" Geram Aaron pada Eric.

Eric hanya terdiam, Aaron kembali menarik tubuh Eric dan membawanya kehadapan Felix.

•••••

Aaron melempar tubuh Eric tepat dihadapan sang raja demon itu, "Dia gagal yang mulia," ucap Aaron sambil menunduk memberi hormat.

Felix memandang geram mereka berdua lalu memijat kasar keningnya, "Kalian berdua memang tidak pernah becus!!!" dengan menarik rantai panas yang ada disisi kanan singgah sananya ia mencambuk dua orang dihadapannya itu.

Eric dan Aaron menggeram kesakitan..

"Jika kalian tidak cepat menangkap wanita itu, kalian lah yang akan aku masukan kedalam lava panas itu!! mengerti?!!" Perintah Felix dengan wajah bengisnya.

Eric dan Aaron mengangguk sambil menahan rasa sakit disekujur tubuh mereka.

"Pergi!!" teriak Felix.

Mereka dengan susah payah berdiri dan memberi hormat lalu pergi meninggalkan Felix.

•••••

POV Arthur.

'Kenapa mate ku belum bangun juga Art? ini sudah hari ke empat' Alan terlihat sangat sedih, ia memandangi mate nya dari dalam sana.

'Mate kita sial! Kau dengar sendiri apa kata tabib itu, dia saja tidak tahu kapan mate kita akan bangun, apa lagi aku!' Arthur emosi kepada Alan karena serigala itu terus saja melontarkan pertanyaan yang sama.

'Tapi dia seperti sedang mimpi buruk, keringat terus keluar dari tubuhnya.'

'Iya tapi kau sudah lihat kan?aku sudah berusaha membangunkannya tapi dia tidak bangun.'

'Coba kau-'

"Aakhh!!!" ucapan Alan terpotong saat Nayra tiba-tiba saja berteriak membuka matanya dengan lebar.

"Sayang! Kau tidak apa-apa?" tanya Arthur dengan raut wajah yang khawatir.

Aku langsung memeluk tubuh Nayra yang seperti ketakutan, nafasnya yang terengah-engah seperti sedang dikejar sesuatu, air matanya yang membasahi kemeja putih yang aku kenakan. Aku mengelus pelan punggungnya untuk menenangkannya dan terus menciumi pucuk kepalanya.

•••••

"Aku ada dimana Arthur?" Tanyaku pada Arthur yang sibuk mengusap air mata dipipiku.

Mysterious MateWhere stories live. Discover now