Prolog

7.6K 309 26
                                    

Pagi yang cerah tapi apa ini hari yang cerah? Semoga saja. Hari ini hari yang mendebarkan ku rasa. Ya ini adalah hari pengumumuman kelulusan ku. Hati ku sudah dag dig dug saja memikirkan hal itu. Ku turuni tangga menuju dapur. Aku sudah mengenakan seragam ku. Pakaian ku juga sudah rapi dengan rambut yang ku kuncir kuda.

"Morning dad." Sapaku sampainya di meja makan. Mama sedang menyiapkan nasi goreng istimewanya itu.

"Hello Gwen. Bagaimana dengan tidurmu? Nyenyak tidak?" Katanya sambil mengambil seiris telur mata sapi.

"Emm... ku rasa sedikit nyenyak. Apa dad tahu? Jantung ku berdegup keras untuk saat ini."

"Oh ya? Why? Are you scared baby?"

"No, i'm not scared but i ... i... don't know." Ucapku gusar dan meletakkan garpu ku. Ku tangkup wajah ku dengan kedua telapak tanganku.

"Oh, i know. Are you nervous for your national exam result huh?"

"Umm... maybe yes. How dad know?" tanyaku bingung karena beliau tahu apa yang sedang ku pikirkan.

"It's easy Gwen." Aku hanya mengangguk kemudian melanjutkan sarapanku. Mama tiba-tiba membuka ucapan setelah memberikan segelas susu coklat kepadaku.

"Ku harap nilai mu tidak memalukan Gwen. Jika nilai mu tidak sempurna ku pastikan kau akan tidur di luar." Kata mama tajam dan sedikit mengancam.

"Oh mom, are you kidding?" Tanyaku sambil menghela napas berat.

"I'm not joking with you Gwen. Do you know?" aku hanya mengedikkan bahu dan mengambil tas ku di kursi sebelah.

"I think it will not happen mom." kataku sambil menyeringai kemudian mencium tangan mom and dad.

"I hope Gwen." kata dad.

"Ok. I 'll go to school. Bye." kataku sambil melambai kecil. Kemudian ku lihat mom and dad berbincang lagi. Kalian bertanya kemana Farrel? Dia masih tidur. Ya, adik kelas libur untuk ini. Bagaimana tidak? Hari ini ada pengumuman hasi national exam yang telah ku jalani beberapa minggu yang lalu.

Aku berangkat menggunakan jasa sopir. Pak Joe itu lah namanya. Dengan tubuh gendut dan kumis tebal itu membuatnya sedikit lebih cute ku rasa. Hahaha... .

"Morning Mr Joe." Sapaku ramah dan bergegas naik mobil. Mr joe hanya mengangguk saja dan melemparkan seulas senyuman.

"Kau terlihat gugup Gwen. Ada apa denganmu?" Tanya Mr Joe.

"Emm.. apa aku terlihat seperti itu? Sungguh mengerikan jika iya. Tapi kurasa Mr benar karena hatiku berdegup kencang saat ini." "Bagaimana tidak? Hari ini pengumuman hasil national exam ku dan mom bilang jika hasilku tidak memuaskan dia menyuruhku tidur di luar. Menyedihkan bukan sir?" Tanyaku.

Mr Joe hanya mengangguk. "Ya itu terdengar menyedihkan Gwen. Tapi ku rasa kau tidak akan tidur di luar malam ini. Bagaimana tidak jika mengingat otak mu yang brilliant itu."

"Wow, i think so sir. And thank you for your praise." Ucapku kemudian di iringi tawa oleh ku dan Mr Joe. Beliau melesatkan mobil dengan kecepatan sedang. Memakan waktu 45 menit dari rumah ku ke sekolah jika mengenakan mobil.

Ku lewati sepanjang koridor. Ku temukan Orlin juga berjalan menuju kelas tetapi dia berada di depanku dengan jarak kurang lebih lima meter.

"Orliiin... ." Teriakku. Gadis yang ku panggil tadi berhenti dan membalik badannya ke arah ku. Senyum tersungging di bibir tipisnya. Aku berlari menghampirinya.

Beautiful LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang