Abang Lettu ☆ 18

8.7K 737 4
                                    

Jangan lupa Follow Ig Author dan Wp Author yah.
Ig Author @widyaarrahma20_ (yg PP nya sama dg WP)






"Izinkan Nisya memikirkan ini semua pak, kabar meninggalnya Ka Ady saha begitu menyakitkan untuk Nisya, apalagi harus kembali membuka hati untuk orang lain di waktu bersamaan" ucap Nisya

Vio yg merasa tak tega pada sahabatnya itu langsung menggenggam tangan Nisya seakan memberikan kekuatan

"Saya tau ko, ini berat buat kamu, tapi kamu harus tau, Masa depan kamu masih panjang dan Serda Adytama tidak akan kembali, dia sudah istirahat abadi untuk selamanya

"Iyah pak, Nisya tau, Nisya bakal fikirin ini semua"

"Iyah, kamu boleh kembali melakukan tugas kamu, jika kamu sudah mendapatkan jawaban, jangan sungkan kabari Vio"

"Baik pak terimakasih"

Hingga tengah hari Nisya masih fokus dengan pekerjaannya, sebisa mungkin ia menyibukan diri agar tak memikirkan apa yg tadi Jendral Triady ucapkan saat ini, biarlah ia fokus pada pekerjaannya dan akan memikirkannya jika dirumah nanti.

Yah seperti dugaannya, saat ia pulang kerumah, ia melihat pigura Serda Adytama ia kembali memikirkan ucapan Ayah dari Vio itu.

"Apa secepat ini Nisya harus lupain kaka ? Jujur Nisya gak sanggup ka, apalagi dia sama dgmu, seorang Tentara, Nisya hanya takut dia juga sama kaya kamu, ninggalin Nisya disaat Nisya nyaman"

"Ka, Nisya harus apa ? Nisya gak tau mau lari kemana, Nisya gak tau harus meminta pelukan kesiapa, Nisya gak tau harus bercerita kemana, Nisya bingung kak"

Malam ini kembali jadi malam kelabu untuk gadis itu, menangis hingga tengah malam, dan kembali berpura pura bahagia di pagi hari nanti.

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Akhirnya Nisya hanya bisa lari ke Taman Makam Pahlawan Magetan, tempat lelaki yang selalu memberinya kenyamanan itu tidur dg tenang

"Assalamualaikum kak, Nisya datang kerumah kaka lagi, Maaf kali ini Nisya bawa air mata, Nisya bingung mau lalri kemana lagi, maaf Nisya belum bisa bahagia seperti apa yg kaka inginkan"

Jemari lentik itu mulai mengelus lembut helm diatas makam Serda Adytama seakan dia mengelus kepala kekasih nya itu

"Apa harus secepat ini Nisya menerima orang baru kak ? Mengapa mereka seakan memaksa Nisya melupakan mu dan menerima dia"

"Apa mereka gak tau kalau Nisya baru merasa bahagia kalau sama kaka, Nisya gak yakin kalau dia bisa bikin Nisya senyaman saat sama kamu"

Tanpa Nisya sadari, seorang lelaki sudah berdiri dibelakangnya dari saat ia mengucapkan salam untuk Serda Adytama

Bukan dia sengaja mengikuti Nisya, namun takdir seakan mendekatkan mereka, Lettu Yardan sedang berziarah ke makam kakeknya yg dulu adalah seorang Marinir, dan ternyata melihat Nisya sedang beekunjung ke peristirahatan Serda Adytama

"Saya akan berusaha membuatmu nyaman dengan saya"

Setelah sekian lama terdiam mendengar keluh kesah Nisya, lelaki berpangkat Letnan Satu itu bersuara.

Mendengar ucapan seorang lelaki di Belakangnya membuat Nisya Spontan membalikkan tubuhnya

Ia langsung menghapus air mata dan ikut berdiri disamping makam Serda Adytama

"Ngapain kamu kesini ?"

"Saya gak sengaja liat kamu, saya daei makam kakek saya"

"Bisa tinggalin aku sendiri ? Cukup Ibu Zulaikha dan Jendral Triady aja yg membebani aku dengan ucapan konyol menerimamu, kamu jangan !" Ucap Nisya dengan keadaan marah.

"Saya tidak pernah membebani kamu, mereka mengatakan itu karna itu amanah, wasiat dari Serda Adytama, Jika kamu gak mau, sudah gak masalah, Yang terpenting Amanah sudah di sampaikan" jawab Lettu Yardan dengan santai

Sebenarnya Ingin sekali Lettu Yardan mengatakan bahwa dia sudah mencintai Nisya lama sebelum Nisya dan Serda Adytama bertemu.

Namun melihat keadaan Nisya yg sedang emosi saat ini ia mengurungkan Niatnya.

"Banyak yang ngomong kamu sudah suka aku sebelum ka Ady kenal aku ? Kamu siapa ?!" Tanya Nisya kini dg nada mengintrogasi

Lettu Yardan tersenyum sejenak lalu berujar "Akan saya beritau nanti jika kamu sudah siap"

"Kasih tau sekarang !"

"Belum saatnya Nisya, Silahkan kembali mencurahkan isi hati kamu pada Serda Adytama, tapi asal kamu tau, datang dengan membawa beban, menangis diatas makam beliau, memang menenangkanmu tapi tidak dengan beliau yg sudah tenang, jangan jadikan kematian beliau adalah beban, Biarkan Serda Adytama tenang tanpa mendengar tangisanmu, bukan kah dia menginginkan kamu bahagia ? Jangan datang kesini bawa air mata, bawalah cerita yg bahagia.

Mau sampai kapan kamu meratapi semua ini ? Mau sampai kapan kamu menangisi Serda Adytama ? Mau sampai kapan kamu selalu menyalahkan keadaan, kamu harus tau dan kamu harus membuka matamu, banyak orang disekelilingmu yang mengulurkan tangan padamu membantumu agar bangkit, sambutlah tangan mereka dan bangkitlah, keluar dari zona ini, datanglah ke rumah terakhir Serda Adytama dengan certia bahagia, bukan kesedihan dan air mata, Biarkan beliau tenang"

Usai mengatakan itu semua, Lettu Yardan berbalik arah dan hendak meninggalkan Nisya yg menunduk dan sudah banjir air mata









■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Dari kehilangan aku belajar bahwa Allah tak suka aku menggantungkan harapan selain padaNya

Widyaarrahma

☆Abang Lettu☆

Abang Lettu ✔Where stories live. Discover now