Twenty three || I don't have boyfriend.

115 15 31
                                    

Siapa yang nunggu cerita ini? 😭😭

Ya ampun kangen! Kangen banget!
Kalian apa kabar?? Udah lama aku ga pulang kesini, RL sibuk banget haduh wkwkwk 😭🙏

Okay,, gapapa.
Selamat membaca semua, selamat malam semua nya💜🤟

Anyway, aku ganti cover loh..🥀

***

Musim semi akhirnya selesai, daun maple kini sudah tak lagi berguguran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Musim semi akhirnya selesai, daun maple kini sudah tak lagi berguguran. Butiran salju sudah turun untuk menggantikan peran nya guna menutupi hampir seluruh permukaan Ibu Kota Seoul.

Memasuki musim dingin, itu artinya sebentar lagi hari lahir diri nya tiba. Yang berdekatan dengan hari lahir seseorang nya.

Seseorang yang tak lain adalah gadis nya sendiri, yang kini masih terlelap pulas di atas bangsal rumah sakit. Kekasih hati nya itu, setelah tiga bulan berlalu nyatanya masih belum mau membuka mata indah nya sejak kecelakaan malam itu.

Padahal setahu nya, operasi sang kekasih sudah berhasil di lakukan pihak rumah sakit, dan tidak ada kegagalan sama sekali, tapi memang.. mungkin gadisnya lah yang masih enggan untuk sekedar kembali membuka mata.

"Seokjin?"

Lamunan Seokjin buyar sepenuh nya, pria berbahu lebar yang awal nya hanya menatap lurus ke arah sang gadis kini mengerjapkan mata nya beberapa kali, lalu menoleh ke arah pintu.

Seokjin memang sengaja hanya merenggangkan pintu ruangan itu, dia terlalu malas untuk bolak balik membuka nya jika sewaktu waktu ada yang datang menjenguk Ara.

Dan ternyata yang masuk adalah calon Ayah mertua nya sendiri. Tuan Park. Ayah nya Ara.

"Nak?" Pria paruh baya itu mencoba memanggil sekali lagi pada Seokjin yang sudah ia anggap sebagai anak nya sendiri.

Seokjin akhirnya tersenyum sekilas, dia mengangguk, "Aku di sini, Ayah".

Pria paruh baya yang masih awet muda itu langsung bernafas lega, tapi setelah nya dia menatap iba pada Seokjin, di lihatnya calon menantu nya itu dalam keadaan yang tidak bisa di katakan baik. Kantung mata yang menghitam, tubuh yang semakin kurus, penampilan yang agak berantakan tapi masih tampan, dan juga kedua pipi nya yang bertambah tirus.

Seokjin selalu terjaga setiap malam untuk menemani Ara. Dia tidak mau terlewat barang sedetik pun demi gadis nya.

"Kapan Ayah datang? Kenapa tidak memberi tahu ku?" tanya Seokjin, dia berdiri untuk membantu Tuan Park menata barang bawaan nya di atas meja.

Tuan Park terkekeh, "Tidak apa, aku juga tahu kau di sini menjaga Ara, lagipula.. Aku kesini bukan untuk sekedar menjenguk kalian, aku di sini karena ada urusan dengan tender ku di perusahaan terkenal.. Yang seharusnya di hadiri oleh Ara"

My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang