Chapter 12: Shit?

1.9K 116 10
                                    

Perhatian: di chap ini POV Gwen yang awal diadakan dua kata dengan aku-gue. Kenapa? Di Chap ini Gwen sedang berbicara dengan orang yang lebih tua, jadi ku harap kalian bisa mengerti :)  Enjoy!!!

---

Gwen Syareefa Putri POV

Tap... tap... tap... bunyi ketukan sepatu gue yang menggema di koridor, gue sedang mencari sebuah ruangan.

"Excusme sus, ruangan Dr.Sculthz dimana ya?"

"Oh, Gwen ya? Lurus saja kemudian belok kanan"

"Iya saya Gwen, makasih banyak," kata gue sambil menyunggingkan senyum, sudah cukup lama gue gak berkunjung di sini.

Tok... tok... tok... dan klik

"Pagi Dr.Sculthz," sapa gue sambil mendekati mejanya.

"Pa... oh Gwen, pagi Gwen. Lama sudah tidak ada kunjungan, bagaimana keadaanmu?" Mendengar itu senyum kecut yang gue ulas, mengingat nyeri dan denyut jantung  yang semakin menjadi-jadi akhir ini.

"Sepertinya semakin memburuk, dadaku makin sering nyeri, dan jantung iramanya lebih cepat. Hal itu terkadang bisa sampai lebih dar tiga kali sehari"

"Oh god, mari aku periksa." Setelah cukup lama akhirnya Dr.Sculthz menyuruh gue untuk kembali ke kursi.

"Gwen"

"Ya?"

"Tolong persiapkan mentalmu, aku akan berbicara sesuatu, namun jangan terkejut"

"Ya, tidak akan." sahut gue enteng.

"Ku rasa kamu harus segera memberi tau kedua orang tuamu. Kenapa? Ku rasa kamu sudah menyadarinya bukan? Semakin hari kondisi jantungmu semakin memburuk, semakin melemah, pikirkanlah baik-baik. Ku rasa daddy dan mommy-mu akan mengerti,

"Oh ya, bagaimana jika kamu melakukan transplantasi? Kamu sudah ku daftarkan dari awal, dan jantungnya sudah dapat. Bagaimana? Ku kira kamu pasti akan berubah pikiran, tinggal hubungi aku saja," katanya panjang lebar.

"Oh god, apa ini tidak berlebihan? Aku masih takut jika tubuhku tidak dapat menerima jantung itu dan a-aku colaps, untuk memberi tau dad dan mom kurasa hari ini. Dad tadi malam juga baru pulang"

"Anak pintar, pertimbangkan dengan orang tuamu. Minta keputusan untuk transplantasi atau tidak, persiapkan dirimu Gwen"

"Thanks sir, yasudah aku pamit. Doakan semoga sukses," kata gue sambil menjabat tangannya.

"Pasti, be carefull Gwen"

"Ok." Dan klik, pintu terbuka menampakkan suster dengan tumpukan kertasnya. Senyum manis yang gue lontarkan, suster itu pun juga.

Gue tau, semakin hari jantung gue memburuk. Namun, yang menyedihkan ialah Dr.Sculthz meminta gue untuk transplantasi jantung. Biasanya hanya menawarkan, namun kali ini nadanya berbeda. Seperti gue harus menjalani tranplantasi.

Memang jika tranplantasi jantung gue lebih baik, harapan untuk hidup juga. Lumayanlah kurang lebih lima tahun untuk hidup. Namun tentu resiko juga besar, kalian tau? Yaudah gue jelasin.

Resiko gue kalau gue tranplantasi jantung, gue takut jika tubuh gak bisa untuk terima jantung yang baru. Gue takut setelah itu gue colaps. Gue takut setelah berhasil.toba-tiba gue pergi. Pergi ke tempat yang tak dapat digapai. Gue takut akan semua itu. Gue takut kehilangan orang yang selama ini di sisi gue, gue takut. Semua ini sangat berat, apa tuhan gak sayang sama gue?

Pulang mengenakan angkutan umum, tidak mungkin gue menyuruh Mr. Joe untuk datang menjemput, yang ada rahasia yang gue simpan selama ini akan terbongkar semua. Dan itu sangatlah tidak gue inginkan. 

***

"Mommy...." sapa gue kecil, mom sedang membaca majala fashion yang baru dibelinya.

"Ya, ada apa baby?"

"Gwen mau bicara serius, majalahnya cancel dulu ya mom," pintaku, namun hati gue berdegup sangat kencang.

Ini bukanlah serangan. Melainkan ketakutan, rasanya akan berbicara kepada mom seperti akan turun ke jurang tanpa dasar. Menakutkan

"Baiklah, bicara saja."

"Jangan terkejut ya ma..., se-sebenenya.Gwen itu...."

Kring... kring... kring...

Ponsel mom berdering, nemecahkan suasana. Sungguh menyebalkan, berbagai umpatan kecil ku lontarkan dalam hati.

"Sebentar ya Gwen, dari temen yang ke sini kemarin," gue hanya mengangguk. Lelah juga kalau diginiin.

Tak beberapa lama mom mematikan ponselnya, hati kembali maraton.

"Lanjutin Gwen,"

"Gajadi deh mom, perut Gwen mules tiba-tiba. Nanti aja deh,"  gue beranjak dari sofa menuju kamar. Sepertinya mental belum cukup.

Lagi-lagi merenung, terasa hidup ini sudah tidak berarti untukku, sudah tak ada impian lagi. Cukup lelah menghadapi semua ini.

---

Hai... aku publish hari selasa wkwk.... Kalo aku publish kelamaan juga gaenak heheh... Ini udah lama, gak jelas, pendek pula.

Ada kabar baik untuk kalian, aku dan beberapa penulis wattpad lain akan mem publis cerita karya kami. Jadi seperti kumpulan cerita. Akan dipublish di akun ku ini juga :) tunggu dan baca karya-karya kami :)

Setelah baca vote dan comment kalian aku tunggu :)

Selasa, 9 Juni (00:02)

Khafidtazshafanz

Beautiful LieWhere stories live. Discover now