16. HUT SMA Phoenix Dan Kehancuran

5.8K 1.2K 1.1K
                                    

Yang di tunggu -tunggu

Semoga puas ya sayang

Panggil aku Star ⭐

Happy reading ❤️
---


"By, kenapa?" tanya Lingga pada Baby yang menunduk sembari meremas ponselnya di depan perut.

"Baby mau ngomong sama Lingga. Tapi Lingga janji dulu, jangan marah-marah," cicit gadis itu.

Lingga terkekeh sembari menarik Baby untuk duduk di sampingnya. Kedua remaja itu ada taman, dekat kompleks rumah Baby.

"Ngomong apa?" tanya Lingga.

Baby menggigit bibir bawahnya. "Baby liat Alira," ujar Baby membuat Lingga mengerutkan keningnya.

"Sama Rayyan," lanjut Baby membuat sorot mata Lingga menajam.

"Lingga jangan marah dulu, biarin Baby cerita," ujar gadis itu, ia mengusap lengan Lingga.

"Sebelumnya, Baby mau rahasiakan yang Baby liat, takut hubungan Lingga sama Lira semakin renggang. Tapi Baby gak tahan, Baby gak mau Lingga sakit hati nantinya. Jadi Baby berfikir, untuk bilang sekarang sama Lingga." Gadis itu menatap iris legam Lingga. Ia semakin mengusap lengan Lingga.

"Apa yang lo liat, By?" desis Lingga. Alira keras kepala, dan tidak mendengar perkataannya untuk tidak dekat dengan laki-laki lain.

Baby dengan cepat mengambil hpnya dan ia sodorkan pada Lingga. Di hp itu, terlihat berbagai foto dua orang yang tidak senonoh.

"Baby gak nyangka liatnya. Tolong Lingga jangan marah ya sama Alira. Mungkin Alira ngelakuin itu, karena Baby. Dia pikir Baby rebut Lingga, padahal Baby gak ada pikiran seperti itu," ujar gadis itu.

Lingga menatap beberapa foto di hp Baby dengan sorot mata kian tajam.

"Oh iya, Baby juga tadi liat mereka naik mobil bareng, emh Baby gak tau kemana," lanjut Baby.

Napas Lingga semakin tidak teratur. Cowok itu beranjak begitu saja dan menelpon Alira, namun tidak di angkat. Akhirnya Lingga menelpon orang rumah Alira untuk menanyakan keberadaan gadis itu dan  akhirnya Lingga menemukan keberadaannya.

Hal yang pertama ia lihat di jalan itu adalah keberadaan Alira dan Rayyan yang nampak berciuman. Ternyata Baby tidak asal bicara.

***

"ARGHH FUCK! AIRA!" Cowok itu meraung keras, suaranya menyatu dengan dentuman musik DJ yang mengisi ruangan besar yang padat akan wanita-wanita seksi.

Lingga meneguk alkohol dengan kadar tinggi. Cowok itu terlihat sangat emosional dengan kejadian tadi. Pikirannya di penuhi dengan Alira juga tatapan mata Alira padanya.

Tidak jauh di tempat Lingga yang sudah limbung di sofa club, Baby dengan pakaian seksinya tersenyum lebar. Tidak sia-sia ia mengedit foto dan mengatakan jika itu adalah Alira dan Rayyan. Padahal itu adalah foto Baby dengan orang-orangnya.

Gadis itu berjalan menghampiri Lingga, mengusap punggung cowok itu dengan sensual.

"Tenang boy, semuanya akan baik-baik saja," ujar Baby.

Lingga yang sudah mabuk berat menatap ke arah Baby. Ia mengerjap kala melihat wajah Alira.

"Aira," lirih Lingga. "Maapin Iga udah nampar Aira," lanjut cowok itu. Ia membelai pipi Baby yang ia anggap adalah Alira.

Baby berdecak kesal. "Kamu mabuk Lingga," ujar Baby. "Aku Baby bukan Alira."

Lingga menggeleng. "Kamu Alira. Aliranya Lingga. Kamu miliki Lingga," desis Lingga. Baby terkejut saat Lingga merapatkan tubuh keduanya. Namun setelahnya ia tersenyum miring.

Heyy! Rayyan (On Going)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora