Twenty four || you fail to forget him

107 16 16
                                    

Seoul, Korea selatan.

Setelah berminggu minggu menghabiskan waktu di dalam kamar, akhirnya aku bebas juga. Aroma pepohonan dan juga daun daun kering yang berjatuhan menyatu dengan harum nya kue pancake yang ku santap sekarang.

Rasanya sudah lama sekali aku tidak sebebas ini, pengobatan ku bersama dokter benar benar membuat ku hampir lupa dengan apa pekerjaan ku sekarang. Semua terjadi begitu saja.

Kalau di pikir pikir, sepertinya aku mulai kembali mengingat tentang apa yang terjadi di beberapa waktu ke belakang, hanya saja aku tak begitu yakin, masih sepenuh nya ragu.

"Kau mau kemana setelah ini?"

Pria pemilik senyum paling manis menurut ku barusan bertanya, aku meletakkan sendok dan garpu yang ku pegang, kemudian berpikir. Ngomong ngomong aku rindu dengan studio ku.

"Aku jadi ingin pergi ke studio ku, Joon. Mau mengantar ku?"

Ku lihat dia mengangguk sambil tersenyum dengan manis, "Tapi.. naik sepeda, tak apa?"

Aku tertawa melihat raut wajah nya yang seperti menunjukkan bahwa Namjoon sedang merasa bersalah sekarang, karena itu aku langsung menganggukkan kepala, "Tentu saja tidak apa apa, atau kalau aku terlalu berat, aku akan jalan kaki dan kau sendiri yang menaiki sepeda mu"

Namjoon langsung tersedak, "Eh jangan! Ah, atau seseorang bisa memarahi ku karena membiarkan mu jalan kaki, kau juga tidak berat, Noona!"

Aku mengernyitkan dahi, akhir akhir ini, tiap aku pergi bersama Namjoon atau siapa saja dari salah satu member Bangtan, secara tidak sengaja mereka sering mengatakan kata "seseorang" pada ku, dan hal itu selalu membuat ku penasaran. Seseorang... siapa?

"Aih, kau ini. Ya sudah, ayo kita pergi sekarang"

***

Setelah ia rasa keadaan perlahan mulai kembali seperti semula, akhirnya diri nya benar benar berhasil untuk membujuk kembali sang kakak agar tinggal bersama nya lagi.

Ya, mungkin Jungkook berhasil membawa Seokjin kembali ke dorm mereka, tapi tidak dengan raga dan jiwa Seokjin yang entah tertinggal di mana, Jungkook tidak tahu.

"Hyung kau mau makan?"

Lama dia menunggu jawaban sang kakak, Jungkook hampir saja menyerah. Dan pada akhirnya hanya gelengan kepala yang ia dapatkan. Seokjin masih belum mau makan.

Kecuali ia benar benar lapar seperti malam itu.

"Hyung kau harus makan, kau harus semangat hidup! Jin hyung oh Jin hyung, badan dan pipi mu sudah sangat kurus tau! Kau mau sekurus apa lagi?!"

Jika pada keadaan normal mungkin Seokjin lah yang akan memarahi nya jika ia tidak mau makan, namun sekarang terbalik, dan Jungkook melakukan ini demi kesehatan sang kakak.

Seokjin hanya menatap lurus ke manik mata favorit nya itu, lalu menarik selimut dan memilih untuk kembali tidur. Mengabaikan Jungkook yang mendatangi nya ke kamar sambil membawa nampan berisi makanan yang ia buat bersama Jimin.

Walau rasanya tidak seenak buatan Seokjin atau Yoongi, tapi setidak nya ia berhasil membuat dan tidak berakhir mengacaukan dapur seperti yang biasa Namjoon dan Taehyung lakukan.

"Baiklah, aku akan bawa kembali makanan ini ke meja makan. Kalau ada apa apa panggil aku ya, hyung"

Jungkook pun meninggalkan Seokjin sendiri di dalam kamar nya, dan membawa makanan yang ia buat tadi kembali ke meja makan. Bungsu nya Bangtan itu menghela nafas.

Comeback mereka semakin dekat, tarian yang akan di perlihatkan juga rasanya semakin sulit daripada tarian sebelum nya, itu artinya mereka harus lebih banyak berlatih dari sekarang.

Yoongi memang tidak jadi kembali ke Daegu tapi kakak tertua kedua Bangtan itu lebih memilih menghabiskan hari nya di dalam studio tanpa keluar dari sana sama sekali.

Jungkook hampir mengamuk jika dia tidak ingat pesan dari sosok Ayah nya Ara waktu itu. Tidak munafik, tapi Jungkook sangat benci keadaan seperti ini, sungguh.

Ia kehilangan waktu bermain nya bersama Seokjin. Jungkook juga hampir tidak punya waktu untuk bercerita dengan Namjoon, Yoongi dan Hoseok. Anak itu juga kehilangan teman bermain nya yakni Jimin dan Taehyung yang juga sudah masing masing setiap melakukan aktivitas.

ceklek!

Baru saja Jungkook menidurkan kepalanya di atas meja makan, suara pintu depan yang di buka membuat nya nau mau tak mau terbangun lagi untuk melihat siapa yang datang.

Dan begitu ia lihat siapa yang datang, Jungkook langsung heboh sendiri. "ARA NOONA! NAMJOON HYUNG! YOONGI HYUNG! YA AMPUN KALIAN DATANG?!".

*Jungkook POV*

Ku lihat Ara noona langsung tertawa kecil, dia bergerak menuju meja makan, meletakkan berbagai makan siang yang biasa ia beli untuk kita bertujuh dan kemudian memeluk ku. Aku tidak terbiasa dengan pelukan, tapi selalu berusaha untuk membalas nya agar Ara noona tak mengira aku tidak menyukai nya.

Saat Ara noona selesai memeluk ku, dia menepuk nepuk puncak kepala ku, lalu meninggalkan ku sendiri di dapur, untuk berjalan mendekat pada Yoongi hyung.


Mereka terlihat sangat dekat, bahkan Ara noona benar benar sangat manja jika bersama Yoongi hyung. Oh Tuhan, aku tidak mau mengelak, tapi mereka terlihat cocok.

Apalagi saat tertawa bersama seperti itu.

"Jungkook!" sapa seseorang, ketika aku menoleh ternyata itu Namjoon hyung, dia memberi ku sebotol susu pisang.

Aku menerima itu dengan mata berbinar, "Khamsahamnida, hyung. Oh, ya.. Hyung dari mana? Sampai bisa bertemu mereka berdua?" tanya ku, sambil menarik kursi untuk duduk karena sedang minum tidak boleh berdiri.

"Sebenarnya aku dari pagi bersama Ara noona, tapi kalau Yoongi hyung, bukan aku yang bertemu dengan nya, tapi Ara noona yang menemukan Yoongi hyung saat kita pergi ke agensi. Ara noona bilang ia rindu studio nya"

Aku mengangguk angguk, "Tapi kenapa mereka terlihat sangat dekat, hyung?" tanya ku lagi.

Ku lihat Namjoon hyung mengangkat bahu nya dan masuk ke kamar nya, lagi lagi semua orang meninggalkan ku sendiri di sini.

Saat mata ku tak sengaja melirik ke lantai dua, aku tak sengaja bersitatap dengan Jin hyung yang rupanya sedang menatap ku, tapi hanya sebentar karena Jin hyung kembali menatap ke Ara noona dan Yoongi hyung di ruang depan.

Aku menghela nafas, merasa kasihan dengan Jin hyung, ingin menolong tapi mau di tolong bagaimana?

"You fail to forget him, hyung" gumam ku sambil kembali melirik ke Jin hyung yang masih bersembunyi dari atas untuk menatap Ara noona yang sedang bersama Yoongi hyung di ruangan keluarga.

Sepertinya kedua nya sedang menonton tv bersama.

Semoga saja Jin hyung benar benar bisa lupa dengan Ara, ataupun kalau dia tidak bisa, setidak nya ia hanya terbiasa tanpa Ara noona, seperti dulu.

Saat mereka belum saling mengenal.

*****

Jangan lupa vote.
Aku ganti cover wattpad loh hihi.

To be continued.




My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang