Epilog

3.5K 161 14
                                    

Arro POV

Gue ikhlas untuk semuanya. Mungkin ini jalannya. Ini rencana terbaik Tuhan, dan gue gak bisa nolak.

Disinilah gue, tempat yang begitu sepi. Sebuah rumah, persinggahan terakhir tiap insan.

Hati gue masih sakit, belum rela untuk melepaskan. Kalian salah! Gue juga salah! Gwen gak akan kembali lagi. Dia kembali ke Maha Pencipta. Gue... berusaha untuk rela. Ini sudah rencana-Nya.

"Gwen, makasih ya...." Tatapan gue nanar, berusaha untuk tegar.

"Maaf ya buat semuanya, baik-baik di sana. Makasih banget, lo terbaik! Gue... pasrah."

Hanya hembusan angin yang menjawab, dan daun yang bergoyang seakan menyetujui jawabannya. Bersama angin bersemilir.

"Gue pulang ya, lo baik-baik. Gue pasti baik kok." Kaki melangkah meninggalkan pemakaman.

Dugaan kami salah, yang kami kira tubuh Gwen dapat menerima jantung baru ternyata tidak. Beberapa jam setelah Gwen sadar, tubuhnya kembali kejang sampai tak dapat diselamatkan.

***

Bunyi dering telfon membuyarkan lamunan gue.

"Ya, halo? Ada apa Om?"

"Kesini sekarang deh Af, ada yang mau Om tunjukin."

"Oh... iya Om, sekarang Afkar berangkat," ujar gue. Dengan segera gue menuju rumah Gwen. Daddy Gwen meminta gue ke sana.

***

"Ada apa ya Om?" gue bingung, Om mau kasih tunjuk apa sama gue.

"Ada pernik dari Gwen," Gue terdiam. "Sini, ikut Om," katanya. Sambil menuju lantai dua dan memasuki kamar Gwen.

"Sebelum Gwen meninggal, dia pesen sama Om buat ngajak kamu ke kamarnya suatu hari." Lelaki itu terdiam, "Dan Om pikir sekarang waktu yang cukup tepat. Yaudah Om tinggal." Gue hanya mengangguk kaku.

Kaki gue melangkah menuju meja belajarnya. Di sana sebuah laptop berwarna silver terpampang, sepertinya belum dimatikan. Gue memutuskan untuk duduk di kursi meja belajar dan tangan menekan salah satu tombol.

Di sana, terdapat Gwen terbaring lemah.
"Hai Kak, apa kabar?" Nadanya ceria walaupun mukanya menyedihkan. Badannya kurus.

"Aku baik, kakak gimana? Sebelumnya makasih ya buat semuanya. Maaf untuk segalanya. Aku tau aku pergi. Aku egois, ngebuat kamu terlibat di sini. Aku egois membiarkan diriku masuk dalam hidupmu. Aku tau aku jahat." Rekaman itu berhenti sebentar, terlihat dia menghela napas.

Gue di sini merasakan kembali sesakdi dada. Sungguh ini lebih sakit dari apapun. Disaat orang yang kita cintaharus pergi dan kita harus merelakannya.

"Maaf banget kak, aku minta maaf." Suaranya terdiam sebentar, "Eh kak, makasih ya. Maaf gak bisa lama-lama. Aku pergi. Sehat selalu."

Kemudian menampakkan Gwen yang sedang nyengir. Cengiran itu... . Kemudian layar kembali hitam. Rekaman telah selesai.

Gue gak kuat menahan sesak ini, gue nangis. Gue cengeng. Sedih saat dia hilang. Kehilangan. Saat semuanya seperti yang lo harapkan dan dengan sekejap semuanya bertolak belakang. Itu... sungguh bikin lo kalut.

Hanya satu lagi yang gue minta, semoga Gwen tenang di sana. Semoga.

---

Yeayyyy... kebut nih. Jujur endingnya diluar perkiraan.
Makasih buat kalian yang udah vote, komen, dan baca cerita ini. Kalian keren semuanya! Makasih banget buat kalian.
Love ya!

Rabu, 14 Oktober 2015 (00:02)
Khafidtazshafa

Beautiful LieWhere stories live. Discover now