Abang Lettu ☆ 36

9.2K 699 2
                                    

Jangan lupa Follow Ig Author dan Wp Author yah.
Ig Author @widyaarrahma20_ (yg PP nya sama dg WP)












"Bu Nisya kenalin saya Yuni" ucap seorang wanita dihadapan Nisya mengulurkan tangan padanya

"Iyah bu Yuni, senang berkenalan dengan Ibu"

"Ya udah yuk kita langsung kerumah Bu Widya"

Sesampainya dirumah yang dituju, Tatapan Nisya langsung mengarah ke bayi mungil didekapan ibunya

"MasyaAllah ganteng banget ini dedeknya bu Widya"

"Hehehe iya bu terimakasih, mari masuk"

Keempat Persit satu Letting itu asyik dalam satu obrolan tentang pola asuh anak dan pengalaman melahirkan, karna sari ke 4 nya baru Bu Widya dan Bu Dwi yang baru melahirkan. Anak bu Dwi baru berusia 8 bulan.

"Ini kaya Pak Hanif versi kecil yah bu" ucap Bu Dwi menoel noel pipi bayi berusia 1 bulan itu

"Iyah bu, aku yang bawa 9 bulan, malah mirip bapaknya" jawab Bu Widya sembari terkekeh

"Hahaha sudah biasa bu kalau anak pertama kebanyakan mirip bapaknya"

Setelah mungkin 1 jam mereka bertamu dirumah Sertu Hanif / Bu Widya, kini mereka beranjak pulang untuk melakukan aktifitas rumah tangga lainnya

Baru saja keluar dari halaman rumah bu Widya, Bu Yuni meminta untuk ditinggal saja karna dirinya ada urusan ditempat lain.

"Bu Yuni kenapa dari tadi diem aja yah bu ?" Tanya Nisya yang merasa aneh pada Persit yang satu itu

"Bu Yuni mungkin sedih karna belum bisa memiliki keturunan bu, karna di Letting ini bu Yuni itu bisa diibaratkan Persit yang paling lama, dan beliau masih belum diberi keturunan"

"Oh gitu, kirain gak suka sama saya bu soalnya diem banget"

"Beliau memang orangnya agak cuek bu, wajahnya juga jutek tapi aslinya orangnya baik banget, suka banget nolong bu"

"Oalah seperti itu toh"

"Dah jangan omongin bu Yuni, nanti ketauan bisa kena tegur hehehe"

"Oh iya lupa bu hehehe"

Inilah senangnya bergabung dalam dunia Istri Prajurit, tidak ada istilah tetangga julid, semuanya kekeluargaan, semua dididik dan di bimbing menjadi wanita yang mulutnya bisa di rem, tidak mudah mengghibah sesama persit.

Jika ada yang kurang mengenakan, akan di diskusikan secara terbuka, tidak ada geng gengan, semua mengumpul menjadi satu, baik Istri Tamtama, Bintara maupun Perwira.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎


Sebulan Kemudian.

"Alhamdulillah sampe" keluh wanita berseragam Khas istri Prajurit angkatan darat yang baru sampai rumah usai melakukan Giat mingguan

Matanya terpejam mengingat perkataan mertua sekaligus budhenya semalam saat dia berkunjung

"Nisya maaf umi mau tanya boleh ?" Ucap Umi Salamah yang duduk disamping menantu sekaligus keponakannya ituu usai memotong kue yg ada dikulkas

"Boleh mi, mau tanya apa ?"

"Yardan belum menyentuh kamu ?" Tanya Umi Salamah dg hati hati takut menyinggung perasaan menantu satu satunya itu

Nisya hanya bisa tertunduk karna sudah sebulan pernikahannya namun Yardan memang belum sama sekali meminta hal itu.

"Kenapa umi nanya gitu ?"

"Jalan kamu beda sayang, Tapi umi gak maksa kalau Nisya belum siap, Umi juga gak memaksa Nisya buat hamil dulu, nikmati masa masa kalian berdua dulu"

Kalimat dari umi Salamah itu berputar dikepalanya, Sebulan ini Yardan tidur bersamanya namun tak ada kalimat meminta hal seperti itu padanya.

Apa Yardan belum mencintainya ?

Apa Yardan hanya kasihan menikahinya ?

Apa Yardan ada wanita lain yang memuaskannya ?

Itulah pertanyaan pertanyaan yang berputar dikepala Nisya

Sampai ia tak sadar, lelaki yang sedang ia lamuni sudah masuk kedalam rumah usai piket harian.

"Assalamualaikum" ucapnya

Namun tak ada jawaban dari Nisya yang masih memejam kan mata dengan posisi duduk menyender dishofa

Yardan hanya bisa tersenyum, yang ia tau wanita itu sedang tertidur kelelahan.

Lelaki berumur 27 tahun itu langsung mendekati Nisya dan mengelus kepalanya

Sontak hal itu membuat Nisya kaget dan langsung membuka matanya

"Ya Allah abang kira kamu tidur dek, cape yah abis Giat tadi ?" Tanya Yardan

Dan hanya dibalas anggukan serta senyum singkat dari Nisya

Lamunannya tadi berhasil mengubah mood gadis itu, moodnya langsung rusak parah dan enggan mengucapkan apapun dari mulutnya.

Bahkan dia sekarang memilih meninggalkan Yardan menuju kamar meninggalkan tatapan Heran dari mata elang Khas Yardan

Tak sampai disitu, Nisya mengunci kamar yang biasa ia tempatti bersama Yardan, menutup pintunya pun sedikit keras hingga menimbulkan bunyi yang semakin membuat Yardan heran

"Dek, kenapa ? Buka pintunya sebentar dek" ucap Yardan didepan pintu setelah mendengar suara kunci diputar

"Dek kalau ada apa apa cerita, buka yuk cerita sama Abang"





























▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Sampai disini apa kalian masih ingat / merindukan Serda Adytama mahavir ?

Abang Lettu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang