Chapter 8: Sedih? Senang?

2.8K 157 15
                                    

Dum dum dum... lirik mulmed ada Arro, semoga suka. Maafkan segala typo, enjoy.

---

Al Ghazali Averros Izzuddin POV

Tabung kecil itu? Dengan butir-butir kecil? Obat? Sudah pastinya itu obat bodo! Apa tadi dia bilang? Obat maag? Itu tidak mungkin, tapi bisa saja maag kronis. Itu juga tidak mungkin! Apa dia sakit parah? Lah, itu baru masuk akal. Haduhh... kenapa gue malah mikirin Gwen, kenal aja enggak.

"Bro," panggil Kevin, deskmate tersetia gue.

"Hn...."

"Mikirin apaan? Ngelamun mulu! Ciee... mikirin cewek bro? Wah, lo normal juga ya. Secara ketos kita kan dinginnya nandingin kutub."

"Heh... ngelantur lo! Lah lo dari dulu juga gak ada gebetan," kata gue dengan menekan kan kata 'gak'.

"Tenang, gue udah dapet yang mau di gebet bro, tinggal lo doang yang belum dapet. Wek!"

"Banci ah, wak wek wak wek. Kek cewek. Perpus yuk" ajak gue langsung beranjak dari kursi.

"Pinjem buku? Apaan?"

"Gak, gue mau bolos. Kalau lo gak mau nemenin yaudah, gak masalah. Gue lagi suntuk"

"Gak ah, gue mau pelajaran aja. Bolos gausah ngajak. Ketos kok gak teladan, ckckck...." tapi gue langsung beranjak meninggalkan kelas, yang pilih gue juga siapa? Kan satu sekolah tahu kalau gue bad boy.

Di perpustakaan, mau ngapain ya gue? Baca buku? Males banget, tidur? Itu ide bagus, tapi gue gak ngantuk. Dan gue putusin untuk duduk-duduk saja di kursi. Pintu perpustakaan tergeser, menandakan ada seseorang yang memasukinya. Reflek, gue menoleh ke sumber suara. Dan menampakkan seorang gadis, Gwen.

"Gwen," sapaku tapi dia hanya menoleh kemudian tidak menghampiri meja yang ku tempati.

"Kok susah sih" Rintihnya kecil.

"Mau ambil apa?" Lagi-lagi dia menghindar, kenapa sih nih anak? "Lo kenapa sih? Apa salah gue?"

"Banyak!" Katanya judes sambil menuju kursi terdekat. Bel masuk sepuluh menit lagi.

"Gwen," dia tak mengindahkan, melirik saja tidak. "Gwen,"

"Apa sih kak Arro! Pagi-pagi bikin sebel deh!"

"Obat apa sih tadi?"

"Tau ah! Apa pedulinya sih?"

"Gue peduli, karena lo..."

"Apa?"

"Gak jadi, yaudah lo buruan aja ke kelas. Gue mau bolos" 

"Gue juga bolos" sontak saja gue kaget. Ini anak cewek bisa kayak gini?

"Loh kok bolos?"

"Lah kakak sendiri? Kepo amat sih jadi orang"

"Jangan judes napa jadi orang. Cantik lo ilang tau"

"Hih gak ngaca deh bang," kemudian hening tanpa ada yang bersuara. Iya gue emang cuek bebek sama orang. Tapi Gwen? Banyak pertanyaan yang ingin gue lontarkan, tapi gue masih nunggu saat yang tepat. Apa dia?

"Gwen,"

"Hn...."

"Entar malam bisa gak? Gue mau ajak lo sebentar"

"Gue ada janji" katanya enteng sambil membolak-balik lembar kertas novel yang sedang dibaca oleh nya.

"Sama?"

"Secret admirer gue"

"Lo tau dia?" Tapi Gwen hanya mengangguk dan tetap membaca novel nya. "Yaudah kalau gitu, lain hari aja" kata gue sambil melenggang pergi.

Beautiful LieWhere stories live. Discover now