27. Permata berharga saya

6.3K 1.1K 303
                                    

Jam istirahat telah berbunyi, Alira dan Aurora membereskan alat tulis mereka dan bersiap-siap untuk ke kantin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam istirahat telah berbunyi, Alira dan Aurora membereskan alat tulis mereka dan bersiap-siap untuk ke kantin. Suara helaan napas dari meja samping membuat kedua gadis cantik itu menoleh.

"Kenapa Li?" tanya Alira pada sepupunya itu.

Loli yang tengah menjatuhkan kepala di atas meja, hanya menatap Alira dengan mata berkaca-kaca. Bibir gadis itu cemberut.

"Lah, kenapa lagi lo?"  heran Alira. Ia dan Aurora menghampiri sahabat terucul itu.

"Lo lapar? Atau lagi dapet?" tanya Aurora, mengusap Surai Loli yang di Kuncir, tak lupa hiasan bando dengan motif lollipop. Yakin, jika Bian masih ada, pasti cowok itu yang paling gemas menatap seorang Loli Milkita.

Loli menggeleng. Keadaan kelas sudah mulai sunyi.

"Loli tuh sedih," lirih gadis itu. "Rora sama Lira udah nikah, tapi Loli belum. Liat aja, pasti bentar lagi, suami kalian bakalan dat---"

"Hallo Sayang."

"Assalamualaikum, Lira."

Kedatangan Lheo dan Rayyan berhasil membuat Loli semakin cemberut. "Tuh kan, baru aja Loli bilang! Loli tambah sedih huhu ... Bian sih, malah ninggalin Loli sendiri, kan Loli jadi iri liat Aurora sama Alira." Gadis itu menutup wajahnya. Rasa rindu pada sosok yang di cintai itu belum juga pudar. Loli rindu Bian. Sangat, bahkan melupakan memori cowok itu benar-benar tidak mudah.

.Alira dan Aurora saling pandang sebelum memeluk Loli dengan sayang. Setelahnya kedua gadis itu menatap tajam pada suami masing-masing, seolah menyiratkan jika kedua laki-laki itu salah karena datang ke sini.

"Keluar sana," ujar Aurora membuat Lheo melotot tak mau. "Kok ngusir suami? Mau jadi istri durhaka?"

Aurora berdecak. "Keluar sekarang, atau lo mau gue hempas dari kamar?" ancam Aurora membuat Lheo cemberut. Cowok itu maju selangkah dan mencium pipi Aurora sebelum keluar.

"Aku tunggu di kantin," ujar Lheo.

Rayyan berdehem di tempat, menatap Alira sembari menggaruk pelipisnya. "Saya tunggu di kantin juga ya," ujar Rayyan untuk pamit.

"Lo gak mau nyium gue juga?" Pertanyaan frontal Alira berhasil membuat langkah Rayyan terhenti. Rayyan meringis, ia lupa jika istrinya ini adalah seorang Alira Katya Mentari.

"Kebelet di cium ya lo," ujar Aurora tertawa, sedangkan Alira menatapnya sinis.

Rayyan akhirnya mendekat saat melihat raut Alira yang datar. Cowok itu tersenyum tipis, mengusap pipi Alira dan mencium singkat pelipis gadis itu. Beruntung kelas hanya ada mereka aja.

Heyy! Rayyan (On Going)Where stories live. Discover now