Thirty-nine || This love.

113 12 2
                                    

Terhitung sudah tiga hari sejak Yoongi menjadikan Ara kekasih nya, dan sejak hari itu keadaan begitu banyak yang terjadi. Yoongi menjadi lebih cerewet, perhatian dan sedikit tidak bisa diam di banding biasanya. Tapi sayang malah member Bangtan yang justru menjadi sangat dingin dengan nya. Suasana dorm jadi lebih sunyi padahal semua member ada di rumah setiap malam. Yoongi tidak mengetahui apa yang salah, dia ingin bertanya tapi semua orang terkesan menjauhi nya. Ada apa?

Apa Yoongi baru saja melakukan kesalahan? Seingat nya ia sudah berbuat baik pada mereka semua. Entahlah.

Malam ini pun begitu, semua ruangan terlihat lebih bersih dari biasanya, semua lampu menyala dengan begitu terang, meja makan kosong, bantal dan kursi sofa tidak berhambur. Ini aneh. Tumben. Yoongi pikir ia akan melihat keributan lagi malam ini, bahkan ia jadi rindu bermain dengan ketiga maknae nya.

Yoongi melirik ke lantai dua, di mana kamar para member hyungline berada, tapi sepertinya sama saja, tidak ada tanda tanda kehidupan di sana. Semua orang sedang beristirahat di kamar mereka masing-masing, mungkin Yoongi juga harus beristirahat dikamar nya, ia lumayan lelah hari ini, tapi lelah itu sedikit berkurang karena ia menghabiskan waktu dengan Ara, kekasih nya.

Ketika pria itu meletakkan semua barang nya kembali ke dalam kamar, Yoongi tiba tiba haus dan berniat ingin menyeduh kopi yang memang tersedia di kulkas mereka dengan es batu. Membayangkan nya saja membuat Yoongi lega.

Saat tangan tangan nya dengan lihai memasukkan es batu dalam gelas, Seokjin tiba tiba saja turun dari lantai dua. Dengan tergesa dan pergi begitu saja meninggalkan Yoongi yang baru ingin melontarkan sapaan pada sang kakak. Yoongi baru ingat, ia menghabiskan waktu bersama diri nya sendiri dan Ara hari ini, sementara member lain di ruang dance untuk bermain basket.

Apa mereka marah karena Yoongi tidak bergabung?

Pria berkulit pucat itu hanya mengangkat bahu nya, ia tidak peduli. Sekarang ia akan melanjutkan pekerjaan nya kembali, menuliskan sesuatu yang membuat nya bahagia hari ini agar bisa abadi di karya itu.

**

"Akhirnya kau sampai juga" gadis dengan oversized knit cardigan berwarna hitam itu membalikkan badan nya saat ia tahu seseorang yang ia tunggu sejak tadi akhirnya datang.

Seokjin berdiri mematung di antara pepohonan kelapa dan semak semak itu, pikiran nya porak poranda lagi ketika ingatan saat ia dan member menyiapkan tempat itu sebagai tempat spesial untuk Seokjin melamar Ara.

Walau tertutupi topi dan poni yang panjang, gadis yang berdiri tak jauh dari Seokjin itu tahu jika pria ini pasti banyak menangis hingga membuat kedua matanya membengkak dan memerah. Bahkan jika tanpa make up, maka wajah Ara juga akan terlihat tak jauh beda dari Seokjin.

"Kim" Ara memanggil Seokjin dengan nama yang tak pernah ia ucap sebelum nya, "Kau tidak ingin mendekat?" tanya Ara lagi, mati matian ia menahan tangis saat Seokjin melangkahkan kaki ke arah nya.

"Ku pikir kau tidak akan datang" ucap Seokjin setelah ia akhirnya berdiri di depan gadis yang lebih pendek dari nya itu.

Ara tersenyum tapi matanya basah, "Tentu aku akan datang, tapi aku terlambat" sedih nya dan setelah nya gadis itu tertunduk, ia menangis.

Seokjin hanya diam tanpa reaksi, ia ingin memeluk gadis itu seperti biasa ketika Ara menangis karena suasana hati nya yang buruk. Tapi ia tidak bisa. Ada sesuatu yang menahan nya melakukan itu.

"Aku ingin kita bertemu di sini, karena aku ingin memberi mu ini" suara Seokjin begitu pelan, ia mengeluarkan sebuah kotak kecil beludru di pasukan dengan warna pink muda yang begitu cantik. Ara melihat itu.

My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang