Thirty five || teror

98 14 0
                                    

Ketika akhirnya seluruh tugas kedua nya di gedung agensi selesai dengan baik, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali ke hotel tempat mereka bermalam dua hari lalu. Semua barang masih tertinggal di sana, dan mereka memang belum berniat angkat kaki dari hotel mewah itu.

Seokjin memejamkan matanya sejenak kala menikmati aroma vanila late yang menyeruak di penciuman nya saat ia dan Ara memasuki sebuah cafe yang sudah ia pesan sejak pagi. Kedua nya memesan tempat privat di lantai dua, di mana tempat itu hanya bisa di tempati oleh orang orang tertentu seperti kalangan pejabat, dan public figure.

"Chagi? Kau tidur?" Tanya Ara sambil berbisik, ia membuka buku menu dan mulai mencari sesuatu untuk bisa mengganjal perut sampai malam nanti.

Seokjin kembali membuka matanya ketika ia di panggil dengan lembut seperti itu oleh sang kekasih, "Tidak, sayang. Aku hanya menikmati aroma vanila di cafe ini" jawab nya sambil tersenyum.

Seokjin mengedarkan pandangannya dan memanggil barista, ia memesan beberapa cemilan juga minuman. Begitu juga dengan Ara, bahkan pesanan mereka hampir sama.

"Kenapa?"

Ara menghela nafas nya, dari raut wajah nya ia terlihat khawatir tapi ia juga berusaha menyembunyikan itu. Kebetulan Seokjin adalah seseorang dengan kepribadian introvert yang bisa dengan mudah membaca karakter pribadi seseorang juga gerak gerik nya.

"Aku menemukan ini di dekat ranjang tidur kita semalam" ucap gadis itu sambil mengeluarkan sesuatu berukuran kecil yang sudah hancur di dalam sebuah plastik. Tentu saja hancur karena Ara lah yang sudah menghancur nya.

Seokjin mengambil plastik itu dan melihat nya, raut wajah nya berubah ketika ia tahu itu berasal dari barang apa. "Ini kamera cctv, kapan kau menemukan nya, Ra?" tanya Seokjin panik.

"Dua hari lalu saat kau pergi ke agensi lebih dulu, aku masih di dalam kamar untuk bersih bersih dan merapikan barang barang kita, tapi saat merapikan selimut aku menemukan itu di sandaran tempat tidur nya" jelas Ara dengan raut wajah takut, "Apa menjadi idol semenakutkan ini? Seseorang pasti sedang memantau kegiatan harian ku" lanjut nya bergidik ngeri.

Seokjin yang mendengar itu langsung merasa kasihan dan sangat ingin melindungi gadis nya, ia bisa merasakan bagaimana menjadi seorang yang di pantau melalui cctv atau lebih tepat nya teror seperti ini. Ia juga mengalami hal yang sama beberapa kali, dulu. Tapi Seokjin tidak pernah menjadi sasaran utama, melainkan ketiga adik tersayang nya, member maknae line. Beruntung Seokjin selalu berhasil menjaga ketiga nya dengan baik.

Kali ini ia tidak ingin Ara trauma dengan teror tidak jelas seperti ini. Kemungkinan ini hanya sasaeng atau orang iseng saja.

"Tidak, sayang. Jangan khawatir, tidak akan terjadi apa apa selama ada aku. Percayalah, kita cari tahu semua ini sama sama. Aku punya orang yang bisa menyelidiki nya, tenang ya?" Ucap Seokjin penuh keyakinan sambil menggenggam tangan gadis nya.

Mau tak mau Ara pun membalas genggaman itu dengan tak kalah erat karena ia sedang ketakutan sekarang.

"Apa sebaiknya kau jangan tinggal sendiri saja mulai sekarang? Aku akan membawa mu ke mansion pribadi keluarga Kim, dimana di sana keamanan nya sangat terkendali" tawar Seokjin.

Ara menggeleng cepat, ini terlalu berlebihan menurut nya.

"Aku tidak apa apa, aku bisa kembali ke apartemen ku saja"

"Tidak, sayang. Aku tidak mau terjadi apa apa dengan mu. Mau ya tinggal di mansion ku?" Bujuk Seokjin dengan lembut.

"Apa tidak apa apa?"

"Tentu, Ibu dan Ayah ku pasti akan senang saat tahu anak bungsu mereka membawa gadis manis ke rumah nya"

Ingin tahu perasaan Ara sekarang? Ia terbang begitu tinggi melayang di angkasa! Terlebih lagi love language Ara adalah words of affirmation.

My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang