30.

4.7K 649 149
                                    

Happy reading 💗

"Ma Syaa Allah cantik banget— aww sakit anjir!" Gege meringis kala Jojo mencubit pinggangnya.

"Lo Kristen, bego!" ujar Jojo.

Gege menyengir. "Karena terbiasa jadi biasa," jawabnya. Gege berada di lingkungan penganut agama Islam— Sahabat dan juga teman-teman  Sky Warden—makanya ia sering mengucapkan kata Ma Syaa Allah, Subhanallah bahkan Allahuakbar.

"Eh anjir, Neng Sara liat ke arah sini." Jojo panik dan langsung menekan kepala Gege agar tubuh mereka tidak kelihatan. Saat ini keduanya tengah bersembunyi di balik bunga di depan rumah Pak Ustad dekat rumah Kaino.

Mereka tengah menatap putri Pak Ustad yang katanya dari pesantren. Asara Fatimah namanya.

Asara mengerutkan keningnya karena merasa tengah di perhatikan, di rasa tak ada siapa-siapa. Gadis berkerudung hitam itu beranjak masuk dalam rumahnya.

Gege dan Jojo keluar dari persembunyian. Menatap rumah dua lantai di hadapan sebelah menghela napas kecewa.

"Ck! Kapan sih gue bisa bicara sama Bebeb Cabin," ujar Gege. Cowok dengan kalung salib itu menyugar rambutnya. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama dengan anak Pak Ustadz itu.

"Cabin apaan?" tanya Jojo.

"CALON BINI DONG HAHAHA!" Receh sekali Gege ini, bahkan sudah membuat Jojo keheranan.

"Lo mau bicara sama Sara?" tanya Jojo, kali ini wajahnya serius.

"Maulah anjir! Lo tau sendiri kalau gue udah lama naksir sama dia, sampe kena omel Kaino karena gue sering nginap di rumahnya buat mantau Bebeb Cabin," ujar Gege.

Awal pertemuan Gege dan Asara  saat Gege yang tengah menakut-nakuti anak kecil dengan seekor anjing yang sedang terikat di salah satu rumah warga. Melihat wajah bocah laki-laki yang ketakutan dan siap menangis itu membuat Gege semakin kegirangan bahkan ia menggertak akan melepaskan anjing itu.

Namun, nasib sial malah menimpanya karena anjing itu tidak terikat dan malah mengejarnya bahkan sampai keliling kompleks Kaino. Mungkin karma membuat anak orang menangis.

Dan saat panik, Gege asal masuk halaman rumah orang yang ternyata rumah Pak Ustad, ia tak sengaja menabrak Asara yang saat itu tengah menyiram bunga karena ketakutan. Melihat wajah ayu perempuan berjilbab itu membuat jantung Gege berdetak tak karuan. Untuk pertama kalinya, ia mengangumi seseorang.

"Oke, gue bakalan atur. Tapi, lo harus ngerjain dulu semua tugas gue. Gimana deal?" tanya Jojo menyodorkan tangannya.

Gege menatapnya sinis. "Enak aja, tugas lo numpuk ya! Bisa puyeng gue ngerjainnya," tolak Gege.

"Yaelah Bro, ini namanya Simbiosis Mutualisme, saling menguntungkan. Lo bisa bicara sama Asara dan gue bisa selamat dari amukan Buder*" Jojo merangkul pundak Gege untuk meyakinkan cowok itu. Gege walaupun bandel dan prik, cowok itu sangat pintar, bahkan beberapa kali menang olimpiade. Hampir seperti Rayyan. *(Bu Dera)

"Sebagai sahabat yang baik hati, tampan dan bijaksana, okedeh gue terima. Gue juga kasian liat Buder udah tua tapi sering data tinggi hadapin elu," balas Gege. Mereka berjabat tangan tanda sepakat.

"Oke cus balik Markas, nanti gue kabarin waktunya buat lo ketemu sama Asara. Tenang aja, semuanya gue yang atur," ujar Jojo sembari menepuk dadanya sendiri.

Gege berdecih sinis melihat tingkah sahabatnya, sebelum akhirnya mereka pergi dari depan rumah Pak Ustad. Namun, tanpa Gege sadari, jika Jojo menoleh ke arah lantai dua rumah itu. Di dapatinya Asara yang sedang menatap ke arahnya di balik jendela. Sejenak tatapan mereka bertemu sebelum Asara langsung menutup gorden dan hilang di pandangan Jojo.

Heyy! Rayyan (On Going)Where stories live. Discover now