Chapter 1

44.6K 2.4K 319
                                    


---

"Tidak, aku tidak ingin dijodohkan dengannya, Ma.. Ia brengsek!" maki Jaemin kepada Jeno, pria yang ingin dijodohkan dengan dirinya.

"Jaemin!" Bentak Winwin, ibu dari Jaemin.

"Tae, aku sungguh minta maaf atas perlakuan anak ku.." lirih Winwin menatap sahabatnya, Taeyong.

"It's okay, Win.." Taeyong tersenyum lirih. Ia terpaksa menerima fakta jika sifat suaminya itu menurun ke anak-anaknya.

"Tunggu akibatnya, Darl," batin Jeno yang menatap Jaemin sambil menyeringai.

"Jaemin benar, Mae. Aku juga tidak ingin dijodohkan dengan Mark.. Ia sama seperti adiknya!" sahut Haechan yang sedaritadi diam saja akhirnya angkat bicara.

Anak dari pasangan Johnny Seo & Ten Seo itu memaki Mark Jung, Anak pertama dari pasangan Jaehyun Jung & Taeyong Jung.

"Haechan Seo! I never taught you to swear at people, Especially if he is your future husband!" Ten menatap anak bungsunya itu dengan tatapan tajam.

"Ugh! Intinya, aku tidak menerima perhodohan ini. Lebih baik kita pergi." Haechan menarik tangan Jaemin.

Jaemin yang satu pendapat dengan Haechan pun membiarkan dirinya ditarik oleh Haechan. Mereka berdua itu pun pergi dari kediaman Jung.

"Huh.. Kurasa, kita-" ucapan Taeyong terpotong oleh suaminya.

"Tidak bisa, Sayang. Kita sudah membuat janji dari waktu yang lama," ucap Jaehyun.

"Jaehyun benar, Tae." Johnny menyetujui ucapan Jaehyun, begitu juga dengan Yuta yang hanya mengangguk.

"Tak apa Mark, Jen.. kalian bisa memakai cara kalian sendiri, terserah ingin secara halus atau kasar," Yuta pun membuka suara.









Ini berarti..

Mereka semua mendukung permainan gila anaknya?










Semua orang yang berada di ruangan itupun mengangguk setuju, kecuali Mark, Jeno, dan Taeyong.

Mengapa Taeyong tidak mengangguk?
Karena ia masih tak tega untuk memaksa Haechan dan Jaemin menjadi pasangan hidup anak-anaknya. Tetapi, dirinya hanya bisa pasrah menerima semuanya.

"Permainan dimulai, Bunny/Bear."

.

.

.

Kini, Haechan dan Jaemin berada di trotoar jalan raya. Mereka berdua tidak tahu harus kabur kemana. Hanya berjalan dan berjalan tanpa adanya tujuan.

"Kita harus kemana sekarang?.." lirih Haechan yang sudah kehabisan akal, oh sungguh, ia lelah dengan hal ini.

"Huh.. Aku juga tidak tahu, tapi setidaknya, aku masih membawa uang saku sisa uang bulanan ku." Jaemin selalu menyisakan uang bulanannya dengan jumlah yang lumayan.

Ia menyimpannya di kartu yang selalu ia bawa kemana-mana untuk keperluan mendadak. Kartu itu tidak pernah Jaemin lupakan untuk di selipkan di saku celananya.

"Syukurlah.. tetapi, berapa nominal yang kau bawa? kita akan mencari tempat tinggal terlebih dahulu." Haechan kembali mengusulkan apa yang ada di pikirannya.

"Ehh.. Aku sudah mengumpulkan uang ini dari 8 bulan yang lalu, berarti.." Jaemin diam sejenak untuk berpikir.

Haechan hanya bisa menatapnya dengan harapan.

Obsession | BxB [Slow Revision]Where stories live. Discover now