Chapter 21

13.2K 951 90
                                    

Jakarta, Rumah sakit Indonesia Kasih
Pukul 12:45 malam

Kini, hanya tersisa sang ibu, Winwin yang menemani sang anak, Jaemin. Tidak lupa juga dengan bocah laki-laki itu. Winwin menyuruh Yuta untuk membawa anak-anak pulang ke rumah.

Winwin tertidur di kasur single yang disediakan khusus kelas VIP. Sedangkan Jeno, ia tidak bisa tidur. Ia terus melamun.

Jeno mengepalkan tangannya erat. Jeno merasakan emosi saat mengingat perlakuan Steven pada dirinya. Ditambah lagi kejadian dirumahnya. Ia tidak peduli dengan keadaan dirumahnya sekarang.

Jeno memutuskan untuk pergi keluar untuk mencari pelampiasannya. Tenang, ia tidak menghilangkan nyawa manusia, tetapi..











Hewan.












Karena bentuk badan Jeno yang tinggi dan besar layaknya orang dewasa, tidak ada yang mengira dirinya adalah anak laki-laki yang berusia 10 tahun.

Apalagi dia memakai masker dan kacamata pemberian dari Jaemin. Sekarang ia terlihat seperti wibu.

Saat Jeno berjalan, ia melihat seekor anak kucing sedang berjalan kearahnya sambil mengeong. Jeno tersenyum dibalik maskernya.

Jeno mengangkat anak kucing tersebut hanya dengan menggenggam lehernya. Sehingga anak kucing itu mengeong dengan keras. Tidak ada orang yang lewat karena Jeno berada di gang yang sepi dan gelap.

Dan anak kucing tersebut tidak sengaja mencakar tangan Jeno yang ada di lehernya hingga berdarah. Jeno meringis lalu menatap kucing tersebut dengan tatapan datar.

Jeno menjatuhkan anak kucing itu dengan keras. Lalu Jeno menginjak ekornya. Anak kucing itu mengeong kesakitan. Jeno tertawa senang di balik maskernya.

Jeno melepaskan injakan nya di ekor felis silvestris catus itu. Jeno menusuk mata anak kucing itu dengan pisau kecil yang berada di balik cincinnya.

Jeno memakai cincin yang jika ditekan, akan menampakkan pisau kecil. Sebenarnya cincin ini dibuat untuk melindungi diri dari kejahatan. Tetapi putra dari Jaehyun Jeong itu menyalah gunakan fungsinya.

Dan tentu saja anak kucing itu mengeong dengan keras.

"Pftt.. Kau mempunyai insting kapan kau akan berpindah alam, bukan? Lalu kau menghindar dari manusia, tetapi tidak dengan ku. Aku akan tetap menemukan mu, anak kucing yang malang. Insting mu benar, kau akan mati sekarang. Tenang, kau tidak akan masuk neraka maupun surga. Dan, Selamat datang di neraka ku." Ucap Jeno sembari terkekeh.

Jeno menarik keras kepala kucing tersebut dari tubuhnya. Seolah-olah ingin memisahkan kepalanya dari tubuhnya.

Lalu Jeno kembali menusuk telapak kaki anak kucing tersebut satu persatu. Jeno membuka paksa mulut anak kucing tersebut. Anak kucing itu tidak bisa memberontak karena Jeno menaruh batu besar di atas tubuh anak kucing itu.

Jeno menarik lidah tajam hewan tersebut. Jeno tidak kesakitan sama sekali saat menyentuhnya. Jeno menggunting lidah anak kucing itu hingga terbelah menjadi dua bagian.

Ia meminta gunting pada resepsionis rumah sakit.

Jeno yang belum puas pun mengangkat batu yang berada di atas tubuh anak kucing tersebut. Lalu ia menaruhnya kembali di kepala anak kucing itu.

Obsession | BxB [Slow Revision]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang