Chapter 17: Operasi

2.1K 103 0
                                    

Gwen Syareefa Putri POV

Rileks, hal yang terpenting bagi gue untuk hari ini walaupun sejujurnya gue gak bisa. Jantung gue berdetak begitu cepat, cemas akan segalanya. Mom dan Dad yang sedari tadi duduk dengan senyuman, namun gue tahu itu bukan siratan kebahagian, namun cemas. Hayyan sedari tadi menggenggam tangan gue, seakan-akan memberikan semangat buat gue.

"Lo pasti bisa! Harus!" Ucap Hayyan kemudian. Gue hanya tersenyum dan mengangguk.

Ketukan pintu terdengar, menampakkan seorang laki-laki mengenakan kaos abu-abu dengan lengan yang digulung sampai siku. Kemudian bersalaman dengan Mom dan Dad, siapa lagi jika bukan Arro.

"Gak sekolah kak?" Tanya gue yang heran melihatnya tiba-tiba datang.

"Gak Sye, pingin nungguin kamu. Udah ijin kok."

"Ada ulangan gak kak?"

"Enggak, tenang aja."

Lagi-lagi ketukan pintu terdengar, membuat semua yang berada di dalam ruangan menoleh ke arah pintu. Nampak beberapa dokter dengan empat perawat.

"Bisa di mulai sekarang?" Tanya salah satu dokter ke Mom, dan sebagai jawaban hanya anggukan yang diberikan.

Bunyi roda kasur pasien terdengar jelas, membuat gue memejamkan mata sejenak. Mom, Dad, Hayyan, dan Arro mengikuti arah kasur yang di dorong oleh beberapa perawat, tentunya menuju ruang operasi.

"Semangat ya Syeefa, harus berhasil. Semua kendali ada di kamu." Ucap mama sambil mengecup pipi dan kening, cukup lama.

"Harus semangat, selamat berjuang Syeefa, Dad sama semuanya doain kamu dan nungguin kamu." Kali ini Dad, kemudian mengecup dahi. Dan nemeluk gue yang sekarang terbaring.

"Adek gue, semangat ya! Janji deh setelah lo sehat gue ajak ke tempat yang wow lagi. Udah gue siapin nih, cepet sembuh ya lo! Kita di sini dukung lo semua." Ucap hayyan sambil menyatukan hidung kami, kemudian mengecup dahi gue penuh kasih sayang.

Terakhir Arro, mebisikkan sesuatu, "Princess, semangat ya! Aku nunggu kamu di sini, harus bisa! Semangat, pasti bisa! Aku punya kejutan loh, bakal aku tunjukin setelah kamu siuman dari operasi."

"Makasih, aku usahain kak." Kemudian dia mengecup pelan keningku, membuatku terpejam menyimpan kehangatan ini selamanya.

Gue melambaikan tangan kecil ke mereka, dan mereka juga membalas lambaian tangan gue. Membuat gue tersenyum kecil, sedikit membuat kegelisahan hilang walaupun sebenarnya tetap ada.

---

Pendek ya :D, (sok) sibuk sekali saya, ini aja ngetik cepat kilat, makasih yang masih tetep baca. Malah gj saya tahu itu. Love ya :)

Minggu, 30 Agustus 2015
Khafidtazshafanz

Beautiful LieWhere stories live. Discover now