Twenty nine || i want to tell u something

132 18 28
                                    

"Boleh aku memeluk mu?"

Singkat, dan jelas sekali permintaan Seokjin, tapi rasanya lidah ku sangat kelu hanya untuk mengatakan "Iya" pada nya, padahal baru beberapa menit yang lalu aku bilang di dalam hati, jika aku merindukan nya.

Pada akhirnya aku menjawab Seokjin dengan anggukan kepala, wah.. Isi hati, isi kepala dan pikiran ku kenapa tidak sesuai? Mendadak speechless dengan diri sendiri.

*Grep.

Pelukan itu pun terjadi, kedua tangan nya yang besar dan dingin itu akhirnya kembali mendekap ku, dan rasanya masih sama seperti pertama kali dia memelukku erat, hangat.

Aku membalas pelukan nya, dengan kaku dan canggung. Dan bodoh nya aku malah meneteskan air mata sekarang, tolong! Mata ku mendadak berair!

Yoongi tidak melihat ini karena dia baru saja izin ke WC, dan mungkin Yoongi tidak mengenali Seokjin sekarang.

Setelah nya, ia pun melepaskan pelukan nya dengan ku, lalu tersenyum kecil. "Kau harus makan yang banyak, tubuh mu tambah kurus kau tau" ucap nya sambil menatap tepat pada manik mata ku, seolah sedang menyelami nya.

Aku balas tatap mata indah itu, mata nya yang jernih, meneduhkan dan tajam ketika menatap siapa saja. Aku tidak mau munafik kali ini, aku benar benar merindukan Seokjin, segala hal tentang nya.. Tapi aku sangat sadar bahwa keadaan sekarang sudah beda dari dulu, aku sudah punya Yoongi, dan Seokjin mungkin sudah punya seseorang yang ia sayang.

Aku tersenyum mendengar nasihat nya, dia selalu memperhatikan hal kecil tentang ku, dan itu adalah ciri khas Seokjin, "Aku baru saja keluar dari rumah sakit, jadi baru bisa merasakan makanan enak mulai hari ini, tenang saja. Berat badan ku akan kembali secepat mungkin!" seru ku lalu tertawa pelan.

Seokjin juga ikut tertawa, "Malam ini sibuk?" dia bertanya tiba tiba, dan aku melihat list kegiatan ku di ponsel, ini saran dari Yoongi, dia bilang aku harus membuat jadwal kegiatan ku agar aku tidak melupakan apapun. Padahal ingatan ku sudah benar benar pulih dan hanya aku serta dokter pribadi ku saja yang tahu hal ini, Ayah, Yoongi dan yang lain tidak tahu, mereka tahu nya terapi ku gagal.

Tersentak dari lamunan, aku menatap Seokjin lalu menggeleng sambil tersenyum manis, "Aku luang, kebetulan Yoongi akan menjemput keluarga besar nya yang ada di Daegu bersama supir pribadi Ayah nya, pekerjaan ku di agensi juga sudah selesai sejak malam kemarin" jawab ku.

Seokjin masih fokus, menatap ku lalu tertawa pelan, dia menepuk puncak kepala ku beberapa kali, "Okay.. Aku jemput jam.. tujuh malam? Kita makan malam bersama di restoran hyung ku" ajak nya. Dan lagi lagi aku menjawab nya dengan anggukan kepala.

Seokjin melirik arloji mewah yang melingkar di tangan kanan nya, lalu melirik belanjaan yang ia bawa di tas belanja, "Ah aku harus pulang sekarang, tak apa? Kita bertemu lagi nanti malam"

Aku sempat melihat apa yang Seokjin beli, dia membeli sepasang cincin dengan desain yang sangat cantik dan indah, mungkin untuk pasangan hidup nya yang baru, haha. "Oh.. Okay, sampai ketemu nanti malam ya! Hati hati di jalan!" ucap ku sambil menepuk lengan nya, kebiasaan ku sejak dulu yang sangat sulit ku hilangkan.

Ku lihat Seokjin terdiam, lalu dia menurunkan tangan ku secara perlahan. Rasanya ... menyesakkan.

"Maaf" ucap ku pelan.

Seokjin mengangguk lalu berbalik memunggungi ku menuju pintu keluar.

Tuhan.. bisa kah aku sekali saja bersama dia lagi..?

"Ara! Aku mencari mu, kau sedang apa di sini?" Sapa seseorang dari arah belakang, suaranya familiar. Saat aku menoleh ternyata benar saja, dia adalah Yoongi. Datang membawa sebuah tas belanja, entah apa isi nya, aku tidak tahu apa yang ia beli.

My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang