Abang Lettu ☆27

9.2K 709 6
                                    

Jangan lupa Follow Ig Author dan Wp Author yah.
Ig Author @widyaarrahma20_ (yg PP nya sama dg WP)









"Nisya Apa kamu sudah yakin menikah dengan Lettu Yardan Satria Pangestu ?"

"Siap yakin"

"Apa kamu siap ditinggal tugas oleh Lettu Yardan Satria Pangestu ?"

"Siap"

"Apa yg membuat kamu yakin untuk memilih Lettu Yardan Satria Pangestu sebagai pendampingmu ?"

"Siap, karna Lettu Yardan Satria Pangestu sudah menunjukan keseriusannya pada saya, menunjukan bahwa dia suami terbaik untuk saya, menunjukkan bawa dia akan membimbing saya untuk kedepannya"

"Kalau sewaktu nanti kamu Hamil, Dan Lettu Yardan Satria Pangestu harus bertugas ke Papua atau Libanon apakah kamu siap ?"

"Siap"

Rentetan pertanyaan diatas adalah bagian dari pengajuan Nisya dan Yardan. Setelah 2 minggu mengurus Berkas ke Koramil, Kodim, Korem, Kodam kini Nisya sedang menghadapi beberapa Tes yg menurutnya sangat berat.

Memang sedari bersama Adytama pun lelaki itu sudah menjelaskan bahwa menjadi istri Tentara itu tidak semenyenangkan yg dia lihat.

Harus siap ditinggal tugas, jangan ada waktu bersama, harus siap jarang berkirim kabar, harus siap dipindahkan kemana saja, dan harus bisa beradaptasi dg Persit lainnya.

Usai Pembintalan, Nisya dan beberapa calon persit lainnya keluar dari ruangan itu, didepan ruangan ada sekitar 5 lelaki berpakaian PDU yg menunggu calonnya keluar.

"Gimana ?" Tanya Yardan yg langsung menghampiri Nisya

"Ya gitu, Pusing" keluh gadis itu.

Mereka kini berjalan menuju kantin karna sudah masuk jam makan siang.

"Udah lah cape gak usah nikah aja" ucap Calon Persit yg tadi pembintalan bersama Nisya, dia memang dari awal terlihat begitu keberatan dg Pengajuan yg rumit ini

"Kamu cape Nis ?" Tanya Yardan menatap Nisya

"Ya dibilang cape pasti cape ka, bolak balik ngurus berkas, tes yg gak mudah, pembintalan, dan pasti masih banyak kan yg belum Nisya lakukan ?"

"Tinggal Tes kesehatan dan menghadap kesatuan aja ko, kamu yg sabar yah"

Nisya hanya bisa mengangguk, jujur sewaktu awal masuk kedalam Yonif, Air matanyantak bisa terbendung, karna Yonif yg ditempati Yardan itu sama dg Adytama.

Kenangan dengan lelaki itu, Aroma lelaki itu, bahkan ia sesekali terdengar suara lelaki itu. Bahkan hingga kini Nisya masih tak mau jika harus mengantar Yardan ke Barak, karna sudah pasti bayangan Adytama ada disana.

"Inget Adytama yah ?" Ucap Yardan menyadarkan lamunan Nisya sembari memberikan Piring makan siangnya

"Engga ko ka" jawab Nisya sembari tersenyum

"Saya tau eh maaf, Abang tau kamu sulit melupakan Adytama, abang tau sulitnya menjadi kamu, Harus tinggal dg orang tua angkat yg tega, tinggal lelaki yg kamu sayang, dan sekarang harus menerima orang baru, yg baru beberapa bulan kamu kenal" ujar Yardan menatap dalam gadis berseragam Persit tanpa lencana disampingnya

"Nisya udah Ikhlas ka sama beliau, Nisya ingin beliau tenang, walau sulit, Nisya boleh minta sesuatu sama kaka ?"

"Apa itu ?"

"Seperti ucapan Ibu waktu itu, jangan Sebut nama Ka Adytama diantara kita, mudahkan Nisya melupakan beliau dan menerima kaka, cukup ada Nisya dan Yardan saja"

"Kalau gitu, jangan panggil kaka"

"Trus apa ?"

"Abang"

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Setelah hampir sebulan melakukan Proses pengajuan mulai dari Tes kesehatan, menghadap beberapa jajaran, mengerjakan beberapa soal, wawancara dg Intel Kodam untuk menelisik adakah keterlibatan PKI dalam keluarga.

Lanjut menghadap pembintalan, mengerjakan soal agama, wawancara ttg Agama, lalu sidang dg jajaran, baru mendapatkan surat keterangan nikah kantor.

Kini Nisya bisa sedikit bernafas lega, sebulan ini setiap pagi ia harus sudah siap, jam 7 ia akan dijemput Yardan menggunakan Mobil, mereka sarapan dirumah menyiapkan tenaga untuk proses pengajuan yg begitu rumit.

Proses pengajuan yg rumit ini semata mata bukan ingin mengerjai Calon Persit, atau hanya sekedar tradisi.

Proses pengajuan ini adalah salah satu proses pembentukan mental untuk para calon persit apabila nanti ketika sudah menjadi istri prajurit, mereka harus kuat, sabar dan tabah. Karna tak setiap hari bisa berkumpul.

Memang semua istri dari profesi manapun juga harus sabar dan tabah, namun Persit berbeda, mereka dituntut untuk mengerti keadaan suami yg jarang dirumah, jarang mengirim kabar, karna kesibukannya untuk Negara.

Harus bisa tetap profesional ketika ada kegiatan Giat Persit meski hati sdg ada Rindu maupun gelisah pada Suami yg tengah bertugas di Bumi Cendrawasih sana.

Back to the topik

"Hari ini mau kemana Nis ?" Tanya Umi Salamah duduk di meja makan

"Belum tau mi, Pengajuan udah selesai sih, Nisya juga gak tau setelah pengajuan biasanya pada ngapain" jawab Nisya sembari menghidangkan sarapan pagi ini.

"Tadi Yardan Nelfon, dia nanya kamu mau istirahat sehari atau mau cari Gaun"

"Bang Yardan mintanya apa Mi ? Nisya ikut aja Mi"

"Kalo emang kamu ngrasa gak cape, cari gaun aja dulu, kalian nikah kan 3 minggu lagi, Sekalian kamu beli HP nduk, Biar komunikasinya gampang"

Semenjak kejadian di Magetan malam itu, Nisya hingga saat ini belum mau memegang alat komunikasi itu. Untuk berkomunikasi dg Yardan, Umi Salamah lah perantaranya.












■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Maaf Bab Pengajuan cma 1 Bab

Abang Lettu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang