5. Alira Sesat

4.6K 1K 153
                                    

Selamat menunaikan ibadah puasa ya sayang ya:v

Terima kasih sudah menunggu cerita Babang Ayan dengan penuh kesabaran:v huhu

Happy reading❤️
----

Alira keluar dari dalam kamarnya sembari mencapol rambutnya asal. Gadis dengan hotpants hitam juga kaus over size biru bergambar boneka Tata itu menuruni tangga menghampiri keluarganya.

"Malam Papi, malam Mami." Alira mencium pipi kedua orang tuanya sebelum mengambil duduk di tengah.

Dul tersenyum tipis dan mengacak rambut putri tersayangnya itu. "Gimana hari ini? Is my little princess very happy?"

Alis Alira terangkat sebelah, sebelum tersenyum dan mengangguk. "I'm so happy."

"Pasti bahagia dong, kan bisa ketemu Lingga terus," ujar Nina, sang Mama sembari ikut mengusap surai Alira.

Alira berdehem sejenak. Rasanya ia menjadi anak paling bodoh di dunia ini, karena tutup mulut mengenai perilaku Lingga terhadapnya.

"Hehehe Mami tau aja," ujar Alira menyengir.

Gadis itu menggigit bibir bawahnya. Alira bingung dengan perasaannya sekarang. Jika dulu ia akan sangat bahagia menceritakan tentang Lingga pada orang tuanya, walaupun sedikit berbohong untuk menyembunyikan sikap Lingga agar pertunangannya tidak di batalkan, namun sekarang rasanya beda.

Alira seperti enggan membahas Lingga.

"Dia yang nganter kamu balik tadi? Kok gak mampir sih? Mami jadi rindu sama dia," ujar Nina lagi.

Lingga itu munafik. Begitu pandangan Alira. Karena cowok itu pandai bermain peran jika berhadapan dengan orang tuanya.

"A-ah? Ouhh, itu ... Lira balik sama temen Lira, soalnya Lingga gak bisa nganter karena sibuk," jawab Alira. Sibuk ngurusin Babi.

"Sama Aurora?" tanya Dul.

Alira menggeleng. "Teman cowok Pi."

Dul dan Nina saling pandang dengan heran. "Inti Argos?"

"Bukan, teman baru Lira, Pi. Baik orangnya, terus sopan banget, eh?" Alira mengerjap. Sebentar, apa dia mengakui jika cowok aneh itu baik dan sopan?

"Tumben kamu bisa berbaur sama orang baru, laki-laki lagi," heran Dul. Ia sangat paham dengan watak sang anak.

Alira itu tidak suka dengan orang baru.

Gadis itu berdehem. Ia beranjak berdiri dan pura-pura meregangkan tubuhnya, ia juga menguap untuk mengelabuhi Dul dan Nina. "Ah, Lira ngantuk banget, mau bobo cantik dulu. Good night Pi, Mi. Lira ke atas ya." Gadis itu memberi senyuman manisnya dan berlalu pergi.

Dul dan Nina menatap heran Alira. "Mau ngebucin sama Lingga paling Yang," ujar Dul pada Nina.

"Haha kayaknya gitu." Nina tersenyum. "Alira bahagia banget ya sama Lingga, Mas. Gimana kalau kita nikahin aja mereka pas tamat nanti? Gak usah nunggu lulus kuliah, biar Lingga bisa jagain Alira dengan baik," ujar Nina meminta saran. Sejauh ini, ia sangat suka dengan sikap Lingga yang baik pada putrinya.

Heyy! Rayyan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang